Bukan hal yang mustahil ekonomi Indonesia dapat mengalahkan China.
Sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Indonesia merupakan senjata yang ampuh dalam penerapan ekonomi hijau ke depan. Jika dimaksimalkan dengan baik, bukan hal yang mustahil ekonomi Indonesia dapat mengalahkan negara-negara raksasa Asia seperti China dan India.
Dewan Pertimbangan Presiden, Emil Salim mengungkapkan bahwa peningkatan nilai tambah dari sumber daya alam yang dimiliki tersebut, merupakan salah satu dari implementasi ekonomi hijau yang harus dikembangkan.
"China dan India tidak bisa menggalahkan natural resource kita, tetapi apa kekuatan dia, mereka memiliki SDM (sumber daya manusia). Kalau kita lawan dengan SDM juga, kita akan kalah. Makanya SDA yang kita miliki, harus dapat dimaksimalkan," ujarnya di Jakarta, Selasa 23 Oktober 2012.
Kunci dari keberhasilan tersebut, menurut Emil, ada pada pelaku usaha di Indonesia. Yaitu, bagaimana dapat menghasilkan nilai tambah dari kekayaan SDA tersebut. "Sehingga Indonesia dapat bersaing dengan pengusaha internasional," tambahnya.
Namun, dirinya mengingatkan, upaya tersebut harus dipadukan dengan pelestarian dan pengembangan budaya lokal yang ada. Dengan demikian, tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat tapi pemerataan kesejahteraan di seluruh pelosok negeri dapat terwujud.
Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan bahwa pihaknya berupaya mendukung perkembangan ekonomi hijau ke depan. Salah satunya, dengan memberikan insentif-insentif fiskal, baik kepada produk yang dihasilkan maupun pengusaha yang berinisiatif dalam pengembangannya.
Insentif-insentif tersebut, salah satunya dengan mengalokasikan anggaran dalam kementerian dan lembaga guna meningkatkan peran ekonomi hijau dalam pertumbuhan.
"Kita sudah mengarah ke green economy. Kita akan dukung terkait low cost green car. Kita mendukung untuk investasi biotermal juga, sehingga nanti ke depan lingkungan terjaga," ungkapnya.
Dukungan terhadap ekonomi hijau tersebut juga diimplementasikan dengan pembentukan direktorat baru di Kementerian Keuangan, yang secara khusus menangani masalah perubahan iklim yang memengaruhi perkembangan ekonomi hijau tersebut.
"Saya garis bawahi pro environment, jadi dari awal strategi Indonesia adalah pro growth, pro poor, pro job, dan pro environment. Nah, Menkeu menyikapi ini," tutur Agus.(eh)
© VIVA.co.id
Dewan Pertimbangan Presiden, Emil Salim mengungkapkan bahwa peningkatan nilai tambah dari sumber daya alam yang dimiliki tersebut, merupakan salah satu dari implementasi ekonomi hijau yang harus dikembangkan.
"China dan India tidak bisa menggalahkan natural resource kita, tetapi apa kekuatan dia, mereka memiliki SDM (sumber daya manusia). Kalau kita lawan dengan SDM juga, kita akan kalah. Makanya SDA yang kita miliki, harus dapat dimaksimalkan," ujarnya di Jakarta, Selasa 23 Oktober 2012.
Kunci dari keberhasilan tersebut, menurut Emil, ada pada pelaku usaha di Indonesia. Yaitu, bagaimana dapat menghasilkan nilai tambah dari kekayaan SDA tersebut. "Sehingga Indonesia dapat bersaing dengan pengusaha internasional," tambahnya.
Namun, dirinya mengingatkan, upaya tersebut harus dipadukan dengan pelestarian dan pengembangan budaya lokal yang ada. Dengan demikian, tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang meningkat tapi pemerataan kesejahteraan di seluruh pelosok negeri dapat terwujud.
Sementara itu, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan bahwa pihaknya berupaya mendukung perkembangan ekonomi hijau ke depan. Salah satunya, dengan memberikan insentif-insentif fiskal, baik kepada produk yang dihasilkan maupun pengusaha yang berinisiatif dalam pengembangannya.
Insentif-insentif tersebut, salah satunya dengan mengalokasikan anggaran dalam kementerian dan lembaga guna meningkatkan peran ekonomi hijau dalam pertumbuhan.
"Kita sudah mengarah ke green economy. Kita akan dukung terkait low cost green car. Kita mendukung untuk investasi biotermal juga, sehingga nanti ke depan lingkungan terjaga," ungkapnya.
Dukungan terhadap ekonomi hijau tersebut juga diimplementasikan dengan pembentukan direktorat baru di Kementerian Keuangan, yang secara khusus menangani masalah perubahan iklim yang memengaruhi perkembangan ekonomi hijau tersebut.
"Saya garis bawahi pro environment, jadi dari awal strategi Indonesia adalah pro growth, pro poor, pro job, dan pro environment. Nah, Menkeu menyikapi ini," tutur Agus.(eh)
© VIVA.co.id
1 komentar:
bersyukurlah bangsa indonesia dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, dengan memanpaatkan untuk kemakmuran rakyatnya
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.