blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Drone LEN

Drone Bersenjata karya LEN - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Selasa, 21 Januari 2025

Noahtu Shipyard Sukses Luncurkan Kapal MDV 65 m

 👷 Pesanan TNI AD Kapal Multipurpose Disaster Vessel TNI AD ADRI XCII (Lucas)

Sukses peluncuran kapal Multipurpose Disaster Vessel (MDV) 65 meter oleh Noahtu Shipyard di Jakarta 16 Januari 2025 merupakan design by Terafulk Megantara Design.

Kapal pesanan Kementrian Pertahanan dengan pengguna TNI AD merupakan kapal Multiguna dengan misi selain untuk pergeseran Logistik dan Pasukan, kapal ini berfungsi sebagai Kapal Tanggap Darurat/Disaster Relief Operation, Emergency Medical Response sehingga mempunyai kemampuan untuk Beaching/unbeaching.

Kapal dengan panjang 65 m, lebar 14 m, tinggi 4.6 m dengan kecepatan max. 16 knot.

Dilengkapi fasilitas heli landing, geladak kendaraan, mobil dapur umum lapangan, medium escavator, mobile genset, ambulance.

 👷 
Terrafulk  

Senin, 20 Januari 2025

PTDI Jajaki Penawaran Pesawat MPA ke RTN

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDc_7AW9QQZNbim0bnp_PbS05i1nxYRSQT-5jU1mYHuFWysdywutVY4GX9R3CregjRln5zj67YKIgC1S0Cy0ptOTPmdyOe0xqmMbpF1bf-b-ty8xG6JgBVJk9HUeiXR2hMcsB2qvEp7mwPHE-03j7_1KZ8KgKikJiPguGgpKFrpvQD_p3oem411bh87kUM/s1080/RTN_4.webpCN235 MPA TNI AL ketika dijajal delegasi RTN  (Puspenerbal) 🛩
L
aksamana Chalathis Nawanukroh Wakil Panglima Angkatan Laut Kerajaan Thailand dan delegasi militer Angkatan Laut Kerajaan Thailand (RTN) melakukan kunjungan ke Indonesia. Mengunjungi Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) di Surabaya, termasuk mendapatkan demonstrasi kinerja dan kemampuan pesawat CN235-220 MPA (Maritime Patrol Aircraft), satu dari enam pesawat milik Puspenerbal yang diproduksi oleh PT DI.

Direktur Niaga, Teknologi, dan Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal dan jajaran pimpinan PTDI menyampaikan sambutan kepada jajaran perwira Angkatan Laut Kerajaan Thailand bahwa Pesawat patroli maritim CN235-220 MPA memenuhi persyaratan penting untuk misi patroli maritim dan transportasi militer sebagai satu-satunya industri manufaktur kedirgantaraan di Asia Tenggara.

Hingga tahun 2024, PTDI telah berhasil mengekspor pesawat angkut keluarga CN235-220 produksi dalam negeri sebanyak 70 pesawat telah dikirimkan ke pelanggan di banyak negara di seluruh dunia termasuk Thailand pada Royal Thai Police Aviation Division (RTP) dan Department of Royal Rainmaking and Agricultural Aviation (DRRAA), Ministry of Agriculture and Cooperatives, Thailand.

Royal Thai Naval Air Division (RTNAD) dari Komando Operasi Angkatan Laut Kerajaan Thailand (RTF) baru-baru ini mengumumkan proyek untuk mendapatkan pesawat angkut baru guna memberikan dukungan taktis kepada Korps Marinir Kerajaan Thailand (RTMC) sebanyak 2 unit, dengan biaya sekitar 3.800.000.000 baht ($ 109.725.152).

Pesawat baru ini ntuk menggantikan dua pesawat angkut Fokker F-27 MK-400 yang sebelumnya ditempatkan di Skuadron 201 (Skuadron Udara Angkatan Laut 201), Wing 2 (Wing Udara Angkatan Laut 2), Divisi Penerbangan Angkatan Laut, yang dilaporkan telah dinonaktifkan sejak akhir tahun tahun 2023.

 Tawarkan MRO skala penuh di Thailand 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiZ-s6WUFcJDmv84yZmEn0trwlawLlMGmR3ex8XnCGlL_Lpbmo8iiDy0t8OUSMufuz4-260jjYigACfQvtXpskaKnC6icJx_d1Sm-yIkYauhOW5PPE0Ac3DfuX60Ni47IYukGvsozMX0I0dIuTByRdgqm1PPEuvBwYqRFwrmqZZcuZjGD8exj3Lol6gxfm/s1080/RTN_1.webp PTDI Indonesia telah menawarkan pesawat angkut CN235-220 kepada Angkatan Laut Kerajaan Thailand dengan proposal untuk membangun pusat Maintenance, Repair & Overhaul (MRO) skala penuh di Thailand bekerja sama dengan industri Penerbangan Thailand, seperti Thai Aviation Industries Co., Ltd. (TAI), yang telah memiliki kemampuan untuk merawat berbagai pesawat di dalam negeri.

Dalam konfigurasi pesawat patroli maritim, CN235-220 MPA dilengkapi dengan berbagai peralatan sensor termasuk radar AN/APS-13C(V)3 OceanEye, yang menyediakan kemampuan deteksi, identifikasi, dan pelacakan. Target kecil dan target bergerak di darat (GMTI: Ground-Moving Target Indicator) dalam Anti-Surface Warfare (ASuW) dan Search and Rescue (SAR).

Angkatan Laut Kerajaan Thailand masih membutuhkan 3 pesawat patroli maritim untuk menggantikan pesawat antikapal Lockheed P-3T Orion yang sebelumnya dikerahkan di Skuadron 102, Wing 1, Divisi Penerbangan Angkatan Laut, dan dinonaktifkan pada tahun 2014. Termasuk pesawat antikapal Fokker F-27 MK200 Maritime Enforcer (ME), yang ditempatkan di Skuadron 102 (Skuadron Udara Angkatan Laut 102), Wing 1 (Wing Udara Angkatan Laut 1), Angkatan Udara Kerajaan Thailand, Korps Penerbangan Angkatan Laut Kerajaan Thailand (RTAF) yang dilaporkan telah dinonaktifkan tahun lalu.

Dalam bentuk pesawat angkut taktis, CN235-220 dapat mengangkut 49 orang pasukan atau 39 pasukan terjun payung. Ada rampdoor besar di bagian belakang pesawat, yang memudahkan untuk memindahkan barang bawaan dan dapat lepas landas dan mendarat di landasan pacu yang belum diaspal, ini konsisten dengan pengembangan kemampuan masa depan yang ditekankan Angkatan Laut Kerajaan Thailand untuk "mengurangi jenis" pesawat tua yang tidak layak diperbaiki dan "meningkatkan jumlah" pesawat barunya.

Hal itu membuat PTDI Indonesia melirik kemungkinan mendapat pesanan CN235-220 dari Royal Thai Navy sebanyak 5 pesawat. Namun, pesaing yang mungkin muncul termasuk pesawat patroli maritim C295 MPA, yang diproduksi oleh perusahaan Eropa Airbus di Spanyol, yang berbasis pada pesawat angkut C295W yang dimiliki oleh Angkatan Darat Kerajaan Thailand (RTA).

  🛩 AAG  

Drone Aruna 45 Sukses Uji Terbang di Perairan Jakarta

 Berbahan Daur Ulang Sampah Plastik 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJrKn3d5vW73Eie7Klmk0JsfqyFITl5vwxPKLZlwABg5oQ5tTPDljL3GWXKN-wicN0Nhvlk83X04vcw9aYXniZzkDx_QE0qp5jV6i-ua1rfHAfu85hXz3k7hiXKshrhsoFASqyjDk8pdVAxUjIYhndbhsCpu_xHDArsKQAEh1FpACdYzEF1WSXiypEMAyz/s1200/Aruna-45_2.jpegDrone Aruna 45 (Kompas) 💥

D
rone Aruna 45 sukses terbang di atas perairan Teluk Jakarta, meski dalam kondisi cuaca yang tidak bersahabat.

Mengutip keterangan resmi, Jumat (17/1/2025), pesawat terbang tanpa awak (drone) berbahan daur ulang sampah plastik ini diterbangkan dari atas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) milik TNI Angkatan Laut (TNI AL) KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat (992).

Pelaksanaan uji terbang drone yang ke depan digadang-gadang akan memperkuat alutsista TNI AL ini dipimpin oleh Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Komando Armada I Laksamana Pertama TNI Muhammad Taufik, M.M.D.S, mewakili Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI Dr. YooS Suryono H., M.Tr (Han)., M.Tr. Opsla dan sejumlah pejabat lainnya.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigOnWfxXiTwt5CK1uP79Y8ACl437hG4j0NaN7IreT5SU9eztGmbVJTOsPkfEfGUef7Q5PGDMo7ssN9uL-XQPi8p70W_5xqqsiD-RojfQUMTmnpKC-84izujMxX9cyQJQo75MzU0YZJK0m1GiOFcoYYGCzslxSog5aui2UATYM-sELvw73AhNIJVP-syRpX/s700/Aruna-45_3.jpeg"Menggunakan teknologi VTOL, Aruna 45 melakukan take off dan landing secara baik," kata Laksamana TNI PURN Yudo Margono, selaku Pembina dalam keterangan resmi.

Walau dalam kondisi angin mencapai 24 knot serta rintik hujan, dengan kemampuan otonom, Aruna 45 memberikan efektivitas dalam melakukan misi-misi yang menunjang operasi khususnya di laut.

"Uji coba ini akan ditindaklanjuti dengan melibatkannya dalam latihan-latihan berskala besar yang akan dilaksanakan di Laut Natuna dalam waktu dekat," ujar dia.

Dia menambahkan bahwa drone ini juga akan menjadi sistem pendukung dalam operasi menjaga kedaulatan wilayah laut Indonesia secara lebih efektif.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVj_e4uH3oU64EMHqxQfq4kaC4DDluwe3ldn_LFdkq2RJmZpAgAKZ8ZVmosi3y_AerHBjkEKpCU6y3KNAwB67wJ9hcjkQnuePIGrFsFw8MnZpQnF5ElvHe00kiT0nWIskBctl1p3UHX8v3QqW4ZGGfDK8xnpewwCgvEopvUSO3jOl_5ZzT18teAydYbamU/s1265/Aruna-45_1.webpDia mengatakan, Aruna 45 adalah buah ide dan pemikiran keberlanjutan dari Mantan Panglima TNI Laksamana TNI PURN Yudo Margono.

Dia dikenal sangat konsen terhadap pelestarian lingkungan, setelah sebelumnya memproduksi dan membagikan seragam sekolah berbahan daur ulang sampah plastik kepada anak-anak sekolah yang membutuhkan.

"Inovasi ini kemudian dikembangkan lagi dengan menciptakan Drone Aruna 45," ujar dia.

Dia menegaskan bahwa Laksamana TNI (Purn) Yudo Margono selaku pembina sangat konsen terhadap inovasi dan karya-karya anak-anak muda bangsa Indonesia agar bisa berkontribusi lebih baik, lebih kreatif, dan berdampak kepada masyarakat secara luas.

  💥 Kompas  

Minggu, 19 Januari 2025

Athan RI Kunjungi Pabrik Chaiseri Metal and Rubber Co., Ltd

(Puspen TNI)

Atase Pertahanan Republik Indonesia di Bangkok Kolonel Cke Faisal R. Hutagalung beserta delegasi melaksanakan kunjungan resmi ke pabrik Chaiseri Metal and Rubber Co., Ltd.

Kunjungan ini bertujuan untuk mempererat kerja sama strategis di bidang pertahanan antara Indonesia dan Thailand. Senin (13/1/2025).

Dalam kunjungan ini, pihak Chaiseri memaparkan company profile dan memperkenalkan inovasi unggulan mereka, termasuk kendaraan lapis baja First Win AFV yang telah diakui secara internasional, dan akan ditampilkan pada Ajang Indonesia Defence 2025.

Pihak Chaiseri menyambut baik kunjungan delegasi Indonesia dan menyampaikan kesiapan mereka untuk menghadiri Indo Defence 2025 di Jakarta.

Lebih dari itu, Chaiseri juga menunjukkan komitmennya untuk berkolaborasi dengan industri pertahanan Indonesia, khususnya PT Pindad, dalam hal transfer teknologi dan pengembangan kendaraan militer, termasuk menempatkan tenaga ahli untuk pelatihan teknis.

Mr. Krit Koolhiran perwakilan manajemen Chaiseri menyampaikan bahwa selain memproduksi Armoured Vehicle, pihaknya juga memproduksi sukucadang berbagai jenis kendaraan militer dengan kualitas yang telah mendapat pengakuan dari pabrikan asal, termasuk Run Flat System Wheels dan Track Pad untuk berbagai jenis Tank.

Chaiseri juga memiliki kerjasama dengan militer berbagai negara dalam hal perbaikan dan overhaul Tank.

Selama Kunjungan, Delegasi diterima oleh Mr. Karn Koolhiran selaku CEO Chaiseri Metal and Rubber ltd, hal ini menjadi langkah awal yang strategis untuk mempererat hubungan bilateral antara kedua negara di sektor industri pertahanan, sekaligus membuka peluang bagi Indonesia untuk peningkatan kapasitas teknologi militer melalui kolaborasi internasional.

  Puspen TNI  

Royal Thai Navy Jajal Pesud CN235 Penerbal

 Berencana Akuisisi CN 235 MPA https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDc_7AW9QQZNbim0bnp_PbS05i1nxYRSQT-5jU1mYHuFWysdywutVY4GX9R3CregjRln5zj67YKIgC1S0Cy0ptOTPmdyOe0xqmMbpF1bf-b-ty8xG6JgBVJk9HUeiXR2hMcsB2qvEp7mwPHE-03j7_1KZ8KgKikJiPguGgpKFrpvQD_p3oem411bh87kUM/s1080/RTN_4.webpCN235 MPA TNI AL (Puspenerbal) 🛩
W
ing Udara 2 Puspenerbal sebagai satuan yang membina Skuadron-skuadron Udara, salah satunya Skuadron Udara 800 Wing Udara 2 Puspenerbal yang berperan sebagai Skuadron Patroli Maritim berkesempatan mendemonstrasikan kemampuan Patroli Maritim pesawat udara (Pesud) CN235 pada Kamis (16/1/2025).

Pesud yang dibangun PT Dirgantara Indonesia di Bandung ini, menjadi andalan Puspenerbal dalam melaksanalan tugas menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang menjadi kepanjangan mata bagi Kapal-kapal Perang Republik Indonesia.

Royal Thai Navy (Angkatan Laut Thailand) yang berkunjung ke Pangkalan TNI AL Juanda yang rencananya akan mengakuisisi pesawat CN235 ini, berkesempatan mengikuti penerbangan demonstrasi yang dipiloti Kapten Laut (P) Wisnu Akbar dan Lettu Laut (P) Dani Asgar.

Penerbangan yang dilaksanakan ke area Cape Pangkah dengan ketinggian 3000 – 6000 feet di atas permukaan laut mendemonstrasikan berbagai keunggulan yang dimiliki pesud CN235 MPA ini.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiZ-s6WUFcJDmv84yZmEn0trwlawLlMGmR3ex8XnCGlL_Lpbmo8iiDy0t8OUSMufuz4-260jjYigACfQvtXpskaKnC6icJx_d1Sm-yIkYauhOW5PPE0Ac3DfuX60Ni47IYukGvsozMX0I0dIuTByRdgqm1PPEuvBwYqRFwrmqZZcuZjGD8exj3Lol6gxfm/s1080/RTN_1.webpDari Angkatan Laut Thailand, dihadiri langsung oleh Deputy Commander in. Chief, ADM Chonlathis Navanugraha bersama dengan delapan staf dan tim dari Defense Attache beserta Direktur Niaga Teknologi dan Pengembangan PT. Dirgantara Indonesia, Mohamad Arif Faisal beserta staf.

Komandan Skuadron Udara 800 Wing Udara 2, Letkol Laut (P) Iwan, menyampaikan bahwa ini merupakan kesempatan bagus untuk menjalin hubungan baik dengan angkatan laut negara tetangga salah satunya Angkatan Laut Thailand.

Disisi lain, Komandan Wing Udara 2 Puspenerbal juga menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bukti profesionalisme penerbang-penerbang TNI AL dalam mengoperasikan alutsista yang dimiliki.

  🛩 Puspenerbal  

Sabtu, 18 Januari 2025

Bakamla RI Akan Miliki 3 Kapal Patroli Baru

KN 321 P Nipah dengan panjang 80 meter (Bakamla)

Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya TNI Irvansyah menjelaskan bahwa institusinya akan memiliki 13 kapal patroli atau lebih banyak ketimbang saat ini yang berjumlah 10 kapal.

Irvansyah menjelaskan bahwa tiga kapal patroli tambahan tersebut terdiri atas satu kapal hibah hasil kerja sama dengan pemerintah Jepang, dan dua kapal yang dibuat menggunakan pinjaman dalam negeri.

"Ini kemarin kami sudah tanda tangan kontrak dari Bakamla dengan Mitsubishi Shipbuilding," kata Laksdya TNI Irvansyah saat memberikan keterangan pers usai menghadiri peringatan HUT Ke-19 Bakamla RI di Taman Proklamasi, Jakarta, Selasa.

"Setelah itu," kata dia, "mereka mulai merancang, menggambar, nanti mulai peletakan kayak kalau bangunan itu batu pertama, ini keel laying atau apa, steel cutting, macam-macam istilahnya."

Laksdya TNI Irvansyah berharap kapal patroli hibah dari Jepang tersebut dapat segera cepat selesai pada saat tahap pembuatan telah dimulai. Namun, dia memperkirakan kapal tersebut baru selesai pada tahun 2026.

Dikatakan bahwa dua kapal yang dibiayai pinjaman dalam negeri berasal dari bank-bank pemerintah, sedangkan PT PAL Indonesia akan menjadi pabrik pemroduksiannya.

"Haram bagi saya beli kapal luar negeri, ... haram. Itu rasanya jadi pengkhianat. Banyak sekali galangan kapal Indonesia sehingga kami pesan dari Indonesia sendiri, kecuali yang hibah, kami tidak bisa menolak. Dia yang kasih hibah, dia yang bangun, kami terima jadi saja," jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa panjang kapal yang menggunakan pinjaman dalam negeri berukuran 60 meter dan 80 meter.

Selain tiga kapal tersebut, lanjut dia, Amerika Serikat juga telah berjanji untuk memberikan kapal kepada Indonesia, tetapi ukurannya akan lebih kecil jika dibandingkan dengan hibah dari Jepang.

Ukuran lebih kecil. Kalau di Jepang ukuran panjangnya itu 85 meter, Amerika mungkin sekitar 38-40 meter untuk di pesisir,” ujarnya.

Lebih lanjut, dia menargetkan bahwa kapal-kapal milik Bakamla ke depannya, termasuk tiga kapal tambahan nanti, akan dilengkapi dengan laboratorium di tengah laut.

Dengan adanya laboratorium tersebut, dia berharap Bakamla RI bisa memeriksa narkoba maupun mineral di tengah laut sehingga tidak menghabiskan banyak waktu karena harus membawa barang tersebut ke pangkalan.

"Harapannya 1—2 jam di laut selesai periksa, bisa berlayar lagi sehingga ongkos pekerjaan mereka operasionalnya tidak terlalu tinggi dan tidak menyita waktu terlalu banyak," jelasnya.

Sebelumnya, pemberian kapal patroli hibah dari Jepang tersebut turut dibahas dalam pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba.

 Susun draf RUU Keamanan Laut 
Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksamana Madya TNI Irvansyah mengatakan bahwa pihaknya telah menyusun draf Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Keamanan Laut, dan akan menyerahkannya ke DPR RI.

Irvansyah menjelaskan bahwa RUU Keamanan Laut saat ini diperlukan karena akan mengatur secara khusus Bakamla RI.

Bakamla ini Undang-Undangnya masih menempel di Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran yang sekarang sudah revisi jadi Undang-Undang Nomor 66 Tahun 2024,” kata Irvansyah menjelaskan, saat memberikan keterangan pers usai menghadiri peringatan HUT Ke-19 Bakamla RI di Taman Proklamasi, Jakarta, Selasa.

Selain itu, dia menjelaskan bahwa RUU tersebut perlu seiring dengan pentingnya keberadaan coast guard atau penjaga laut dan pantai di Indonesia.

Untuk apa coast guard? Banyak negara punya coast guard, hampir seluruh negara punya coast guard, setidaknya mempunyai badan yang melaksanakan fungsi coast guard secara universal,” ujarnya.

Sebelumnya, Irvansyah dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi I DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/11), mengatakan draf RUU Keamanan Laut menjadi salah satu program yang akan dijalankan instansinya pada masa 100 hari pertama Kabinet Merah Putih.

Dalam rapat tersebut, dia mengatakan urgensi pembuatan RUU Keamanan Laut dikarenakan masih terjadinya pemeriksaan berulang di laut karena banyaknya instansi di laut yang berwenang melakukan hal tersebut.

  💂
antara  

Jumat, 17 Januari 2025

Kemhan Berencana Meningkatkan Anggaran Pertahanan

 Dinaikkan Jadi 1,5 Persen. 
https://assetd.kompas.id/LI-3rjcS-poPPV9K-4Qp5-Jlppc=/fit-in/1024x691/filters:format(webp):quality(80)/https://asset.kgnewsroom.com/photo/pre/2022/10/04/ea78c43e-9728-4168-80b5-bff1e0b05485_jpg.jpgInfografik Anggaran Fungsi Pertahanan (Kompas)

K
ementerian Pertahanan berencana meningkatkan anggaran belanja pertahanan mencapai 1 persen hingga 1,5 persen dari produk domestik bruto atau PDB. Selama ini, anggaran pertahanan hanya berkisar 0,7 persen-0,8 persen, sedangkan idealnya kebutuhan minimal untuk membangun kekuatan pertahanan mencapai 1,5 persen-2 persen dari PDB.

Keterbatasan anggaran pertahanan berdampak signifikan terhadap upaya modernisasi alat utama sistem senjata di Indonesia. Pasalnya, banyak alutsista yang telah usang dan membutuhkan penggantian.

Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan Frega Wenas Inkiriwang saat ditemui di Balai Media Kemenhan, Jakarta, Kamis (16/1/2025), menyampaikan, dalam Rapat Pimpinan Kemenhan dan TNI 2025, salah satu poin yang ditekankan adalah rencana menambah anggaran untuk pertahanan dari produk domestik bruto. Selama ini, anggaran belanja untuk pertahanan masih berkisar 0,7 persen-0,8 persen. Rapat pimpinan Kemenhan sebelumnya digelar secara tertutup.

Sementara itu, negara-negara luar memiliki anggaran pertahanan di atas 2 persen dari PDB nasional mereka. ”Peningkatan proyeksi anggaran pertahanan nasional yang sebelumnya 0,8 persen ini diproyeksikan bisa di atas 1 persen, bahkan sampai 1,5 persen, tentu secara bertahap dan komprehensif,” kata Frega.

  Masih jauh 

Persentase alokasi anggaran 0,8 persen dari PDB untuk belanja pertahanan Indonesia itu dinilai masih jauh di bawah negara-negara maju seperti Amerika Serikat (3,7 persen), Inggris (2,2 persen), dan Perancis (2,1 persen). Sementara itu, negara-negara di Asia seperti China dan Korea Selatan membelanjakan 1,7 persen sampai 2,8 persen dari PDB untuk belanja pertahanan mereka.

Beberapa anggota ASEAN seperti Malaysia dan Filipina membelanjakan sekitar 1 persen dari PDB, sementara Singapura menyumbangkan 3,2 persen dari PDB nasional mereka untuk keperluan pertahanan.

Meski demikian, Frega mengakui untuk mewujudkan hal tersebut tidak mudah. Sebab, penetapan belanja pertahanan sebesar 1,5 persen harus didukung oleh kondisi perekonomian yang stabil.

Beberapa program perekonomian pemerintah seperti hilirisasi ekonomi, penguatan investasi, dan ketahanan pangan diyakini akan memberikan dampak baik bagi ketahanan ekonomi Indonesia. Kemenhan mendukung program-program tersebut demi kuatnya kedaulatan negara.

Secara nilai ini masih dalam proses. Saya tidak bisa menyebutkan karena itu, kan, terkait dengan PDB. PDB, kan, bervariasi, tapi kita bermainnya di alokasi proporsional dari PDB. Kita juga melihat stabilitas nasional kita dengan ekonomi, makanya salah satu poin itu juga yang ditekankan oleh Pak Menhan dalam rapim dengan TNI ini,” kata Frega.

  Mendukung modernisasi 

Rencana peningkatan anggaran, lanjut Frega, juga demi mendukung modernisasi alat utama sistem senjata dan industri pertahanan nasional. Alutsista menjadi salah satu hal prioritas Kemenhan dan TNI pada tahun 2025. Sebab, banyak alutsista yang telah usang dan membutuhkan penggantian.

Frega mencontohkan, sebagai negara kepulauan, Indonesia perlu memperkuat kapal-kapal perang. Selain itu, dari segi pertahanan udara, pemerintah juga mencanangkan penguatan alutsista, mulai dari pesawat tempur, pesawat angkut, hingga rudal sensorik. Meski demikian, ia tidak menyebutkan alutsista apa saja yang akan dihadirkan pada tahun ini.

Kita sebagai negara kepulauan diproyeksikan untuk memperkuat kapal-kapal perang kita, fregat, kemudian juga tentu kapal selam, dan sensoring, termasuk juga dengan misil, kemudian peluru. Dan tidak lupa terkait dengan masalah alutsista siber, itu yang sempat dibahas,” tambah Frega.

Selain itu, dalam Rapimnas Kemenhan dan TNI 2025 juga dibahas reformasi birokrasi pertahanan negara serta pembangunan kapasitas intelektual dari sumber daya manusia (SDM) Kemenhan-TNI. Harapannya, bisa menciptakan program-program muda yang andal dan cerdas dengan target kaderisasi pemerintah di masa depan.

Dalam arahannya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antara Kemenhan dan TNI, serta strategi pertahanan dan anggaran dalam mengelola dan menunjang kekuatan pertahanan.

Rapim Kemenhan dan TNI ini kita jadikan navigasi dalam mengemban tugas untuk bangsa dan negara yang berada di pundak kita sekalian, sebagai institusi negara dalam melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,” ujar Sjafrie dalam keterangan tertulis.

Sjafrie juga mengingatkan hal-hal yang perlu diwaspadai, termasuk memberikan penekanan pentingnya keterpaduan ketiga matra dalam menghadapi beragam dinamika ancaman dan tantangan bangsa.

Ia berharap, rapim kali ini dapat menjadi landasan kuat bagi pengembangan kebijakan pertahanan yang lebih adaptif dan responsif terhadap dinamika global serta memperkuat kesiapan TNI dalam menjaga kedaulatan negara.

  Asumsi pertumbuhan 7 persen 

Analis Lab 45 bidang politik dan keamanan, Christian Guntur Lebang, mengatakan, dari kajian, anggaran sektor pertahanan sebuah negara biasanya dialokasikan berkisar 1-1,5 persen dari produk domestik bruto. Indonesia pun memang sudah memiliki rencana untuk secara bertahap meningkatkan anggaran pertahanannya, mulai dari 0,5 persen sampai mencapai 1,5 persen. Namun, rencana peningkatan anggaran pertahanan itu mengasumsikan pertumbuhan ekonomi per tahun sebesar 7 persen.

Yang menjadi berat adalah kita tidak pernah mencapai pertumbuhan ekonomi 7 persen,” kata Christian.

Selain itu, selama 15 tahun terakhir anggaran untuk sektor pertahanan bukan anggaran kementerian tidak bertambah secara signifikan. Jika dibandingkan dengan alokasi anggaran untuk ekonomi dan perlindungan sosial, anggaran untuk sektor pertahanan lebih kecil.

Dari anggaran pertahanan yang digelontorkan setiap tahun, sekitar 50 persen justru digunakan untuk membiayai hal-hal yang tidak terkait langsung dengan pertahanan. Sementara hanya sekitar 30 persen anggaran yang digunakan untuk pengadaan alat utama sistem persenjataan serta biaya perawatan dan pemeliharaan.

Modernisasi alutsista mau tidak mau membutuhkan anggaran yang lebih besar daripada yang disediakan selama ini. Namun, alokasi anggaran pertahanan yang lebih besar mengasumsikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, setidaknya 8 persen per tahun,” katanya.

  🛡 Kompas  

PTDI dan Thales Belgia Bersiap Kerjasama Produksi Roket Lagi di Tasikmalaya

Roket produksi PTDI (PTDI) ➶

PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Thales Belgia bersiap kembali melakukan kerjasama produksi roket. Kedua pihak sudah melihat-lihat kawasan produksi III PTDI di Tasikmalaya, Rabu, 15 Januari 2024.

PTDI dan Thales Belgia berniat mengaktifkan kembali kolaborasi yang pernah terjalin, termasuk produksi roket. Yang dimaksud, adalah roket keperluan senjata militer.

Delegasi Thales Belgium dipimpin oleh Domain Director Thales Belgium, Thomas Colinet, diterima oleh Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal beserta jajaran Manajemen PTDI.

Direktur Niaga, Teknologi & Pengembangan PTDI, Moh Arif Faisal, menyebutkan, kunjungan ini merupakan tindak lanjut pertemuan PTDI dan Thales di Bali International Airshow 2024.

Kedua pihak mendorong mempererat kembali kerja sama yang pernah terjalin sejak tahun 1980-an. Tidak hanya itu, keberlanjutan kerja sama ini juga menunjukkan kesiapan kami dalam memenuhi kebutuhan roket di Indonesia,” ujar Moh Arif Faisal.

 Sejarah kerjasama 
PTDI memiliki sejarah panjang dalam pengembangan roket. Pada tahun 1985-1996, IPTN (sekarang PTDI) memperoleh lisensi resmi dari Forges de Zeebrugge S.A. (FZ) Belgium (sekarang Thales Belgium) untuk memproduksi motor rocket berkaliber 2,75 inch (70 mm).

Kerja sama ini akan dibangkitkan kembali melalui rencana penandatanganan framework agreement yang mencakup joint marketing, sales dan produksi roket kaliber 2,75 inch (70 mm) dimulai dari pasar domestik dan terbuka peluang di pasar regional.

PTDI menggunakan kode RD dan WD untuk produk yang dipasarkan di Indonesia. PTDI telah berhasil mengintegrasikan roket 2,75 inch (70 mm) ke berbagai platform udara milik TNI AD, TNI AU dan TNI AL, baik rotary wing maupun fixed wing.

Beberapa platform yang telah teruji kompatibel dengan roket ini meliputi helikopter AS555 Fennec, BO105, Bell 212, NBell 412, NAS332 Superpuma, serta pesawat F-16 dan Embraer Supertucano. Selain itu, roket ini juga dapat diaplikasikan pada helikopter Apache, Mi-35P dan S70 Blackhawk.

Sejak tahun 1985, PTDI memproduksi dan mengirimkan lebih dari 43.000 unit roket FFAR dan WAFAR 2,75 inch (70 mm) dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai sekitar 20% hingga 40%.

 Kapasitas produksi 
Untuk kapasitas produksinya sendiri mampu mencapai 10.000 unit/tahun. Sedangkan untuk warhead-nya, PTDI telah berhasil memproduksi lebih dari 40.000 unit dengan TKDN 60% hingga 85%, yang kapasitas produksinya mampu mencapai 5.000 unit/tahun.

Dalam hal sertifikasi, pada tahun 2019 PTDI memperoleh Military Air Weapon Type Certificate (TC) dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA) untuk beberapa komponen strategis, seperti Smoke Warhead WD-703 dan Rocket Motor RD-7010, dimana pada tahun 2021 kembali memperoleh sertifikasi yang sama untuk Rocket Motor RD-702 Mod.4, dan Rocket Motor RD-701.

Thales Belgium berencana untuk menginisiasi kerja sama dimulai dari perakitan produk roket 2,75 inch (70 mm) di fasilitas PTDI, yang kemudian dilanjutkan bertahap menuju transfer produksi dari Thales Belgium ke PTDI yang diharapkan dapat mendongkrak nilai TKDN roket PTDI menjadi di atas 40%.

Dalam pertemuan hari ini, PTDI dan Thales Belgium juga berdiskusi terkait arah kerja sama untuk pengembangan unguided rocket dan guided rocket. ***

  Pikiran Rakyat  

Kamis, 16 Januari 2025

Ranpur Tank Harimau Buatan Pindad Siap Jaga Pertahanan IKN

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7zGw2XOPRl2L3YA4VKHL3lteAG6nDl6uvxpzSG_oPpD0eiwM24QVQsaAneNnTGF3iMozCo26996rOqlkxguCBELIEouHh1v5K02JSOTWlHHrg75pOtS1KnbQ-cr1tpUHEL7CsakZetb0eOPRXa-DBNQ5JweP9-5MhfdNnzyESnUzrwlrV7v2mCaiT3V18/s1152/MT%20Harimau_AAbE3Se.jpgMT Harimau Pindad, hasil kerjasama dengan FNSS (Pindad)

S
ebanyak 13 kendaraan tempur (ranpur) tank Harimau buatan PT PIndad telah berada di Batalyon Kavaleri (Yonkav) 13/Satya Lembuswana, satuan bantuan tempur (satbanpur) Kodam VI/Mulawarman, Kalimantan Timur.

Ranpur yang sudah tiba di Balikpapan sejak Mei 2024 tersebut disiapkan untuk menjaga pertahanan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Komandan Pusat Persenjataan Kavaleri TNI Angkatan Darat (AD) Mayjen TNI Eko Susetyo mengatakan, ranpur ini memang disiapkan untuk satuan yang berdekatan dengan IKN.

"Sejumlah 9 ranpur di antaranya berada di Kutai Kartanegara," ujar Eko, Kamis (9/1/2024).

Menurutnya, ranpur ini masih terus diproduksi PT Pindad. Sebagian diproduksi untuk Yonkav 5/Dwipangga Ceta di Palembang, dan sebagian lagi disiapkan untuk pelatihan di Pusat Pendidikan Kavaleri (Pusdikkav) Padalarang, Jawa Barat.

Eko menjelaskan, dalam mendukung sistem pertahanan IKN, proses pelatihan, penggunaan, dan perawatan alutsista sudah dilaksanakan, tetapi belum maksimal.

Termasuk latihan menembak di Baturaja, Sumatera Selatan, yang masih ditemukan kendala pada sistem mechanical.

"Selain itu, kendala pada operasional juga masih ada, bahwa ada yang kurang terampil. Namun, karena pelatihannya memang belum selesai. Sehingga kami akan tetap melaksanakan pelatihan itu secara formal maupun informal," tutur Eko.

Pelatihan demi pelatihan akan terus dilakukan di Pusdikkav Padalarang agar tidak ditemukan lagi kendala, baik pada sistem mechanical, maupun operasional.

Eko menambahkan, Yonkav 13/Lembuswana ini akan dijadikan sebagai role model perawatan ranpur.

Hal ini karena, selain tank Harimau yang merupakan ranpur baru, Yonkav 13/Lembuswana juga memiliki ranpur lainnya seperti tank Leopard yang merupakan main battle tank TNI AD.

"Kita akan menyusun longbook, menyarankan kepada pimpinan TNI AD tentang bagaimana seharusnya ranpur ini dipelihara sehingga bisa siap operasional setiap saat dan tahan lama," tuntas Eko.

 Berikut video liputan TvOne : 


  👷 Kompas  

Rabu, 15 Januari 2025

Menhan Kunjungi Fasilitas Produksi Munisi PT Pindad di Malang

 Dukung Transformasi Industri Pertahanan Indonesia 
Pada Selasa, 14 Januari 2025, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, mengunjungi fasilitas produksi munisi PT Pindad di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Pertahanan untuk mendukung transformasi industri pertahanan Indonesia dan meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.

Kunjungan Menhan RI ke fasilitas produksi munisi tersebut merupakan kegiatan lanjutan setelah sebelumnya mengunjungi PT Pindad, Bandung pada Kamis 9 Januari 2025. Menhan Sjafrie disambut oleh Direktur Utama PT Pindad, Sigit Santosa, beserta jajaran direksi, komisaris, dan GM Divisi Munisi. Dalam kunjungannya, Menhan Sjafrie meninjau berbagai area produksi, termasuk produksi munisi kaliber kecil, munisi khusus (pyrotechnics), detonator, munisi kaliber besar, dan roket.

Pada kunjungan kali ini, Menhan RI turut didampingi oleh Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak; Sekjen Kemhan Letjen TNI Tri Budi Utomo; Irjen Kemhan Letjen TNI Rui FGP Duarte; Kabaranahan Kemhan Marsdya TNI Yusuf Jauhari; Wakapolri Komjen Pol Ahmad Dofiri; Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin; Kapoksahli Pangdam V/Brw Brigjen TNI Singgih Pambudi Arinto beserta jajaran.

Menhan Sjafrie menyampaikan bahwa PT Pindad harus menjadi tulang punggung industri pertahanan untuk menopang kedaulatan nasional. Kementerian Pertahanan berkomitmen untuk mendukung dan mendorong PT Pindad menjadi industri pertahanan yang unggul dan berdaya saing.

Tentunya kami turut menyampaikan rasa bangga atas kehadiran Menhan RI di fasilitas produksi munisi PT Pindad yang berlokasi di Turen, Malang ini,” tutur Sigit.

Sementara itu, dalam pernyataannya, Sigit menuturkan, PT Pindad menempati lahan seluas 164 hektar. Di mana, fasilitas produksi munisi PT Pindad terdiri dari Area Produksi Munisi Kaliber Kecil, Area Produksi Munisi Khusus (Pyrotechnics), Area Produksi Detonator, Area Produksi Munisi Kaliber Besar dan Roket hingga Lapangan Balistik 200 m dan 1.000 m.

Berbagai jenis dan kategori produk munisi PT Pindad tersebut, dijabarkan Sigit, terdiri mulai dari munisi kaliber kecil yaitu kaliber 5,56 mm; kaliber 7,62 mm; kaliber 9 mm; kaliber 12,7 mm; kaliber .38 inch hingga munisi rantai (link) kaliber 5,56 mm, kaliber 7,62 mm dan kaliber 12,7 mm.

Selain itu, lanjut Sigit, Divisi Munisi PT Pindad juga telah memproduksi berbagai varian granat tangan. Termasuk granat asap dan granat flash bang hingga granat mortir kaliber 60 mm dan kaliber 81 mm. “Hal ini juga menjadi tantangan yang luar biasa, bahwa PT Pindad harus bisa menghasilkan produk pertahanan berteknologi mutakhir yang bisa menjaga kedaulatan NKRI,” pungkas Sigit.

Menhan Sjafrie beserta rombongan juga sempat melakukan peninjauan ke SMA Taruna Nusantara Malang, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Pada serangkaian kunjungannya, Menhan Sjafrie turut meninjau kesiapan infrastruktur yang diproyeksikan bakal rampung pada pertengahan tahun 2025.

Dengan kunjungan ini, diharapkan PT Pindad dapat terus berinovasi dan meningkatkan kapasitas produksinya, sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang dan memperkuat daya saing bangsa di kancah internasional. (abi)

  💥 Jatim News  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More