blog-indonesia.com

Selasa, 23 Oktober 2012

Mengapa PLN Tak Tertarik Nuklir?

 Keuangan PLN yang terbatas, sehingga memilih yang termurah.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji
Hingga saat ini PT Perusahaan Listrik Negara masih memilih menggunakan pembangkit listrik tenaga gas uap daripada pembangkit tenaga nuklir. Alasannya, pembangkit berbahan bakar batu bara jauh lebih murah ketimbang nuklir.

Direktur Utama PLN Nur Pamudji menghitung, biaya pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir lebih mahal hingga dua kali lipat dibandingkan pembangkit listrik tenaga uap. Biaya pembangunan PLTN mencapai US$ 3.500 - 4.000 per kilowatt, tergantung dari tingkat teknologi, sedangkan untuk membangun PLTU, membutuhkan biaya investasi sebesar US$1.500 per kilowatt.

"Jadi satu PLTN bisa membangun dua atau lebih pembangkit listrik batu bara dengan ukuran yang sama," kata Direktur PLN, Nur Pamudji, Senin malam, 22 Oktober 2012.

Ia menjelaskan dengan kemampuan keuangan PLN yang terbatas, PLN lebih memilih untuk membangun PLTU dibandingkan PLTN. "Jika ditanya, jawaban kami adalah membangun PLTU yang sesuai dengan kemampuan keuangan PLN," katanya.

Walaupun begitu, PLN tidak menutup kemungkinan untuk membangun PLTN. Pemerintah, bisa saja menugaskan PLN untuk membangun PLTN. Jika seperti itu, mau tidak mau PLN wajib mengerjakan penugasan itu.

Sedangkan untuk pembangkit listrik lainnya, seperti pembangkit listrik tenaga matahari serta hydro masih mahal, sehingga untuk jangka pendek PLN masih melirik PLTU dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) untuk jangka menengah dan panjang.

"PLTP yang dibangun swasta masih lama dan kami harapkan daya beli masyarakat sudah naik saat PLTP telah selesai," katanya. (eh)

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More