Jakarta - Deputi Bidang Pendayagunaan Hasil Litbang dan
Pemasyarakatan Iptek Nuklir (PHLPN) Batan, Ferhat Aziz mengatakan,
semakin banyak petani yang berminat menggunakan benih padi hasil
rekayasa teknologi radiasi nuklir.
Mereka semakin yakin benih padi yang dihasilkan Batan seperti
varietas Bestari aman digunakan dan hasilnya lebih baik.“Beras mutasi
radiasi nuklir tidak berbahaya untuk dikonsumsi,” katanya.
Menurutnya, secara alamiah mutasi sendiri sudah berlangsung sejak
lama jadi bukan menjadi alasan untuk ditakuti. Sudah menjadi tugas Batan
terus mengembangkan benih yang lebih baik dengan teknologi mutasi
radiasi.
Saat ini pihak Batan tengah giat memperkenalkan salah satu hasil
pemuliaan padi dengan teknologi radiasi tersebut yakni varietas Bestari
kepada petani di Kabupaten Lombok Timur.
Kawasan ini dikenal sebagai salah satulumbung padi yang cukup
penting. Sebab padi yang dihasilkan sudah surplus karena untuk
konsumsi lokal hanya sekitar 50%, sisanya dikirim ke daerah lain dan
untuk konsumsi nasional.
“Meski tergolong surplus tetapi produktifitas rata-ratanya baru
sekitar 5 ton/ha GKG (gabah kering giling) dan untuk padi gogo sekitar
3,1 ton/ha GKG. Karena itulah Batan memperkenalkan varietas Bestari
kepada mereka yang didaerah tersebut mampu berproduksi sekitar 7 ton/ha
GKG.
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Hanah mengucapkan terima
kasih kepada Batan yang telah memperkenalkan bibit unggul tersebut.
Namun demikian ia menyatakan perlunya sosialisasi lebh lanjut karena
masyarakat banyak yang tidak mengetahui Batan itu apa?. Sedangkan petani
lainnya Sanusi mengatakan Bestari ternyata punya kelebihan yaitu tahan
baik di musim panas maupun musim hujan. (faisal)
Teks : Panen padi hasil varietas Bestari di Lombok Timur (batan)
© PosKota
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.