blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Rabu, 30 November 2016

Yordania Tindak Lanjuti Kerja Sama dengan PT Pindad

Uji coba senjata dan amunisi Pindad di Pusat Pelatihan Operasi Khusus atau King Abdullah II Special Operation Training Center (KASOTC). [Defence.pk]

Pemerintah Yordania menindak lanjuti rencana kerja sama dengan PT. Pindad melalui pertemuan antara perusahaan BUMN tersebut dengan pemimpin Biro Rancangan dan Pembangunan King Abdullah II atau King Abdullah II Design and Development Bureau (KADDB) pada 28 November di Amman.

Keterangan dari Kedutaan Besar Indonesia di Amman, Yordania yang diterima di Jakarta, Rabu menyebutkan Dirut PT. Pindad, Abraham Mose telah bertemu dengan Pemimpin Eksekutif (CEO) KADDB, Kolonel Ghazi Magableh guna membahas lebih lanjut rencana kerja sama yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sudah saatnya rencana kerja sama antara dua negara sahabat, Indonesia dan Yordania dalam industri pertahanan dan keamanan segera diwujudkan,” tegas Abraham Mose.

Sebelumnya, rencana kerja sama tersebut disampaikan oleh Ketua KADDB Brigjen Atef Al Tal setelah melihat secara langsung produk-produk unggulan PT. Pindad yang dipamerkan pada pameran industri pertahanan dan keamanan Sofex ke-11 pada Mei 2016 di Amman.

Pada pameran tersebut PT. Pindad memamerkan Senapan Serbu 2 (SS2 V4 HB & SS2 V5 Comando), pistol G2 Elite dan G2 Combat, senapan sniper (SPR2 dan SPR3), dan senapan anti teror PM2.

PT. Pindad juga memajang beberapa model produk kendaraan taktis andalannya yakni panser anoa, kendaraan taktis komodo, dan “tank boat” atau kapal tank.

Selain itu, PT. Pindad juga melakukan uji coba senjata dan amunisi di Pusat Pelatihan Operasi Khusus atau King Abdullah II Special Operation Training Center (KASOTC).

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Yordania, Teguh Wardoyo mengatakan pameran Sofex 2016 membuka jalan bagi kerja sama yang lebih antara antara kedua negara, khususnya di bidang industri pertahanan dan keamanan.

Partisipasi PT Pindad pada pameran industri pertahanan dan keamanan Sofex 2016 yang diselenggarakan di Amman, Yordania, bulan Mei lalu menjadi pembuka jalan bagi terciptanya kerja sama yang lebih konkret antara Indonesia dan Yordania, khususnya antara PT Pindad dan KADDB,” ujar Dubes Teguh Wardoyo.

Kolonel Ghazi Magableh mengatakan KADDB mempunyai beberapa keunggulan dalam produk-produk yang dihasilkan, demikian pula produk PT. Pindad yang juga memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh produk KADDB.

Untuk itu, sinergi antara kedua belah pihak diharapkan dapat saling melengkapi guna memenuhi kebutuhan pasar industri pertahanan dan keamanan baik di kawasan Asia, Timur Tengah, Afrika maupun kawasan lainnya,” imbuhnya.

Guna segera mewujudkan kerja sama saling menguntungkan antara kedua belah pihak, Abraham Mose mengundang KADDB melakukan kunjungan ke Indonesia guna melihat secara langsung produk-produk PT. Pindad sekaligus melakukan uji coba senjata-senjata unggulan dan kendaraan-kendaraan taktis yang diproduksi perusahaan tersebut.

PT. Pindad dan KADDB tengah menyusun kerja sama yang saling menguntungkan tersebut dalam dokumen nota kesepahaman, dan apabila memungkinkan akan ditandatangani pada pameran industri pertahanan dan keamanan IDEX yang akan diselenggarakan di Abu Dhabi pada Februari 2017.

KADDB yang didirikan pada tahun 1999 merupakan Badan Usaha Milik Negara yang independen dalam Angkatan Bersenjata Yordania dan tengah berupaya menjadi pusat penelitian pertahanan dan keamanan di Timur Tengah selain terus menghasilkan produk-produk militer yang berkualitas.

  Antara  

Selasa, 29 November 2016

[Foto] Konfigurasi CN235 RTP

Bisa Diubah Dengan Cepat


 Suasana mengubah konfigurasi Troop Transport ke Medevac 
Angkasa tidak hanya menyimak kesibukan Tim CN235 RTP selama di udara, tapi juga ketika harus mengubah konfigurasi interior kabin di apron markas Royal Thai Police, Don Mueang, Bangkok. Di hadapan para teknisi Thai Aviation Industries, mitra RTP, mereka harus bisa melakukannya dengan cepat, tak rumit, dan sepraktis mungkin.

Semula Angkasa memang membayangkan bakal terjadi keruwetan mengingat pesanan 5 in 1 ini terkesan tidak praktis. Namun, di lapangan, pemandangan yang terjadi justru sebaliknya. [Adrianus Darmawan]

CN235 RTP konfigurasi Troop Transport. Sumber gambar: Adrianus Darmawan

 CN235 RTP konfigurasi Troop Transport 
Rupanya, Kepala Program CN235 RTP, I Made Karnada, dan Project Leader Interior Design M. Samsul, sudah mengaturnya sedemikian rupa sehingga alur pengubahan konfigurasi kabin bisa berjalan berurutan dan “tidak kusut” di tengah jalan.

Semua parts dan komponen juga sudah diberi tempat seperti boks khusus dan masing-masing diberi nomor. Titik pemasangan di dalam kabin pun telah diberi tanda. Bagian yang harus dicopot juga ditaruh pada wadah yang telah disiapkan. Dengan demikian, perubahan dari satu konfigurasi ke konfigurasi yang lain hanya perlu waktu 2-3 jam. [Adrianus Darmawan]

CN235 dalam konfigurasi Medevac, dengan 18 tempat tidur lipat standar NATO. Sumber gambar: Adrianus Darmawan

 CN235 dalam konfigurasi Medevac, dengan 18 tempat tidur lipat standar NATO 
Kecepatan mengubah konfigurasi didukung belasan teknisi Dirgantara Indonesia yang datang menyusul dengan penerbangan umum. Seluruh prosedur, alur sistem, dan cara kerja disimak penuh oleh tim TAI. Sesekali mereka bertanya, dan teknisi DI mampu dengan sabar menerangkannya sambil memberi contoh.

Seperti diberitakan Asebelumnya, RTP membeli satu unit CN235-220M dengan lima konfigurasi, VIP, Passenger, Troop Passenger, Medevac, dan Kargo. Pengubahan seluruh konfigurasi dan uji terbang dijadwalkan selesai Selasa (29/11/2016) atau selambatnya Rabu besok. [Adrianus Darmawan]

CN235 RTP konfigurasi Kargo, dicobakan di PTDI, Bandung. Sumber gambar: PT Dirgantara Indonesia

 CN235 RTP konfigurasi Kargo, dicobakan di PTDI, Bandung 
Setelah semua terpenuhi, pihak TAI akan mengesahkan Flight Acceptance sebagai tanda bahwa pihak RTP menerima CN235-220M yang mereka pesan pada 2014. [Adrianus Darmawan]

Konfigurasi kabin VIP. Sumber gambar: Adrianus Darmawan

 Konfigurasi kabin VIP 
Bangga sekali Angkasa menyaksikan para teknisi dan mekanik Indonesia mampu “mendidik” sesama teknisi dan mekanik negara lain. Hal ini mencerminkan betapa Indonesia sudah fasih benar dengan teknologi tertinggi yang baru dikuasai secara eksklusif oleh negara-negara maju ini. [Adrianus Darmawan]

  angkasa  

Seberapa Ideal Alutsista RI untuk Jaga Wilayah Maritim?

Parade alutsista TNI AL [donny]

P
emerintah diharapkan terus mendorong pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) untuk menjaga keamanan laut. Langkah ini diperlukan guna mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim.

Staf Ahli Ketahanan Nasional Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) Laksamana Muda TNI Agus Setiadji mengatakan, alutsista yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan laut antara lain ialah sistem detektor dan kapal selam.

"Pengadaan alutsista yang strategis contohnya sistem deteksi posisi wilayah. Kedua kapal-kapal strategis contohnya kapal selam, kapal fregat. Kalau perlu kapal destroyer, pesawat temput fighter, pesawat-pesawat yang memiliki strategis tinggi," kata Agus dalam acara bertajuk 'Membedah Sejarah Armada Nusantara' di di Museum Bahari Jakarta, Jumat (25/11/2016).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC1hdCQM0wkZTcvqsenqwQVLU1OakNb0mvOrDUts_UMbIbODSC5D_tSLbLT5jNUcrTdZc848e2IahQqSUoZMlOhALSFhcp5qMV2vOuuAUL1ZtGqhCUaFnyboIryB9w04r7SX8kBtoTX5-L/s1600/KRI+Nagapasa+403+menjalani+sea+trial+%2528defence.pk%2529.jpgDia mengatakan, lemahnya pertahanan Indonesia di sektor maritim tak lepas dari menciutnya anggaran pada masa Orde Baru. Pada masa itu, alokasi anggaran untuk pertahanan hanya 0,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Padahal, untuk menjaga keamanan laut diperlukan anggaran lebih untuk pengadaan maupun perawatan alutsista.

"Bahkan saat itu di bawah 0,5 persen dari GDP (Gross domestic product). Sekarang ini mulai naik 0,8 persen. Diharapkan 2019 sampai 1,5 persen. Tetapi dari 1,5 persen itu harus mikir, mau dibeli apa," imbuh dia.

Menurut Agus, dengan bentangan wilayah Indonesia yang luas dibutuhkan alutsista strategis. Misalnya untuk kapal selam saja diperlukan 12 unit.

"Otomatis harus di atas 1,5 persen dari PDB. Kapal selam harusnya bisa di atas 12 (unit) karena luas wilayah kita besar sekali. Kita harus mempunyai alutsista strategis yang bisa menghasilkan deterrence effect yang tinggi," jelas dia.

 Laut China Selatan 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-bk3rLn61xctIm87KJUCydi0Dd-Uqkk-b1lz4m8h-Xq435NrUKtEvAiCL4N2FnhtbDIjh8NED44TMvw5Wn-CnUd_TIvb-aj7b8SlanFV65ikZICBloIn512l4iTgFlBv5rC-xsXfpjwLR/s1600/pkr-sigma-10514-RE+Martadinata-331-lci-202.jpgAgus menambahkan, Indonesia perlu memperkuat pertahanan di wilayah Natuna. Sebab daerah ini bersinggungan dengan Laut China Selatan yang mana wilayah itu rentan terhadap konflik.

"Satu-satunya cara ialah kita memperkuat perbatasan, di Natuna harus diperkuat kekuatan darat, laut, darat udara tidak hanya alutsista saja. Karena kita saat ini tidak boleh berpikir lagi bahwa perbatasan sekadar pembatas antara satu negara dengan negara lain. Tapi adalah semacam kapal induk untuk kekuatan pertahanan di daerah itu harus diperkuat," jelas dia.

Dia berpendapat, terkait masalah itu Indonesia juga harus menjadi perantara sebagai bagian dari penyelesaian ketegangan tersebut.

"ASEAN cenderung punya kepentingan masing-masing tidak pernah menyatu. Kita harus bisa, Indonesia negara besar di ASEAN untuk menjembatani kepentingan lebih ebsar, menggandeng kekuatan ASEAN," terang Agus.

  Liputan 6  

Senin, 28 November 2016

[Foto] Mengintip Pabrik Ranpur di Tangerang

Dari tampilan luar, tidak ada yang menyangka sebuah bangunan yang mirip pabrik pada umumnya ini merupakan tempat dilahirkannya berbagai jenis kendaraan tempur dan taktis. Namun di dalamnya, sejumlah kendaraan taktis P-6 tampak berjajar rapih menunggu sentuhan akhir. Beberapa diantaranya bahkan sudah bisa dilakukan uji coba.


Inilah pabrik atau tempat produksi PT. Sentra Surya Ekajaya di kawasan Tangerang Banten. Dengan personel hanya 50 orang, PT. SSE mampu membuat sekitar 30 ranpur setiap tahunnya. Jumlah ini bisa saja bertambah, jika lini produksi ditambah sesuai dengan pesanan. Sejauh ini PT.SSE sedang menyelesaikan 18 buah P-6 ATAV dan 11 buah P-2 pesanan dari Tentara Nasional Indonesia. 18 buah P-6 itu nantinya akan digunakan oleh Kopassus TNI AD.

Rantis P-6 All Terain Assault Vehicle merupakan salah satu karya enginer PT.SSE. Kendaaan ini memang direncanakan, didesain dan diproduksi khusus untuk pasukan khusus TNI. Jadi sebelum memproduksi kendaraan ini, para enginer PT SSE mendengarkan secara seksama keinginan dari Passus TNI. "Jadi jika kendaraan ini lincah, ya karena memang dirancang dan didesain untuk lincah. semuanya sesuai dengan perhitungan kami", jelas Jusuf Nurdin, General Manager PT. SSE kepada ARCinc


Untuk memenuhi permintaan sebuah kendaraan taktis yang lincah, kuat, dan bisa diandalkan, PT SSE menggunakan bahan-bahan yang nomor satu. Untuk plat misalnya, mereka menggunakan duralium yang ringan namun kuat. "Filosofinya seperti pesawat. Pesawat itu memiliki struktur yang secara metalurgi kuat namun sangat ringan. Jadi plat ini ringan hampir seperti kertas", kata Sena Maulana, Progam Manager PT.SSE.

Meski demikian, untuk mesin P-6 menggunakan mesin lokal. Hal ini dimaksudkan untuk kemudahan suku cadang dan pemeliharaan. Walau lokal, mesin diharuskan kuat dengan perbandingan power to weight ratio mencapai 56 HP/ton. Tak heran jika kemudian P-6 mampu bergerak sangat lincah. ARCinc yang mencoba sendiri kendaraan ini merasakan betul tenaga dan kelincahannya.


Dengan bobot hanya sekitar 2 ton, mobilisasi P-6 juga sangat mudah. Kendaraan ini bisa dibawa menggunakan Hercules atau digantung ke Helikopter berat. Sesuai peruntukannya, P-6 memiliki 4 titik untuk pemasangan senjata. Senjata yang bisa digotong mulai dari senapan mesin sedang sekelas GPMG hingga Minimi. Jika diperlukan, P-6 juga bisa dipasang peluru kendali ringan seperi ATGM atau MANPADS. Dan yang tak kalah hebat, PT SSE juga sedang mengembangkan Ranpur berkemampuan anti ranjau pesanan Paspampres. Seperti apa bentuknya? kita nantika saja karya PT.SSE selanjutnya,
  ARC  

[Video] P6 ATAV

Produksi swasta nasional PT SSE P6 ATAV PT SSE pesanan Kopassus

K
endaraan taktis khusus bukan hanya monopoli milik PT Pindad saja, namun perusahaan swasta pun bisa membuat kendaraan tempur yang tidak kalah canggih dan lincah. Bahkan, kendaraan tempur buatan swasta ini dinamakan P6 ATAV (All Terain Assault Vehicle) sudah dipesan oleh komando pasukan khusus atau Kopassus sebanyak 18 unit.

 Video liputan CNN dari Youtube : 


  Youtube  

[Foto] Alutsista Produksi Indonesia

Foto alat utama sistem pertahanan (alutsista) Dari forum defence.pk di poskan beberapa foto alutsista terkini untuk TNI. Diantaranya kendaraan khusus (ransus) P6 ATAV pesanan Kopassus dan KRI IGN 332 produksi bersama PT PAL dan DAMEN di Surabaya, Jawa Timur.


Pada acara Indo defence kemaren, Kopassus telah memesan sekitar 18 unit P6 ATAV produksi PT SSE. Dalam gambar diatas, beberapa unit telah siap untuk diserahkan.
[​IMG]
[​IMG]
[​IMG]
[​IMG]
pkr-.jpg

Produksi Bersama PT PAL dengan Damen telah selesai uji coba di laut dan akan diserahkan awal tahun depan.
[​IMG]
[​IMG]

Penampakan kapal Sigma PKR 10514 kedua, KRI I Gusti Ngurah Rai (IGN) 332 di Surabaya.

Persiapan produksi komponen suku cadang pesawat N219 di Bandung, Jawa Barat.

Penampakan terakhir pembangunan hanggar produksi kapal selam di Surabaya.
  Garuda Militer  

Minggu, 27 November 2016

Pesawat TNI AL di Morotai Terhempas Keluar Landasan

Landing Bermasalah https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi64J22RewdRfnXx2XDy7GKG1HFNFWrXGJ9ju6GQfTqucC4LnanCfr55ymsNIN_MwizSQLx-xKD-6Bhp2vJ2C5b4HfjOPJua8Iio91-9YYfkE0jjreiWILFoGyA2P7WAhlOLJx-J_o4tQMr/s1600/eadfa420-75b1-4c84-b2cb-dbf9680f1ae1_169.jpegPesawat TNI AL jenis C-212 mengalami insiden kecelakaan di lanud Leo Wattimena Morotai. Pesawat sempat stall dan keluar landasan.

“Kejadiannya di Morotai. Para penumpang selamat semua. Hanya luka ringan,” kata Kapuspen TNI Mayjen Wuryanto ketika dikonfirmasi detikcom, Minggu (27/11/2016).

Kejadian tersebut terjadi pukul 10.00 WIT. Pesawat membawa 9 orang kru.

Para kru tersebut terbang untuk melakukan latihan uji terampil. Namun saat pesawat hendak landing di lanud morotai, pesawat dalam posisi stall.

Pilot Lettu Wibisar sempat mencoba untuk menaikkan kembali moncong pesawat. Namun upaya tersebut tak berhasil. Akhirnya pesawat terhempas keluar landasan.

Informasinya pesawat sempat stall saat akan landing, kemudian berusaha akan lift kembali tapi sudah tidak bisa. Akhirnya terhempas,” ujar Wuryanto.

  detik  

✬ Terbang dengan CN235 Buatan Indonesia

Ferry Flight CN235 RTP Sampai ke TujuanCN235 220M Multi purpose RTP

Setelah mengudara total selama delapan jam, ferry flight CN235 akhirnya sampai ke tujuan akhir, yakni Lapangan Terbang Don Muang, Bangkok. Di tempat inilah Royal Thai Police, pengguna pesawat ini, selanjutnya akan menempatkan pesawat ini sebagai markas utamanya.

Di sepanjang rute penerbangan, sebenarnya tampak banyak sekali tumbuh awan-awan cumulus yang amat berbahaya. Namun pilot berhasil melewatinya tanpa masalah berarti.

Terbang dari bandara transit Hatyai, di selatan Thailand, Sabtu (26/11) pada pukul 09.00 pagi, pesawat mendarat pukul 11.30 di hari yang sama. Pejabat di markas RTP Dong Muang menyambut hangat kedatangan tim ferry flight yang sudah amat ditunggu.

Baik Capt. Esther Gayatri Saleh maupun Pol. Col. Suttipong Patchrak yang hari ini menjadi pilot in command, mendapat pangalungan bunga sebagai tanda selamat datang dan terima kasih. Setelah itu, sejumlah pejabat RTP berkesempatan menengok bagian dalam pesawat.

Kokpit cn235Kokpit cn235

Ada perasaan bangga di dada Angkasa ketika mereka mengagumi pesawat buatan Anak Bangsa ini. Dalam sambutannya, atas nama RTP, Suttipong juga menyatakan penghargaan yang begitu tinggi atas kesabaran Capt. Esther yang telah sekaligus mendidik enam penerbang CN235 RTP, termasuk dirinya.

Kini, RTP punya tiga kapten pilot CN235 termasuk dirinya, dan tiga kopilot. Kami dilatih di wilayah Kupang (NTT),” ungkap Suttipong kepada Angkasa, yang juga tak habis percaya terhadap kemampuan Esther yang sekaligus merangkap pilot uji satu-satunya untuk DI.

Sebelumnya, RTP pernah memiliki sebuah CN235 versi lama (desk 100) buatan CASA Spanyol, tapi pesawat ini sudah lama tak beroperasi. Dengan demikian, kedatangan CN235-220M dalam versi yang telah disempurnakan ini, seperti mengobati rasa kangen atas pesawat yang pernah mereka terbangkan.

Kekaguman atas performa, kecanggihan kokpit dan konfigurasi CN235 RTP yang baru ini, dikabarkan telah mendorong pimpinan RTP untuk membeli sejumlah pesawat yang sama dari Indonesia. Bagi RTP, CN235 akan digunakan untuk angkutan VIP, troop transport, medevac, kargo, dan untuk angkut penumpang.

Sumber gambar: Adrianus Darmawan[Adrianus Darmawan]

Ferry flight yang mengikutkan Adrianus Darmawan dari Angkasa sebagai satu-satunya wartawan ini, lepas landas dari Bandung, Jumat (25/11) pukul 10.20 pagi dan mendarat selamat di tempat transit Hatyai pada pukul 15.50. Tidak ada perbedaan waktu Hatyai dengan Bandung.

Keesokan harinya, yakni hari ini (Sabtu, 26/11), pesawat melanjutkan perjalanan ke tujuan akhir, yakni Dong Muang di ibukota Thailand, Bangkok. Lepas landas pukul 09.00, lalu mendarat tanpa hambatan pukul 11.30 tadi.

Selain kedua penerbang, Flight Engineer Heru Riadhi dan Kepala Proram CN235 I Made Kardana, turut serta pula dalam ferry flight itu tujuh kru teknik dan mekanik dari DI. Bagi Angkasa, penerbangan ini benar-benar membangkitkan rasa bangga terhadap karya Anak Bangsa yang ternyata amat dikagumi negara-negara tetangga.

Author: Adrianus Darmawan
 

  Angkasa  

Kepala Bakamla dan Kepala Coast Guard China Bahas Keamanan Kawasan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMe69_Rw2v4qPw74hkktsCRN3i2MWsQFfG6FV8oTNdgaJgNVleBY-g0oBHD3dTEmvLvCefLYyy49CpvtFn8CU0STWrvFvMasV6xqYerLB9Nfw84xczMmzRR7V65vULbbcQ10Cmgx2cDo-o/s1600/bejing.jpgKepala Badan Keamanan Laut RI Laksamana Madya TNI Ari Soedewo, S.E., M.H., berfoto bersama Kepala China Coast Guard Meng Hongwei di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ✬
Kepala Badan Keamanan Laut RI Laksamana Madya TNI Ari Soedewo, S.E., M.H., mengadakan pertemuan kerja dengan Kepala China Coast Guard Meng Hongwei di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk bertukar pandangan dalam hal kerjasama penegakan hukum di laut, beberapa hari lalu.

Dalam pertemuan tersebut kedua pimpinan di bidang penegakan hukum maritim tersebut menekankan pentingnya penguatan kerja sama dalam menghadapi permasalahan yang melibatkan kepentingan bersama di antara kedua negara, serta menggaris bawahi perlunya dilakukan pertemuan tingkat tinggi, pelatihan personel, kunjungan kapal dan pengembangan kapasitas kemampuan.

Kesemlatan ini juga dimanfaatkan oleh kedua pihak untuk sepakat saling meningkatkan rasa percaya, keyakinan dan koordinasi sehingga dapat merespon secara tepat dan efektif kejahatan lintas wilayah dan perselisihan di laut guna memelihara keamanan dan kestabilan kawasan.

Selain itu, meningkatkan kerjasama maritim melalui partisipasi dan keikutsertaan dalam mekanisme regional dan internasional yang relevan, juga merupakan hal yang tepat untuk dilakukan.

Hal lain yang tak kalah penting dalam kesepakatan kedua negara sebagaimana tercatat dalam ringkasan pertemuan adalah perhatian pada aspek kerjasama pertukaran informasi dan latihan gabungan.

Kasubbag Humas Bakamla RI
Kapten Marinir Mardiono

  Poskota  

Sabtu, 26 November 2016

Indonesia Akan Memperbaiki Pesawat Militer Arab Saudi

imageIlustrasi edit by supermarine ★
Mulai tahun 2017, perusahaan milik negara PT Dirgantara Indonesia (DI) akan memperbaiki helikopter dan pesawat militer Arab Saudi.

"Kami masih memproses kontrak," kata Brig. Gen Jan Pieter Ate, Direktur Departemen Pertahanan Industri Pertahanan dan Teknologi, kepada The Jakarta Post pada hari Jumat.

Jan mengatakan PT DI adalah perusahaan pertahanan di Indonesia siap menawarkan layanan pemeliharaan untuk helikopter militer asing dan pesawat terbang.

"Kami memiliki track record yang baik dalam kerjasama dengan Airbus dan kemampuan untuk memproduksi pesawat untuk negara-negara asing," katanya.

PT DI sebelumnya memberikan layanan pemeliharaan untuk pesawat negara Kolombia dan Panama. (Evi/Thejakartapost)

  Garuda Militer  

✬ Mekatronik Mortir 81mm Dislitbangad

♜ Untuk Yon Mekanis TNI AD https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoMYnQQ8kquXaqmSYj5HHDThtu7mzp_mNE7E9sbaq68qqdJ4n78O1aDCz-IXtAfY-Sl_XsT7ZDylKjO599VcQ2ByxCFJ0VUcCQp5fXV_8htKk3UnyIAogAqEzqGJ7FHDpuUO47Ia67oQxf/s1600/Mekatronik+Mortir+81mm+Dislitbang+AD.+%255BAryo+Nugroho%255D.jpgMekatronik Mortir 81mm Dislitbang AD. [Aryo Nugroho] ✬
Dalam doktrin infantri mekanis, satu batalyon infantri mekanis yang bergerak menggunakan kendaraan angkut pasukan/ kendaraan tempur, dukungan bantuan tembakan organik disediakan oleh kompi mortir yang diusung menggunakan platform kendaraan angkut khusus yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga kuat menahan hentakan saat peluru mortir dilepaskan dari laras.

Sebagai contoh M1129 Stryker Mortar Carrier dan M106 Mortar Carrier (varian dari M113). Kendaraan angkut tersebut dimodifikasi dengan sistem lantai kendaraan lebih kuat dan tebal, serta atap yang bisa dibuka untuk menembakkan mortir. Mortir yang digunakan biasanya 120mm sehingga jangkauannya cukup jauh mencapai 8 kilometer dengan daya hancur menyamai artileri medan berbasis howitzer 105mm.

Di Indonesia, TNI AD memang masih mengandalkan mortir 81mm. Ketika PT. Pindad memperkenalkan kendaraan angkut pasukan lapis baja Anoa, sudah disiapkan pula varian Mortar Carrier dari Anoa. Atapnya bisa dibuka untuk mendirikan laras mortir. Sayangnya, masih terdapat sejumlah kelemahan pada Anoa Mortar Carrier.

Dari sistem mortir utamanya, masih mengandalkan pada mortir 81mm dengan modifikasi besar. Laras mortir 81mm didudukkan pada clamp yang terhubung dengan empat per keong berukuran besar. Untuk menggerakkan dan mengarahkannya pun masih sangat manual, harus diputar sendiri oleh awak mortir. Sistem mortir tersebut pun tidak bisa diaplikasikan pada platform yang lebih ringan.

Mekatronik Mortir 81mm. Sumber gambar: Aryo NugrohoMekatronik Mortir 81mm. [Aryo Nugroho]

Nah, untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan tersebut, Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad) pun mengeluarkan inovasinya. Sistem yang dikembangkan sementara diberi nama Mekatronik Mortir 81mm. Bentuknya mirip SRAMS (Super Rapid Advanced Mortar System) buatan perusahaan ST Kinetics Singapura. Purwarupa Mekatronik mortir 81mm ini pun dipamerkan dalam pameran IDEF 2016.

Mekatronik mortir 81mm ini memiliki fitur pengoperasian secara otomatis, berkat pemasangan motor DC sebagai penggerak yang juga dapat dipasok dari sistem kelistrikan kendaraan. Pengaturan sudut dongak (elevasi) dan sudut hadap kiri-kanan (traversi) sepenuhnya dapat diatur dengan kontrol elektrik dari sistem panel kontrol berbasiskan laptop.

Software pengendali Mekatronik mortir 81mm inipun sudah dilengkapi dengan sistem komputer balistik pengukur jarak dan koordinat sasaran, disesuaikan dengan jenis proyektil dan charges yang digunakan sehingga didapatkan solusi penembakan yang akurat. Sebagian dari fungsi kontrol tersebut bahkan dapat diaplikasikan dari smartphone berbasis Android melalui koneksi wifi sehingga penembakan dapat dilakukan secara remote dari luar kendaraan. Untuk pengisian peluru masih dilakukan dari arah atas, belum mengadopsi sistem breech loading yang lebih aman bagi awak. Sistem peredam kejut pada Mekatronik mortir 81mm disediakan oleh dua sistem piston di kiri-kanan laras yang masih dibungkus lagi dengan coil spring, membuat dimensinya masih lebih kompak dari sistem peredam kejut yang ditawarkan oleh PT. Pindad.

Targetnya, sistem ini dapat dipasang pada kendaraan taktis 4×4 pada bagian bak belakang sehingga meminimalkan footprint dan kebutuhan kendaraan untuk menggelar Mekatronik mortir 81mm ini. Mari kita dukung agar Dislitbangad berhasil menyelesaikan purwarupa ini ke tahap produk jadi yang bisa diadopsi oleh TNI, sehingga dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemandirian pertahanan RI.

 Spesifikasi Mekatronik Mortir 81mm 

⚒ Dimensi : 150x220x170cm
⚒ Panjang laras : 150cm
⚒ Lebar laras : 50cm
⚒ Traversi : 14o kiri-kanan
⚒ Elevasi : 45o s/d 82o
⚒ Berat : 700kg
⚒ Daya : Arus DC 100 watt (standby)/ 2.200 watt (pengoperasian)

Author: Aryo Nugroho

  Angkasa  

Pemerintah akan Tambah 10 Kapal Selam Baru

⍟ Untuk Perkuat Perairan IndonesiaKapal selam Rusia Varshavyanka Class [sputniknews]

Pemerintah tengah gencar memperbanyak alat utama sistem pertahanan (alutsista). Selain sudah memesan 6 unit helikopter ke PTDI, pemerintah juga akan menambah 10 unit kapal selam baru yang beroperasi di perairan Indonesia.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan penambahan kapal selam ini tentunya untuk mendukung keinginan Presiden Joko Widodo menjadikan Indonesia poros maritim dunia. Sehingga, dibutuhkan alutsista yang memadai.

"Kalau ada kapal selam dengan kemaritiman pak Jokowi kita akan buat. Bisa ada 10 kapal selam nanti di alur laut," kata Ryamizard usai menerima dua helikopter yang dipesan ke PTDI di hanggar PTDI, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jumat (25/11/2016).

Ryamizard menjelaskan untuk pengadaan kapal selam tersebut rencananya akan melalui pemesanan ke luar negeri dan dibuat di dalam negeri. Mengingat, Indonesia belum memiliki teknologi yang mumpuni untuk membuatnya secara mandiri.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5g9nB_XBxZP4KaCMQv0SQEYCOgi2N0B6VOxHcCuQni5e859V5ct9M8dmv02X_HY7CLBIYSFtR7v2L8oU-pK_vX4Emro_mYGq-ddQoesGwvjTvjncZbfPb5UXppK0b80kiBElsedw7wtd8/s1600/peluncuran-kapal-selam-ke-2-indonesia-oleh-dsme-2+%2528kaskus+militer%2529.jpgKapal selam KRI 404 Trisula pesanan TNI AL [TNI AL]

"Rencananya tahun depan kita mau bikin dua kapal selam di sini. Sudah ada dua yang kita beli dari luar, kita adopsi dari yang sudah ada," ucap dia.

Menurutnya pembelian alutsista ke luar negeri tak hanya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan saja. Tetapi juga sebagai upaya transfer of teknology (ToT) milik negara-negara yang sudah maju. Sehingga, ke depannya Indonesia bisa membuatnya sendiri secara mandiri.

"Kalau kita belum mampu jangan dipaksa. Kita beli tapi harus transfer teknologi ke kita. Agar kemudian kita bisa bikin. Kemudian jadi local content," terang dia.

"Nanti kita mau pesan kapal selam dari Rusia. Kita belajar juga, sambil kita padukan. Kita harus cerdas. Curi ilmu untuk memperkuat kita sendiri. Semuanya harus ada ToT," pungkas Ryamizard. (dna/dna)

  detik  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More