blog-indonesia.com

Minggu, 21 Oktober 2012

Mendorong Siswa Jadi Astronom

Bandung - Sebuah teleskop Vixen 103 EDS + Filter ND5 menjadi rebutan pelajar SD, SMP, dan SMA Bandung yang ingin melihat matahari dalam jarak dekat. Bergiliran mereka melakukan pengamatan kegiatan matahari lewat sebuah teropong yang disediakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dalam gelaran Festival Sains Antariksa 2012 di Kantor Pusat Sains Antariksa LAPAN Bandung, Sabtu, 20 Oktober 2012.

Halaman depan kantor LAPAN Bandung didekor layaknya luar angkasa. Terdapat booth foto astronot sebagai lahan untuk pengunjung berfoto bak seorang astronot. Foto-foto antariksa yang menggambarkan benda-benda langit bertebrangan berjejer di papan display lengkap dengan penjelasannya. Kacamata 3D juga disiapkan untuk memeperjelas pandangan langit menjadi tampak nyata.

"Pengunjung yang hadir di sini khususnya pelajar bisa mengeksplorasi ilmu astronomi lebih dalam dengan cara yang tidak membosankan," kata Clara Y. Yatini, Kepala Pusat Sains Antariksa di tengah berlangsungnya Festival Sains Antariksa 2012.


Clara mengungkapkan betapa pentingnya ilmu astronomi dalam aspek kehidupan dan membuka mata masyarakat terlebih lagi pelajar. "Supaya generasi muda sekarang bertambah ilmunya mengenai antariksaan dan tahu betapa luasnya jagat raya ini dengan miliaran benda-benda langit" tambahnya.


Festival Sains Antariksa 2012 merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati World Space Week 2012 yang ditetapkan oleh PBB. Dilakukan secara global oleh masyarakat astronom dunia dengan menyasar siswa pelajar SD hingga SMA untuk menumbuh kembangkan minat dan wawasan generasi muda mengenai dunia antariksa.

Pengunjung yang terdiri dari ratusan pelajar ini diberikan pemahaman mengenai Micro Gravity Experiment yang disampaikan oleh para peneliti dari JAXA Badan Antariksa Jepang. Serta ada kuis dengan pertanyaan seputar dunia antariksa untuk pelajar SMP dan SMA.


Sedangkan pelajar Sekolah Dasar disediakan permainan ular tangga raksasa versi antariksa. Dimana setiap pemain bisa berpetualang di angkasa di spanduk raksasa bergambar galaksi luar angkasa.


Setelah mengocok dadu yang juga berukuran besar dan angka akan keluar. Barulah pemain memulai start dari bumi dan maju sesuai angka hingga mencapai nomor 99 di puncak antariksa yang dekat dengan Nebula.


Jika berhenti di kotak nomor empat ada informasi mengenai teleskop Zeis adalah teleskop terbesar dan berada di Observatorium Bossha dan pemain bisa langsung naik roket ke kotak nomor 14. Ketika sudah sampai di kotak nomor 49 yang bergambar roket menukik ke bawah, ada serta informasi bahwa ekor komet yang terdiri atas debu dan gas akan tampak ketika dekat dengan matahari.Maka, si pemain akan turun kembali ke bumi dan memulai permainan dari awal.


"Permainan ular tangga raksasa antariksa seperti ini menjadi edukasi menarik yang paling digemari pelajar Sekolah Dasar, dari situlah akan timbul stimuli keingintahuan mengenai antariksa pada anak-anak," ujar Clara.


Untuk memancing minat siswa mengetahui lebih banyak tentang fenomena antariksa LAPAN juga memperkenalkan hasil penelitian dan pengembangannya seperti Geomagnet dan Magnet Antariksa, serta demonstrasi badai warna, tornado dan balon yang meniup sendiri.


Rahma Deswari, siswi kelas XI SMA Angkasa Bandung mengaku menjadi penasaran tentang dunia astronomi ketika diberi edukasi tentang kondisi tubuh astronot ketika berada di ruang hampa udara. "Saya jadi ingin tahu banyak tentang dunia antariksa dan ilmu astronomi, sepertinya seru dan mengasikkan," ujar siswi yang senang mata pelajaran biologi tersebut.


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More