blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Jumat, 30 April 2021

[Video] X18 Tankboat Antasena

⚓️ Diposkan North Sea Boats Tank Boat Antasena [@Lundin399]

Setelah melalui produksi yang cukup berat, akhirnya salah satu produk andalan kami yakni X18 Tankboat akan segera meluncur dalam beberapa bulan ke depan.

Kapal yang memiliki nama lain Antasena merupakan salah satu kapal tercanggih dan terhebat dikelasnya dan menjadi yang pertama di Dunia.

Nantikan peluncuran perdananya dalam beberapa minggu kedepan.


  ⚓️ Youtube  

Kamis, 29 April 2021

[Foto] Ketika Antasena Bermain Air

⚓️ Tank Boat AntasenaPenampakan tank boat hasil kerjasama BUMNIS Pindad dengan perusahaan swasta PT Lundin dinamakan Antasena.

Tank boat diwartakan mampu menampung 60 prajurit di dalamnya.

Memiliki panjang 18,75 meter dan lebar 6.10 meter, dipersenjatai RWS kaliber 30 mm produk John Cockerill + Coaxial 7,62 mm dan dua unit machine gun 12,7 mm.

Tank boat tersebut mampu menempuh kecepatan maksimal hingga 40 knots dengan muatan sedang.

Berikut penampakan Tank Boat Antasena dari fb Tank boat dan Lundin399 :




  ⚓️
Garuda Militer  

Rabu, 28 April 2021

Kapal KRI Nanggala 402 Akan Diangkat Pakai Kapal Timas ENI Merakes

Kerjasama dengan SKK Migas Kapal Timas 1201 [PT Timas] ⚓️

Usai ditemukan tenggelam di kedalaman lebih dari 800 meter di perairan utara Bali, kapal selam KRI Nanggala-402 akan segera diangkat. TNI AL akan bekerja sama dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Sekretaris SKK Migas, Taslim Yunus membenarkan hal itu. Kapal yang akan digunakan adalah Kapal Timas DSV 1201. "Iya, menggunakan Kapal Timas DSV 1201 yang sekarang bekerja untuk ENI Merakes," kata dia saat dihubungi kumparan, Selasa (28/4).

Taslim menjelaskan, dipilihnya kapal tersebut karena dianggap memiliki teknologi yang mumpuni untuk menyelam sedalam ratusan meter. Dia tidak menyebut kapan kapal itu akan ditugaskan, namun akan dikerahkan secepatnya.

Timas atau PT Timas Suplindo merupakan perusahaan fabrikasi dan erektor peralatan mekanik yang menjadi salah satu kontraktor Engineering, Procurement, and Construction (EPC) untuk pengeboran migas di darat dan lepas pantai.

Ilustrasi KRI Nanggala 402 [TNI AL] ⚓️

Dikutip dari situs resminya, Timas berdiri sejak 1989. ENI merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan hulu migas yang bermitra dengannya. Dalam situs yang sama, disebutkan Kapal Timas 1201 merupakan kapal konstruksi yang memang didesain untuk bekerja di perairan dalam dan dangkal.

"Kapal ini menggunakan sistem pipelay mutakhir yang mampu beroperasi hingga kedalaman air 3.000 meter dan menangani pipa berlapis beton OD hingga 60 inch," demikian keterangan dari situs Timas.

Adapun ENI Merakes atau ENI East Sepinggan Ltd merupakan kontraktor migas yang mengelola lapangan gas Merakes yang berada di Blok Sepinggan, Kalimantan Timur. Lapangan tersebut berada di lepas pantai (offshore). Induk perusahaan ENI Merakes ada di Italia, yaitu ENI Spa.

  ⚓️
Kumparan  

Selasa, 27 April 2021

Menuju Modernisasi Militer Indonesia

. Usia tidak bohong, armada kapal TNI AL banyak telah berusia tua [TNI AL}

Kapal selam Nanggala 402 milik angkatan laut dinyatakan subsunk atau tenggelam pada 24 April di perairan utara Bali. Sebelumnya kapal selam Nanggala dinyatakan hilang atau submiss sejak 21 April. Kepastian ini didapat setelah tim pencari menemukan serpihan yang diduga milik kapal selam Nanggala di sekitar lokasi, dan para awak kru kapal dipastikan semuanya meninggal. Asumsi sementara dari tim pencari menyatakan bahwa kapal selam Nanggala mengalami keretakan. Ini berdasarkan pada serpihan badan kapal yang telah ditemukan.

Kapal selam Nanggala merupakan kapal buatan Jerman, yang mulai aktif digunakan pada tahun 1981. KRI Nanggala sudah beroperasi kurang lebih 41 tahun. Mengutip dari penelitian yang dilakukan oleh Wibowo H Nugroho yang berjudul Prediksi Umur Kelelahan Struktur Badan Kapal Selam pada tahun 2015, didapatkan kesimpulan bahwa usia 29 tahun merupakan batas kelelahan badan kapal, dan merekomendasikan pergantian kapal selam setelah pemakaian 25 tahun.

Saat ini Indonesia hanya memiliki 5 kapal selam untuk mengawal keamanan laut dengan luas 3,2 juta km. Menurut Khairul Fahmi, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Indonesia seharusnya memiliki 12 kapal selam. Sedangkan untuk keseluruhan alutsista milik Indonesia, pada tahun 2019 yang layak digunakan hanya mencapai 50%. Ini merupakan angka yang mengkhawatirkan mengingat luasnya wilayah kedaulatan yang dimiliki Indonesia.

Indonesia bukan hanya menghadapi masalah alutsista yang tidak layak. Namun, ada ancaman dari Tiongkok. Tiongkok sebagai negara dengan militer yang sangat kuat mulai melakukan manuver yang semakin dalam di kawasan konflik Laut China Selatan. Pada 6 April 2021 militer Filipina mendeteksi 200 kapal dari Tiongkok memasuki wilayah ZEE mereka. Indonesia sendiri pernah mengalami hal yang sama. Kapal-kapal Tiongkok masuk dengan bebas ke perairan Indonesia dan memicu ketegangan kedua negara.

Konflik ini tidak akan selesai dalam empat sampai lima tahun ke depan, maka dari itu Indonesia harus mulai membenah diri. Indonesia harus memiliki rencana jangka pendek, menengah, dan panjang dalam rangka menangani permasalah ini. Jangka pendek dimulai dengan membangun aliansi baru. Untuk jangka menengah dengan meningkatkan kerja sama ekonomi dengan negara lain dan terakhir jangka panjang dengan melakukan modernisasi militer.

Peremajaan alutsista mutlak [TNI AL]

Kementerian Pertahanan di bawah arahan Prabowo Subianto sejak 2019 menyampaikan niatnya untuk melakukan modernisasi militer. Ini dilakukan demi meningkatkan kekuatan militer Indonesia serta yang tidak kalah penting dalam rangka mengamankan wilayah sengketa di Laut China Selatan.

Dalam kasus Tiongkok, modernisasi militer Tiongkok telah dimulai sejak tahun 2012 dan ditargetkan selesai pada tahun 2049. Bahkan, negara sebesar Tiongkok butuh kurang lebih 37 tahun untuk dapat memodernisasi militernya dan anggaran 1,9% dari PDB. Sedangkan negara lain yang benar-benar fokus melakukan modernisasi militer seperti Brazil yang mengeluarkan anggaran pertahanan sebesar 1,5% dari PDB, India 2,4% bahkan rata-rata dunia mematok angka 2,2%.

Prabowo menyatakan bahwa anggaran pertahan Indonesia saat ini terbilang kecil jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang ada di kawasan Asia Tenggara. Anggaran pertahanan saat ini hanya berkisar kurang dari 1%, sedangkan negara tetangga berada pada kisaran 2-3%. Perlu adanya peningkatan anggaran pertahan dalam rangka menjaga stabilitas dan keamanan kawasan Indonesia.

Menurut Wakil Menteri Pertahan Indonesia Wahyu Trenggono pada 29 November 2019 dalam acara pertemuan meja bundar bersama dengan awak media, modernisasi militer bukah hanya ditujukan untuk memperkuat kekuatan militer Indonesia, namun lebih dari itu ditujukan untuk mendorong industri pertahanan dalam negeri. Ini ditargetkan dapat terlaksana kurang lebih lima hingga sepuluh tahun ke depan. Pada peristiwa yang berbeda, Presiden Jokowi pada masa kampanyenya bahkan berjanji akan meningkatkan anggaran pertahanan paling lambat pada tahun 2019 menjadi 1,5% dari PDB Indonesia.

Di sisi lain industri dalam negeri seperti PT Pindad yang merupakan bagian dari BUMN memang menjadi salah satu pemasok senjata dan alutsisa bagi prajurit Indonesia. Namun, yang harus diingat bahwa jumlahnya masih terbatas pada sektor seperti kendaraan taktis dan amunisi. Jika memang pemerintah serius dalam melakukan modernisasi militer, perlu adanya dukungan dana yang besar untuk mendorong perusahaan seperti Pindad melakukan penelitian dan inovasi agar dapat membuat senjata dan alutsista yang setara dengan negara lain. Dukungan dan pada akhirnya menjadi kebutuhan dasar dalam meningkatkan kekuatan.

Modernisasi meningkatkan kualitas [FNSS]

Memodernisasi militer membutuhkan dana yang begitu besar dan waktu yang lama. Dan saat ini kedua komponen ini sangat sulit untuk tercapai. Jika anggaran belanja untuk pertahanan masih bertahan di angka 1-1,5% dan perencanaan hanya sebatas pada pergantian alutsista, maka modernisasi militer akan berjalan sangat lambat.

Prabowo berkomitmen akan meningkatkan kekuatan alutsista berbarengan dengan peningkatan kesejahteraan prajurit. Ini merupakan langkah yang kurang tepat, dengan anggaran yang kurang memadai serta banyaknya alutsista yang tidak layak digunakan. Harusnya Prabowo dapat fokus terlebih dahulu meningkatkan alutsista agar peristiwa seperti tenggelamnya KRI Nanggala tidak terulang kembali.

Jangka waktu yang terkesan tergesa-gesa dan di satu sisi target anggaran yang masih sedikit dari PDB menjadi catatan serius bagi pemerintah. Jika rencananya ini terus dilanjutkan, mimpi melakukan modernisasi pada akhirnya hanya akan berjalan setengah-setengah.

Perencanaan yang matang harus menjadi landasan penting dalam melakukan modernisasi militer. Indonesia dapat mencontoh Tiongkok yang memiliki perencanaan yang jelas dan ketersediaan dana yang memadai, walaupun perbandingan ini yang kurang layak karena kebutuhan dan kondisi kedua negara yang berbeda.

Pada akhirnya tenggelamnya KRI Nanggala menjadi refleksi bahwa saat ini keamanan prajurit dan kedaulatan masyarakat seluruh Indonesia sedang rentan dan solusi terbaik untuk saat ini yakni dengan melakukan modernisasi militer secara cepat dan tepat. (mmu/mmu)

  ★ detik  

Senin, 26 April 2021

[Foto] Ground Control Station MALE Drone Elang Hitam

Berserta transponter Penampakan ground control station drone MALE Elang hitam hasil kerjasama BUMNIS dengan lainnya. Drone yang tengah dikembangkan Indonesia adalah Pesawat Udara Nir Awak jenis Medium Altitude Long Endurance atau Puna Male yang diberi nama Elang Hitam.

Mengutip keterangan situs Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP), Puna Male Elang Hitam ini memiliki daya tahan lama dengan ketinggian 10.000-30.000 ribu kaki.

Dari sisi kemampuan terbangnya pun luar biasa, mampu terbang tanpa henti hingga tiga puluh jam. Kecepatan Puna Male Elang Hitam mampu terbang dengan kecepatan mencapai 235 km per jam.

Dengan bobotnya mencapai 1.300 kilogram dengan panjang mencapai 8,65 meter, dan dengan bentang sayap 16 meter serta tinggi mencapai 2,6 meter, drone Elang Hitam ini ini dirancang mampu membawa bobot hingga 300 kilogram.

Keberadaan drone Elang Hitam tentu diharapkan bisa mampu menjaga kedaulatan NKRI baik di darat, laut maupun udara dengan pantauan dari angkasa.

Drone Elang Hitam ditargetkan akan mengudara pada tahun 2021. Drone ini akan diintegrasikan dengan roket FFAR atau Folding Fin Aerial Rocket kaliber 70 milimeter produksi PT Dirgantara Indonesia.

Drone Elang Hitam merupakan kerja bersama dari konsorsium yang terdiri dari Kementerian Pertahanan yaitu Ditjen Pothan dan Balitbang Kemhan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), TNI AU (Dislitbangau), Institut Teknologi Bandung (ITB), PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Ground Control Stasion Drone Elang Hitam

Transporter Drone Elang Hitam


  ★ Indonesia Teknologi  

Minggu, 25 April 2021

Roket R-Han 122B Sebentar Lagi Akan Diproduksi Massal

➶ Untuk Korps Marinir Rhan 122B buatan Konsorsium Roket Nasional dan Balitbang Kemhan

Roket R-Han 122B buatan dalam negeri yang telah menjalani serangkaian uji coba akan diproduksi massal. Roket buatan Indonesia ini diproyeksikan untuk memperkuat jajaran Korps Marinir.

Seperti diketahui, roket R-Han 122B, telah melewati beberapa kali uji coba sejak tahun 2014. Kini, roket untuk Korps Marinir ini sebentar lagi memasuki proses produksi massal. PT Pindad, perusahaan plat merah yang bergerak di bidang alutsista ini yang akan memproduksi massal roket tersebut. Pihak PT Pindad saat ini tengah mempersiapkan fasilitas produksi massal bagi R-Han 122B.

Roket R-Han 122B sendiri digarap oleh Konsorsium Roket Nasional dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Balitbang Kemhan). Ada pun Konsorsium Roket Nasional terdiri dari LAPAN, PT Pindad, PT Dahana dan PT Dirgantara Indonesia, yang dikoordinasikan oleh Ristek BPPT atau Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Jika sudah diproduksi, roket ini akan jadi senjata utama pada alutsista Multiple Launch Rocket System (MLRS) RM70 Grad, RM70 Vampire dan Norinco Type 90B. Atau dalam kata lain, roket buatan dalam negeri ini diproyeksikan untuk memasok kebutuhan Artileri Medan Korps Marinir.

Di lihat dari spesifikasinya, R-Han 122B berbobot 64 kg, dimana 18 kg di dalamnya berupa hulu ledak. Bahan bakarnya menggunakan solid propelan. Setelah dilakukan serangkaian uji coba, R-Han 122B dapat melesat sampai kecepatan Mach 2.95. Dan dengan sudut peluncuran 50 derajat, roket ini dapat mencapai jarak tembak 30 km. Ada pun panjang roket mencapai 2.820 mm dan lebar diameter 122 mm.

Sebelumnya, Kepala Puslitbang Alpalhan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan (Balitbang Kemhan), Brigjen Rosidin mengungkapkan jika kendaraan peluncur untuk roket R-HAN 122B juga telah menjalani serangkaian uji coba. Setelah diuji coba dan disempurnakan, dari sisi kecanggihan, kendaraan peluncur roket R-HAN 122B lebih unggul dibandingkan dengan produk serupa buatan luar negeri, seperti produk negara Cekoslovakia.

"Kendaran peluncur roket HAN 122B, adalah salah satu dari beberapa alutsista yang tengah dikembangkan Balitbang Kemhan," ujarnya.

Brigjen Rosidin menambahkan, roket R-HAN 122B itu sendiri memang direncanakan diproduksi untuk memperkuat kendaraan Satuan Artileri Medan Korps Marinir.

"Kendaraan peluncur roket R-HAN 122B menggunakan 40 laras dan daya luncurnya sejauh 30 kilometer," ujar Brigjen Rosidin dalam keterangan tertulisnya yang diterima Koran Jakarta.

Dengan kelebihan yang dimilikinya, lanjut Brigjen Rosidin, kendaraan peluncur roket R-HAN 122B lebih unggul dibandingkan kendaraan peluncur roket dari Cekoslovakia. Sebab, peluncur roket buatan Cekoslowakia hanya memiliki jarak luncur 18 kilometer.

  Koran Jakarta  

Sabtu, 24 April 2021

[Video] Proses Pembuatan Pesawat Hingga Kecanggihan Terbaru CN 235

Liputan Kompas TVCN235 Patmar Penerbal

Pesawat CN235 produksi PT Dirgantara Indonesia telah diekspor ke berbagai negara, yang terbaru adalah diekspor ke Senegal.

CN235 ini merupakan join development program dulu kala dari CASA dengan Nurtanio saat itu, itu dimulai tahun 1979. Kini CN235 dikembangkan menjadi pesawat militer multipurpose dan Maritime Patrol Aircraft.

"Untuk CN235 ini kelebihannya dia multiplatform, jadi maksudnya multiplatform ini bisa digunakan untuk misi yang berbeda-beda," jelas M Ridlo Akbar selaku Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia pada Selasa, 13 April 2021.

Proses pembuatan dari pesawat CN235 ini dikerjakan oleh para anak bangsa di PT Dirgantara Indonesia, mulai dari komponen terkecil hingga perakitan pesawat.

Adapun sejumlah kecanggihan terbaru dari pesawat ini dikembangkan oleh PT Dirgantara Indonesia seperti adanya search radar, forward looking infra red dan teknologi terbaru pada bagian cockpit. Pesawat ini pun bisa menampung kapasitas beban minimal 2,8 ton dan kapasitas beban maksimal 5,2 ton.

Experimental Pilot Test Kapten Esther Gayatri Saleh yang melakukan pengiriman pesawat CN235 dari Bandung ke Dakar, Senegal mengakui bahwa pesawat ini telah terbukti merupakan pesawat yang bisa diandalkan.

"Performance pesawat ini (proven! Very proven) terbukti sangat terbukti! Dan sudah terbukti diterima. Its proven!" ujar Kapten Esther saat dihubungi melalui sambungan zoom sepulangnya dari Senegal.
 


  🎥 Youtube  

Elang Hitam Drone BPPT

Drone penjaga kedaulatan negeri Drone MALE Elang Hitam [Lembaga Keris]

Indonesia patut berbangga, anak bangsa mampu membuat drone atau pesawat udara nir anak (PUNA) yang dapat memperkuat sistem pertahanan dan keamanan Indonesia.

Kehadiran drone Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam berbagai versi sangat ideal untuk memantau pelosok negeri khususnya dari ancaman musuh.

Dari tahun ke tahun, pengembangan drone BPPT semakin canggih karena diberi sentuhan kemajuan teknologi dan inovasi. PUNA Wulung misalnya telah mendapat sertifikasi dari Indonesia Military Airworthiness Authority (IMAA) pada 2016.

Selanjutnya diikuti PUNA Alap-Alap PA-06D-100 yang juga sudah mendapat sertifikasi kelaikudaraan militer dari Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan.

PUNA yang dikembangkan BPPT bukanlah sekadar drone yang biasa kita lihat sehari-hari. Pesawat tanpa awak versi terbaru ini, dibangun khusus untuk kepentingan pertahanan dan keamanan.

Untuk mendukung kedaulatan negara, inovasi drone atau PUNA ini sangat dibutuhkan.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, BPPT melakukan perekayasaan PUNA jenis taktikal guna memenuhi kebutuhan nasional khususnya untuk di lingkungan TNI.

BPPT menargetkan Indonesia memiliki pesawat nir awak atau drone mata-mata spesifikasi kombatan, yang dibuat di dalam negeri pada 2022.

Hal tersebut merupakan target Program Pengembangan Drone tipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) Nasional yang saat ini sedang dikembangkan bersama konsorsium nasional.

Drone MALE ini akan memiliki jangkauan jelajah operasi 23.000 kilometer non-stop dengan ketahanan terbang tinggi selama 30 jam, siang dan malam. Dengan kemampuan tersebut, Drone MALE akan digunakan untuk membantu Kementerian Pertahanan, dalam menjaga pertahanan dan keamanan negara,” ucapnya.

PUNA Alap-Alap [BPPT]

Drone atau PUNA tipe MALE ini pun, kata Hammam, dinamai Elang Hitam. Drone ini mampu beroperasi dalam radius 250 km dengan waktu terbang hingga 30 jam. Secara fisik, drone ini memiliki panjang 8,30 meter dan bentang sayap sepanjang 16 meter.

BPPT lanjutnya, menjadikan pengembangan PUNA MALE Elang Hitam menjadi salah satu dari delapan fokus pengembangan teknologi BPPT untuk mendukung Indonesia Maju.

Sejak dikenalkan ke publik di akhir tahun 2019 lalu, tahun 2021 ini, drone tersebut dikembangkan ke tingkat kombatan.

"Bersama dengan Konsorsium PUNA MALE Elang Hitam, BPPT akan melanjutkan pengembangan ke tingkatan kombatan sesuai dengan arahan Presiden RI dalam menjaga teritori Indonesia di area perbatasan," jelasnya.

Hammam kemudian mengharapkan, uji terbang drone Elang Hitam dapat berjalan lancar, dan terbang perdana tahun ini. Usai itu dilanjutkan dengan rangkaian uji terbang serta type certificate oleh Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA).

Perlu diketahui konsorsium pengembangan Drone Elang Hitam ini selain BPPT, juga beranggotakan PT Dirgantara Indonesia (PT DI), LAPAN, TNI-AU, ITB, PT Len Industri, dan lainnya.

Hal ini merupakan wujud komitmen BPPT pada penguatan ekosistem inovasi nasional dalam integrasi kegiatan kerekayasaan teknologi.

Elang Hitam dirancang untuk keperluan militer. Setelah dipersenjatai, pada tahapan selanjutnya akan diurus sertifikat tipe supaya bisa masuk ke tahapan produksi massal. Jika semua lancar, drone Elang Hitam bisa diproduksi massal tahun depan,” pungkas Hammam.

 Produksi dalam negeri 
Drone Wulung [BPPT]

Berdasarkan kajian awal BPPT, TNI AU membutuhkan 33 drone untuk menjaga pertahanan negara. Diperkirakan satu pangkalan drone membutuhkan tiga unit drone yang terdiri atas satu unit operasional, satu unit standby, dan satu unit perawatan.

Ditargetkan Indonesia memiliki 11 pangkalan drone untuk melakukan kegiatan mata-mata mengawasi udara di perbatasan Indonesia.

Melengkapi pernyataan Kepala BPPT, Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR) BPPT Wahyu Widodo Pandoe mengatakan, kemanfaatan PUNA MALE kombatan secara langsung adalah menghemat devisa nasional sehingga banyak nilai tambah dari proses desain, manufakturing yang dapat diserap ke dalam negeri.

Di samping penghematan pada pengadaan Drone serupa, biaya operasi MALE jauh lebih murah daripada penggunaan aset patroli berupa pesawat terbang berawak. Hal ini bisa menjaga kedaulatan negara, menciptakan rasa aman sehingga masyarakat dapat berproduksi secara maksimal, menyelamatkan aset ikan dari pencurian ilegal sehingga stok ikan melimpah.

Dengan menguasai desain dan rancang bangun MALE, maka dapat tumbuh industri kapal, sub sistem atau industri komponen/cadangan lainnya seperti motor listrik servo, landing gear, yang sesuai agar MALE Kombatan dapat terus beroperasi secara berkelanjutan,” urainya.

Kemampuan desain dan rancang bangun wahana MALE Kombatan yang ditindaklanjut dengan kemampuan manufaktur yang baik akan meningkatkan efek deteren terhadap negara-negara tetangga.

Dampak turunannya adalah pemerintah memperoleh industri yang kuat, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru, yang pada gilirannya diharapkan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Ini menjadi bukti Indonesia mampu mandiri dalam memproduksi alutsista di bidang pertahanan dan keamanan, melalui peran teknologi dan inovasi di era revolusi industri 4.0.

"Penguasaan teknologi sub sistem PUNA MALE seperti teknologi Sistem Kendali Terbang (FC) dapat diterapkan untuk membangun dan menghidupkan industri lain (spin off) yang memproduksi munisi presisi (precision munision) atau bahkan menciptakan industri rudal udara ke darat (Air Ground Missile).

Dengan mampu membuat rudal jenis kecil, secara bertahap prinsip-prinsip desain dan rancang bangun terus dilanjutkan hingga industri mampu membangun rudal yang lebih maju dan lebih besar kelasnya,
” pungkasnya.

 
antara  

Jumat, 23 April 2021

Perintah Jokowi dan Dilema Mahalnya Alutsista

Masterplan rampung 2-3 minggu ke depan KRI Nanggala 402 [TNI AL] ⚓️

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berbicara perihal harga alutsista yang menurutnya sangat mahal. Prabowo menyebut mahalnya alutsista sampai-sampai membuat pemimpin negara dilema.

"Kemudian juga bahwa alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal. Bahkan bisa saya katakan ya sangat mahal, sangat mahal, dan karena itu pimpinan negara selalu dihadapkan dengan dilema, harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan, tapi menjaga kemampuan pertahanan supaya kedaulatan kita tidak terganggu. Nah ini selalu," kata Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021).

Prabowo mengaku sedang membuat masterplan kemampuan pertahanan negara sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Prediksinya, masterplan kemampuan pertahanan negara itu rampung 2-3 minggu ke depan.

"Karena itu, Presiden pernah memerintahkan saya satu tahun yang lalu untuk bersama-sama pimpinan TNI menyusun suatu masterplan, rencana induk dan beliau (Presiden) mengkehendaki betul rencana induk 25 tahun yang memberi kepada kita suatu totalitas kemampuan pertahanan," ungkap Prabowo.

"Ini sedang kita rampungkan, kita sedang menyusun, kita sedang perbaiki. Insyaallah 2-3 minggu ini kita akan bersama dengan Panglima TNI akan kita rampungkan dan kita sampaikan kepada Bapak Presiden," imbuhnya.

Seperti diketahui, konferensi pers Prabowo di Lanud Ngurah Rai ini berkaitan dengan kepal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali saat latihan penembakan torpedo. Menhan Prabowo mengatakan pertahanan negara selalu mengandung unsur bahaya.

"Jadi memang kejadian ini juga menggarisbawahi bahwa memang pertahanan negara adalah suatu pekerjaan upaya yang sangat rumit, yang memerlukan suatu teknologi yang sangat tinggi dan yang mengandung unsur bahaya," ucap Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai di Bali, Kamis (22/4). (zak/fjp)

 Rumit dan Bahayanya Latihan Perang TNI 
KRI Clurit 641 sukses tembakan rudal C-705 di Natuna [TNI AL]

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berbicara mengenai kondisi pertahanan negara menyusul insiden hilang kontak KRI Nanggala-402. Prabowo mengatakan pertahanan negara selalu mengandung unsur bahaya.

"Jadi memang kejadian ini juga menggarisbawahi bahwa memang pertahanan negara adalah suatu pekerjaan upaya yang sangat rumit, yang memerlukan suatu teknologi yang sangat tinggi dan yang mengandung unsur bahaya," kata Prabowo dalam jumpa pers di Lanud Ngurah Rai di Bali, Kamis (22/4/2021).

Prabowo mengatakan masalah pertahanan negara selalu meliputi tiga hal. Permasalahan itu didapati di laut, udara, dan darat.

"Satu adalah kegiatannya yang sangat rumit membutuhkan teknologi yang sangat tinggi, profesionalitas juga yang tinggi dari awak-awaknya, dan mengandung unsur bahaya yang sangat tinggi," kata Prabowo.

Prabowo menjelaskan TNI juga harus selalu dalam keadaan siap tempur. Bahkan, kata Prabowo, latihan yang dilakukan TNI pun selalu mengandung unsur bahaya.

"Kemudian bahwa TNI untuk mengadakan melaksanakan dan fungsinya harus dalam keadaan siap tempur, setiap saat karena itu sangat dibutuhkan latihan, dan latihan pun mengandung masalah bahaya yang sangat tinggi," tutur Prabowo.

Lebih lanjut Prabowo juga berbicara mengena alutsista yang relatif mahal. Menurut Prabowo, ada dilema antara mengutamakan pembangunan kesejahteraan dan menjaga kedaulatan negara.

"Bahwa alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa saya katakan sangat mahal, dan karena itu pimpinan negara selalu dihadapkan dan dilematis, harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan, tapi menjaga kemampuan pertanahan supaya kedaulatan pertahanan kita tidak terganggu," imbuh dia. (knv/fjp)

 Dalam Waktu Dekat Alutsista 3 Matra TNI Dimodernisasi 
Fregat Iver Huitfeldt class [Brian Aitkenhead]

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia akan melakukan investasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Prabowo akan melakukan modernisasi alutsista tiga matra TNI.

Prabowo menyampaikan ini dalam konferensi pers terkait hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali. Mulanya Prabowo menjelaskan bahwa alutsista di bidang pertahanan harganya sangat mahal.

"Alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa sangat mahal. Sangat mahal." kata Prabowo di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021).

Maka dari itu, pemimpin negara kerap dihadapkan pada dilema antara membangun kesejahteraan atau menjaga pertahanan. Oleh karena itu, Jokowi sempat memintanya menyusun masterplan di bidang pertahanan untuk investasi alutsista.

"Karena itu, Presiden pernah meminta ke saya satu tahun yang lalu untuk bersama-sama pimpinan TNI, menyusun suatu masterplan. Rencana induk 25 tahun yang memberi kita totalitas kemampuan pertahanan. Ini sudah kita rampungkan," katanya.

"Kita akan investasi lebih besar tanpa mempengaruhi usaha pembangunan kesejahteraan," sambungnya.

Prabowo menegaskan bahwa alutsista perlu diremajakan. Pasalnya, saat ini kebutuhan alutsista ini mendesak.

"Kita perlu meremajakan alutsista kita. Banyak alutsista kita adalah memang karena keterpaksaan dan karena kita utamakan pembangunan kesejahteraan, banyak yang belum modernisasi. Tapi sekarang ini mendesak. Kita harus modernisasi alutsista kita lebih cepat lagi," ungkapnya.

Dia yakin alutsista ini bisa mulai dimodernisasi. Yakni modernisasi di matra udara, laut, dan darat.

"Tapi saya yakin, dalam waktu dekat perlengkapan alutsista bisa kita modernisasi untuk tiga matra. Udara, laut, dan darat," tuturnya. (rdp/fjp)

 Bakal Beli 3 Kapal Selam Lagi 
Kapal selam S-BR [ist]

Kasus hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali memicu kritik alutsista TNI yang sudah tua. Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disebut bakal membeli tiga kapal selam lagi hingga 2024.

Anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi menyebut DPR saat ini memang tidak bisa melakukan pembahasan anggaran kementerian hingga satuan tiga alias tidak terperinci, tapi pembahasan soal pengadaan kapal selam dibahas detail. Dalam rencana strategi (renstra), Indonesia idealnya disebut punya 12 kapal selam.

"Kalau yang besar-besar seperti kapal selam ini, memang kan dalam renstra waktu itu idealnya Indonesia ini kan punya 12 kapal selam, kita baru punya 5 dan memang akan ada pengadaan sampai di MEF 3 (minimum essential force) ini 2024 akan ada tiga lagi," kata Bobby saat dihubungi detikcom, Kamis (22/4/2021). Bobby menjawab soal pengadaan kapal selam dalam anggaran belanja Kemhan.

Menurut Bobby, tiga kapal selam ini masih dalam pembahasan terkait asal pengadaannya. Namun dia yakin TNI Angkatan Laut paham mana kapal selam yang terbaik.

"Nah ini tiga lagi ini kan yang masih dalam perdebatan tapi kita juga kan, yang paling paham Angkatan Laut apakah beli dari Korea lagi, Daewoo, apakah yang sempat Pak Prabowo ke Prancis, Scorpene, itu, ataupun Rusia. Itu kan kita nggak sampai tahu mereknya apa, tapi pilihannya di kelas itu tiga itu," kata dia.

"Kenapa, karena Singapura sudah punya kelas di atas yang kita punya. Kita punya kan kelasnya U-209, kelas oke juga, tapi Singapura punya yang lebih tinggi lagi 218-SG. Nah, karena itu, kita harus punya yang lebih tinggi dari itu. Lebih tinggi dari itu ya ada itu, tiga itu," imbuh legislator Partai Golkar itu.

Masalah merek kapal selam itu, disebut Bobby, merupakan hal teknis. Yang penting, katanya, Indonesia punya anggarannya.

"Kalau masalah mana yang paling bagus, TNI-lah yang paling paham," jelas Bobby.

Terkait hilangnya KRI Nanggala-402, Bobby berharap Indonesia mengerahkan seluruh kapal pencari sebelum bantuan dari negara lain tiba. Menurutnya, ini situasi krisis.

"Kita tidak tahu perbekalannya bagaimana, oksigen berapa lama, walaupun mereka punya prosedur standar minimum kalau kapal itu istilahnya deployment mereka kan ada minimal perbekalan dibawa. Tapi kita nggak tahu ini karena ada kecelakaan," sebut dia.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan bahwa Indonesia akan melakukan investasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Prabowo akan melakukan modernisasi alutsista tiga matra TNI.

Prabowo menyampaikan ini dalam konferensi pers terkait hilang kontak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan Bali. Mulanya Prabowo menjelaskan bahwa alutsista di bidang pertahanan harganya sangat mahal.

"Alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa sangat mahal. Sangat mahal." kata Prabowo di Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4/2021). (gbr/tor)

  ⚓️ detik  

Infoglobal dan NTP Tandatangani Perjanjian Kerjasama Reverse Engineering Engine Adour MK-871

✈️ Mesin pesawat Hawk 109/209 Dirut PT. NTP, Tarmizi Kemal Fasya Lubis (kiri) dan Dirut PT. Infoglobal, Adi Sasongko (kanan) tandatangani kerjasama Reverse Engineering Engine Adour MK-871, Hawk 109/209 (20/04/21) [infoglobal]

Direktur Utama PT. Infoglobal Teknologi Semesta, Adi Sasongko dan Direktur Utama PT. Nusantara Turbin dan Propulsi (NTP), Tarmizi Kemal Fasya Lubis menandatangani perjanjian kerjasama Reverse Engineering Engine Adour MK-871, Hawk 109/209 pada Selasa, 20 April 2021 di Studio Bela Negara, Kementerian Pertahanan.

Penandatanganan kerjasama ini dilaksanakan pada ajang Ngopi Daring Bela Negara Bersama Industri Pertahanan dan disaksikan langsung oleh Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan, Laksma TNI Sri Yanto bersama jajaran serta disiarkan langsung melalui aplikasi Zoom.

Infoglobal dan NTP akan bekerjasama melaksanakan reverse engineering engine pesawat Hawk 109/209, Adour MK871.

Adi Sasongko mengatakan bahwa pekerjaan ini bermula dari tantangan untuk menghidupkan pesawat Hawk, di mana dalam hal ini tidak hanya berbicara tentang mesin saja tetapi juga avionik, pekerjaan yang menjadi satu kesatuan.

Kerjasama yang dilatarbelakangi oleh cita-cita kemandirian bangsa di bidang teknologi pertahanan ini disambut baik oleh Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan, karena sejalan dengan program Kementerian Pertahanan, yaitu pembinaan Industri Pertahanan.

Salah satu poin dari program pembinaan tersebut adalah melalui kerjasama agar ekosistem industri pertahanan di Indonesia dapat berkolaborasi memproduksi peralatan pertahanan yang dibutuhkan.

Dengan kerjasama ini diharapkan pesawat Hawk 109/209 milik TNI AU dapat diperpanjang umurnya.

  ✈️ Infoglobal  

Balitbang ESDM Kirim Teknisi dan Bawa Alat Cari KRI Nanggala-402

Pray for KRI Nanggala 402 & Crews Marine Magnetic SeaSpy Magnetometer [Kementerian ESDM]

Badan Litbang ESDM menerjunkan dua teknisi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan dan peralatan Marine Magnetic SeaSpy Magnetometer untuk membantu pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Utara Bali. Kedua tim teknis P3GL adalah Wilman Darmawan dan Sahnedi.

"Mereka bergabung dengan tim operasi gabungan yang dipimpin Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dari tanggal 22 sampai dengan 28 April 2021," ucap Kapus P3GL Hedi Hidayat dalam keterangan tertulis, Kamis (22/4/2021).

Ia menjelaskan Marine Magnetic SeaSpy Magnetometer digunakan untuk mendeteksi perkiraan lokasi kapal selam. Alat ini umumnya digunakan sebagai peralatan survei geofisika untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan berdasarkan sifat kemagnetannya.

"Secara prinsip kerja marine magnetometer identik dengan alat metal detektor yang membedakan hanyalah threshold dari keduanya," imbuhnya.

Sebelumnya, KRI Nanggala 402 diketahui hilang kontak saat menggelar latihan penembakan rudal di perairan Utara Bali pada Rabu 21 April 2021 sekitar pukul 03.00 WIB. Kapal tersebut diduga mengalami blackout atau mati listrik total. Hal itu, membuat awak kapal tidak dapat melakukan proses kedaruratan (tombol darurat untuk mengembus kapal timbul ke permukaan).

KRI Nanggala merupakan kapal selam buatan Jerman tahun 1977 masuk jajaran TNI Al tahun 1981. Saat mengarungi lautan, kapal selam tersebut berisi 53 awak, terdiri atas 49 anak buah kapal (ABK), satu komandan satuan, tiga personel arsenal. (mul/ega)

  ★ detik  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More