Pengunjung sedang melihat maket stasiun Mass Rapit Transit (MRT) Jakarta, beberapa waktu (Jakarta Globe/Safir Makki)
Jakarta sebagai ibu kota negara Indonesia mutlak memiliki sistem transportasi massal untuk mendukung pergerakan manusia secara cepat dan efektif.
"Sebagai kota besar, apalagi sebagai ibukota negara Jakarta mutlak harus memiliki sistem dan sarana transpotasi massal," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana mengatakan kepada Antara menutup rangkaian kunjungan kerja ke China, Beijing, Minggu (21/10).
Dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin baik, serta pembangunan yang makin meningkat, sudah saatnya dan mutlak Jakarta memiliki sistem transportasi massal yang memiliki daya dukung dan daya gerak terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial, kata Armida.
Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Beijing, Kepala Bappenas dan rombongan mengunjungi pusat kendali jaringan kota Beijing, yang memonitor pergerakan 13 jalur subway dari 15 jalur yang direncanakan akan dibangun.
Petugas monitor Ren Qi Chen menjelaskan secara umum Beijing telah merencanakan pembangunan 32 jalur subway, yang dilakukan dalam dua tahap pembangunan.
Tahap pertama dibandung 15 jalur dan baru berperasi 13 jalur dengan panjang lintasan 327 kilometer. Tahap kedua akan dibangun 19 jalur, yang pembangunannya akan dimulai tahun depan dengan empat jalur.
Sehingga total Beijing akan memiliki 32 jalur subway dengan panjang lintasan 651 kilometer pada 2015. Saat ini, subway Beijing setiap harinya mengangkut sekitar 7,59 juta penumpang.
Perencanaan lebih matang Direktur Direktorat Transportasi Bappenas Bambang Prihartono mengemukakan proyek pengembangan mass rapid transit di Jakarta sudah dirancang sejak 1986 dengan melakukan kajian tentang sistem angkutan massal di Jakarta hingga berdiri PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta pada 17 Juni 2008.
"Bahkan kini telah dilakukan sejumlah perencanaan yang lebih matang untuk membangun perbaikan sistem dan jaringan transportasi secara umum, termasuk transportasi perkotaan antara lain penyelesaian pembangunan angkutan kereta listrik di Jakarta (MRT dan monorel) selambat-lambatnya 2014," katanya.
Bambang menambahkan kini berlangsung proses tender di PT MRT Jakarta, untuk pembangunan MRT. Tahap pertama MRT akan dibangun untuk jalur Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia, yang terdiri atas jalur layang dan jalur bawah tanah.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menggelar pertemuan bersama Dinas Perhubungan DKI, PT Adhi Karya, PT Lembaga Elektronika Nasional (LEN), PT Industri Kereta Api (Inka), PT Telkom, guna melanjutkan megaproyek transportasi massal berbasis monorel.
Ia menargetkan sampai tiga tahun ke depan proyek monorel sudah bisa dirasakan oleh masyarakat Jakarta.
"Jadi, nanti di Jakarta diharapkan tiga tahun ke depan sudah ada monorel sampai tiga jalurlah," kata Basuki.
PT Adhi Karya ditugaskan oleh Menteri BUMN untuk menjadi pemimpin konsorsium untk membangun monorel. "Konsorsiumnya pada Adhi Karya, PT Inka, PT LEN, PT Telkom," kata Basuki.
Selanjutnya, tiang pancang yang sebelumnya telah lama 'menganggur' di beberapa titik di Jakarta, dikatakan oleh Basuki, akan tetap digunakan.
Tiga jalur monorel itu adalah jalur monorel yang lama, yaitu, pertama, Tanah Abang-Palmerah-Mega Kuningan-Senayan; kedua, Cawang Atas-Senen-Ancol; dan yang ketiga, Cawang Atas-Grogol-Monas.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.