blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Senin, 31 Januari 2011

Rambah Bisnis Pengiriman Uang, Telkom Luncurkan Delima

(foto: Ilustrasi)

LAHAN bisnis yang melibatkan uang memang menggiurkan, dimana ada potensi di sana para pebisnis akan mengejarnya. Tidak terkecuali bisnis pengiriman uang baik dari dalam atau pun luar negeri.

Berdasarkan data Bank (BI) pengiriman uang dari luar negeri (remitansi) yang dilakukan tenaga kerja (TKI) sampai September 2010 mencapai USD5,03 miliar. Angka tersebut naik tipis sebesar 2,44 persen dibandingkan September 2009 USD4,91 miliar. Transaksi remitansi terbesar berasal dari Malaysia, Arab Saudi, Hongkong, Taiwan, Singapura, juga Uni Emirat Arab. Untuk remitansi TKI dari Malaysia mencapai USD1,72 miliar, sementara remitansi TKI di Arab Saudi mencapai USD1,7 miliar.

Kemudian, remitansi TKI di Taiwan mencapai USD338 juta, Hong Kong USD336 juta, Singapura USD164 juta dan Uni Emirat Arab USD145 juta. Jumlah tersebut dikirim oleh TKI yang saat ini mencapai 4,32 juta orang. Jika dahulu hanya perbankan dan perusahaan jasa keuangan yang mengurusi bisnis pengiriman uang. Kini tidak lagi, berbagai perusahaan ingin mencicipi gurihnya bisnis yang lebih dikenal dengan sebutan remitansi ini. Termasuk perusahaan telekomunikasi, setelah koleganya PT Telkomsel, PT XL Axiata Tbk dan PT Indosat Tbk lebih dulu merambah bisnis remitansi.

Kini giliran PT Telkom Tbk yang berekspansi ke bisnis pengiriman uang. Dengan menggunakan nama Delima (Delivery Money Access), Telkom mengklaim layanan ini sangat aman dan langsung sampai. Pengirimannya pun tak hanya di dalam negeri tetapi juga akan dikembangkan ke negara-negara yang mempunyai potensi pengiriman uangnya cukup besar. Head of Corporate Communication and Corporate Affair PT Telkom Tbk,Eddy Kurnia mengatakan, untuk menyelenggarakan kegiatan ini perseroan telah mendapatkan izin kegiatan usaha pengiriman uang (KUPU) dari Bank (BI).

“Karena izin sudah kita dapatkan dan kita juga sudah melakukan uji coba, maka dalam waktu dekat kita akan segara launching,” ujar Eddy. Menurut Eddy, sebagai penyelenggara pengiriman uang, sebenarnya Telkom sudah mendapatkan izin dari BI sejak 5 Agustus 2009. Lalu setelah mendapatkan izin tersebut Telkom melakukan uji coba beberapa kali hingga akhir tahun lalu. Eddy menuturkan, alasan Telkom merambah bisnis pengiriman uang karena bisnis tersbut sangat menjanjikan dan diperlukan sebagian besar orang. Apalagi Telkom Group sebagai operator telekomuniasi telah memiliki lebih dari 100 juta.

“Jadi ini layak untuk digarap dengan serius,” tegas Eddy. Total pelanggan yang mencapai 100 juta, kata Eddy, merupakan modal awal yang cukup baik untuk mengembangkan bisnis pengiriman uang. Jika dari 100 juta pelanggan itu, Telkom bisa menggarap 30 persennya saja, hal itu sudah sangat bagus. Untuk dapat mengirim uang melalui Delima, lanjut Eddy, pengirim uang tinggal datang saja ke mitra Cashpoint Internasional yang berlogo Delima, atau bisa di Plasa Telkom yang tersebar di .

Semua orang yang telah memiliki identitas resmi (KTP, SIM, paspor) boleh mempergunakan layanan ini. Adapun layanan yang diberikan Delima antara lain: real time, pengiriman uang langsung sampai ke penerima. Secure, pengiriman uang dilengkapi dengan kode transfer sehingga hanya penerima yang dapat mengambil dananya. Anywhere, pengambilan uang dapat dilakukan di Cashpoint mana saja yang berlogo Delima.Dan easy, untuk dapat mengirimkan uang menggunakan Delima tidak harus memiliki account.

Eddy mengatakan, untuk tarif cukup kompetitif, pengirim hanya membayar uang sebesar Rp12.500 jika mengirim uang hingga Rp500.000.Kemudian, untuk yang mengirimkan uang Rp500.001-2 juta akan dikenakan biaya pengiriman Rp15.000 dan pengiriman uang Rp2.000.001-5 juta hanya dikenakan biaya Rp20.000.

“Penerima mendapatkan uang secara utuh,” kata Eddy. Sama seperti pengiriman uang, untuk penerimaan uang juga bisa dilakukan di Cashpoint bertanda Delima dan sebagian Plasa Telkom yang sudah berlogo Delima.

Untuk tahap awal ada 25 lokasi Plasa Telkom yang bisa melakukan transaksi ini. “Untuk ke depannya akan terus dikembangkan,” jelas Eddy. Eddy menjelaskan, layaknya transfer uang, layanan pengiriman uang melalui Delima juga bisa langsung diambil dan dicarikan pada saat itu juga oleh penerima. Syaratnya mudah hanya mengisi aplikasi pengiriman uang yang berisi data pengirim, data penerima termasuk nomor ponsel dan alamat.

“Setelah melakukan pembayaran, pengirim akan menerima resi pengiriman dan form warna kuning yang perlu diberitahukan hanya kepada penerima,” katanya. Pengamat telekomunikasi Heru Sutadi mengatakan, masuknya operator telekomunikasi ke bisnis pengiriman uang merupakan tren yang harus terjadi. Bahkan dia memprediksi ke depan penyelenggara telekomunikasi bisa menjadi ‘bank’ maupun stasiun TV.

“Sehingga memang arah operator telekomunikasi masuk ke bisnis jasa keuangan adalah sesuai tren,” kata anggota Badan Regulasi Telekomunikasi (BRTI) ini. Menurut Heru, prospek industri jasa keuangan yang dilakukan operator telekomunikasi seperti Telkom sangat cerah. Pasalnya, saat ini Telkom Group menguasai pasar telekomunikasi di . Namun bagi operator yang merupakan anak usaha dari perusahaan di luar negeri juga punya potensi besar untuk menggarap jasa remitansi TKI yang ada di Malaysia, Qatar, Arab Saudi dan negaranegara potensial lainnya.

“Hanya memang secara regulasi harus lebih diperjelas kembali oleh otoritas jasa keuangan,” jelas Heru. Ceo Remax Capital Lucky Bayu Purnomo menilai, diversifikasi bisnis yang dilakukan Telkom harus ditunjang dengan Infrastruktur yang tepat guna, mengingat bisnis utama Telkom ada pada industri telekomunikasi. Dan untuk menunjang bisnis tersebut,Telkom harus merencanakan sistem bisnis yang terintegrasi dengan instisusi asing maupun lokal, seperti perbankan, penyedia produk yang berkualitas serta sumber daya manusia (SDM) yang mampu melakukan penetrasi pada diversifikasi bisnis pengiriman uang.

“Perlu kita cermati Telkom lebih baik melakukan kegiatan akuisisi di industri telekomunikasi, karena hal tersebut akan memberikan pengaruh positif bagi para investor dan berpotensi meningkatkan kinerja keuangan secara fundamental dibanding harus melakukan diversifikasi di lain industri,” katanya.

Menurut Lucky, jika infrastruktur Telkom menunjang dan memadai dilengkapi dengan SDM, maka diversifikasi produk Telkom, merupakan terobosan yang inovatif, cakrawala baru bagi masyarakat maupun dunia perbankan tentang jasa transfer uang, karena sementara ini fasilitas Telkom hanya untuk lewat data transaksi keuangan saja, contoh RTGS, ATM dan transaksi elektronik lainnya.

“Mereka hanya sewa network saja. Sekarang Telkom berpikir, daripada hanya disewa utk penyewa, maka kenapa tidak sekaligus menyediakan pengiriman uang,” papar Lucky. Sementara itu, pengamat pasar modal Muhammad Alfatih menilai langkah Telkom masuk bisnis jasa pengiriman uang masih terkait dengan bisnis new wave-nya. Pengiriman uang,menurut dia merupakan content dari infrastruktur yang telah dimiliki Telkom.

“Dengan jaringan Telkom yang luas dibandingkan jaringan bank atau ATM, tentu pelayanan ini akan menjadi strategis,” kata Alfatih. Pendapat Alfatih ini senada dengan pernyataan Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah yang menyatakan Telkom akan terus menjadikan strategi strengthen the core and grow new wave sebagai acuan dalam menjaga kesinambungan dan meningkatkan performansi bisnis Telkom ke depan.

“Upaya untuk mempertahankan keunggulan Telkom di seluruh produk dan layanan pada akhirnya berhasil meningkatkan performansi perusahaan di tengah persaingan usaha yang sangat ketat,” ungkap Rinaldi. (Koran SI/ Rahmad Baihaqi) (srn)


SINDO

Aplikasi Blogging Segera Hadir di Blackberry

BlackBerry. TEMPO/Subekti

TEMPO Interaktif, Jakarta - Para blogger pemilik ponsel pintar Blackberry sebentar lagi akan bebas nge-blog dari ponsel mereka. Sebuah pengembang aplikasi dengan merek 7Langit segera membuat aplikasi khusus di ponsel Research in Motion itu supaya para blogger lebih mudah mengakses blog mereka melalui ponsel.

Head of Businees Developtment and Strategy sekaligus Executive Producer PT Bintang Cakrawala Sentosa, pemilik brand 7Langit, Daniel Tumiwa mengatakan aplikasi untuk blogging ini akan dirilis dua pekan lagi. "Di aplikasi baru nanti tampilannya lebih menarik dibanding melihat atau ngeblog melalui browser," ujar Daniel kepada Tempo disela-sela Wordcamp di Bumi Sangkuriang, Bandung.

Daniel menjelaskan aplikasi tersebut mampu berjalan di ponsel Blackberry dengan platform versi 5.0 dan baru aktif dalam waktu 24 jam setelah diunduh. Dengan aplikasi tersebut, pengguna BlackBerry dapat ngeblog dengan nyaman karena bisa langsung terkoneksi dengan berbagai jejaring sosial dan mampu memperbarui lokasi.

Co-founder 7Langit, Titi Rusdi mengatakan untuk bisa menerapkan aplikasi gratisan itu, 7Langit bakal memonitor siapa yang mengunduhnya. "Karena kami yang akan memantau apa yang diposting oleh pengguna blog untuk mengantisipasi konten yang mengandung SARA atau pornografi," ujar Titi. Untuk itu, pengguna juga harus menyetujui ketentuan dan syarat yang diajukan oleh 7Langit.

Hingga kini, dari 20 aplikasi yang sudah dibuat 7Langit, 12 aplikasi diantaranya sudah diunggah. Yang paling banyak diunduh adalah aplikasi GempaLoka dengan total 200 ribu download dan disusul dengan aplikasi Qur'an.[DIAN YULIASTUTI]


TEMPOInteraktif

Nokia Tawarkan Peluang untuk Developer Lokal

Lewat Forum Nokia, developer lokal diajak membuat aplikasi untuk Ovi Store.

Ovi Store, toko aplikasi mobile milik Nokia

VIVAnews
- Sejak diluncurkan pada tahun 2009 lalu, Ovi Store, portal penjualan aplikasi khusus ponsel Nokia telah memiliki sekitar 25 ribu aplikasi. Toko aplikasi online propitari itu kini merupakan terbesar ke dua setelah Apple App Store yang telah memiliki 400 ribu aplikasi dan di atas BlackBerry App World yang memiliki sekitar 15 ribu aplikasi.

Menurut data statistik terakhir lembaga riset Gartner, saat ini juga tersedia 1,3 miliar unit ponsel besutan Nokia yang beredar di pasar. Dari angka tersebut, sekitar 175 juta unit di antaranya ponsel Symbian dan 500 juta unit ponsel dengan platform Series 40.

Angka itu merupakan potensi pasar yang cukup besar bagi pengembang aplikasi yang menjajakan produknya di Ovi Store.

“Untuk itu, lewat Forum Nokia, kami mengundang para pengembang aplikasi di tanah air untuk memanfaatkan kesempatan tersebut,” kata Upik Muditya Sidarta, Bussines Development Manager Forum Nokia Indonesia pada VIVAnews, 31 Januari 2011.

Saat ini, kata Upik, sudah ada 135 tipe ponsel Nokia yang sudah mendukung download aplikasi dari Ovi Store. “Dan berbeda dengan produsen lain, Nokia menyediakan produk yang harganya sangat beragam, dari yang di bawah Rp1 juta hingga yang Rp5 juta ke atas. Ini membuat potensi pasarnya semakin besar,” ucapnya.

Upik menyebutkan, Nokia juga tengah mengembangkan billing system dengan menggandeng sekitar 100 operator telekomunikasi di berbagai negara di seluruh dunia. Rencananya, layanan itu akan diluncurkan pada tahun 2011 ini.

“Metode billing system yang disiapkan Nokia akan memudahkan pengguna yang ingin membeli aplikasi namun tidak memiliki kartu kredit atau online payment lainnya,” kata Upik. “Nantinya, pengguna bisa membeli aplikasi di Ovi Store dengan cara memotong pulsa operatornya,” ucap Upik.

Untuk para pengembang, berbagai fasilitas juga disediakan. “Setelah membayar biaya pendaftaran sebesar 1 Euro yang berlaku seterusnya, Nokia akan mempromosikan aplikasi yang dibuat pada end user, hingga memfasilitasi perangkat bagi pengembang tertentu yang ingin membuat aplikasi,” kata Upik.

Selain itu, Upik menyebutkan, dibanding memasarkan aplikasi lewat layanan operator, Nokia menawarkan pembagian keuntungan yang lebih menarik bagi para pengembang aplikasi. Sayangnya tidak disebutkan mekanisme profit sharing antara Nokia dengan pengembang aplikasi.


VIVAnews

Habibie: Indonesia Harus Kuasai Dua Teknologi Utama

Jakarta (ANTARA) - Pakar teknologi dirgantara yang juga mantan Presiden Prof BJ Habibie menegaskan, Indonesia harus menguasai dua teknologi utama yakni maritim dan dirgantara, apabila ingin menjadi bangsa yang besar.

Saat rapat dengar pendapat umum dengan Komisi I DPR di Jakarta, Senin, Habibie menuturkan bahwa gagasan itu berasal dari Presiden RI Soekarno yang saat itu menyatakan bahwa bangsa Indonesia harus menjadi bangsa besar dengan menguasai teknologi pembuatan kapal laut serta mampu menguasai, mengembangkan dan mandiri.

"Mandiri waktu itu belum dipakai, karena beliau (Soekarno) memakai kata berdiri, yaitu produk teknologi dirgantara," ujar Habibie.

Selanjutnya Habibie mengatakan bahwa komitmennya membangun industri dirgantara di Indonesia, bukan karena dipanggil Presiden Soeharto atau ingin menjadi menteri.

"Sebenarnya Pak Harto pun hanya melanjutkan penuturan dan keinginan Presiden Soekarno itu," ujarnya seraya menambahkan bahwa dirinya benar-benar ingin membangun dan mengembangkan industri pesawat di Indonesia, sementara posisi presiden yang pernah disandangnya itu tidak penting.

Dalam RDPU yang dipimpin Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq itu, Habibie mendefinisikan makna industri strategis sebagai industri yang bisa membangun bangsa dan industri itu bukan hanya dibangun dan dimanfaatkan untuk pertahanan saja.

Karenanya ia merasa prihatin ketika visi pembangunan teknologi yang dijalankan bangsa ini yang dicari bukanlah kemandirian, tapi yang dikejar hanya keuntungan sesaat. Menurut dia, kalau yang dicari hanya keuntungan sesaat saja, maka sama artinya dengan menjalankan "skenario VOC".

"Industri strategis terhenti perkembangannya karena tidak didukung dengan bantuan anggaran pemerintah. Karena dicari keuntungan dalam US dolar, kalau begitu ya bikin saja dagang. bikin saja pabrik perwakilan mereka (asing)," ujarnya.

Terkait dengan hal itu, Habibie mengartikan globalisasi itu sebagai pakaian baru untuk kolonialisasi. "Saudara, saya orang tua, tapi saya tidak buta. Saya harus katakan kepada anda, anda harus bangkit," ujarnya.

Hal lain yang juga memprihatinkannya adalah terbengkalainya Puspitek. Tempat itu, katanya, tidak lagi digunakan untuk laboratium uji teknik, tapi malah ada ide untuk dijadikan lapangan golf.

"Saya menantang, kalau berani dibuat lapangan golf, maka saya akan berdiri. Kita harus terus belajar. Kita tidak hanya belajar dari kebaikan tapi juga dari kesalahan, bagaimana agar tidak terjadi kesalahan lagi," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Habibie menyatakan bersyukur diundang DPR sebagai nara sumber untuk memberikan masukan dalam penyusunan RUU usul inisiatif DPR tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Industri Strategis untuk Pertahanan.

"Saya bersyukur hadir di sini sebagai pembicara, nara sumber, saya kira itu tepat, bukan sebagai mantan presiden. Saya malu kalau datang ke sini karena pernah memimpin bangsa Indonesia. Tapi kalau saya diundang ke sini, sebagai orang tua yang dikasihi oleh semua anak bangsa, maka saya bersyukur," ujarnya.[TMA, Ant]


Gatra

Habibie Kesal, Negara Anak Tirikan Industri Pertahanan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Baharuddin Jusuf Habibie menyesalkan adanya penganaktirian badan-badan usaha milik negara, khususnya terkait usaha-usaha pertahanan ketimbang perusahaan-perusahaan swasta oleh pemerintah Indonesia.

"BUMN sakit dibiarkan mati. Yang sehat dimatikan. Kalau swasta sakit disubsidi, bagaimana ini?" kata Habibie mempertanyakan sikap pemerintah dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Pertahanan DPR, Senin (31/1).

Habibie mencontohkan, PT Dirgantara Indonesia. Saat Indonesia pascamerdeka, karyawannya berjumlah 15.651 orang. Tapi saat ini tinggal 2.988 orang. "Tinggal tunggu saja tanggal tutupnya," kata Habibie.

Juga keberadaan PT IPTN yang ditutup pada 2002. Padahal IPTN telah menghasilkan pesawat terbang kali pertama di Indonesia. "Katanya kita harus mandiri? Tapi mana?" Kata Habibie.

Mengingat industri pertahanan bukan untuk menghasilkan alat-alat pertahanan yang digunakan untuk menyerang. "Tapi untuk mempertahankan wilayah kita," kata Habibie.

Anggota Komisi Pertahanan dibuat terpana dengan penjelasan Habibie. Tidak ada yang menyela atau mengajukan interupsi. Bahkan Habibie pun memanggil para anggota dewan itu dengan sebutan "dik".

"Dik, tugas anda itu berat, tapi mulia," kata Habibie yang meminta maaf jika perkataannya ada yang menyinggung perasaan para pihak.[PITO AGUSTIN RUDIANA]


TEMPOInteraktif

Bahan Tambang Bukan Sekadar Komoditas

Illustrasi

Jakarta, Kompas
- Pengelolaan pertambangan di Indonesia masih memandang sumber daya mineral, minyak, gas, dan batu bara sebagai komoditas semata. Dalam kerangka pengelolaan seperti itu, Indonesia terjebak menjadi negara pemasok bahan tambang dunia, mengekstraksi berbagai sumber daya tanpa perencanaan.

Hal itu dinyatakan pengajar di Departemen Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Tarsoen Waryono, selaku pembicara dalam diskusi ”Nasib Pesisir Jawa dan Sumatera dalam Gempuran Tambang” yang diselenggarakan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) di Jakarta, Minggu (30/1).

Menurut Tarsoen, pengelolaan pertambangan tidak didasarkan pada perhitungan seberapa banyak kita harus menambang, sampai kapan sebuah lokasi harus ditambang.

”Semua hanya didasarkan potensi cadangan mineral dan bahan tambang belaka. Perencanaan adalah menghitung bahan tambang sebagai modal, berapa ekstraksi yang dibutuhkan untuk menyejahterakan masyarakat lokal, dan memacu pertumbuhan ekonomi yang merata. Lalu berapa cadangan potensi tambang yang harus disisakan untuk masa depan. Itu semua tidak pernah direncanakan,” kata Tarsoen.

Tarsoen mencontohkan penambangan konsentrat emas, perak, dan tembaga di Kabupaten Mimika, Papua, oleh perusahaan multinasional. ”Tidak ada hitungan berapa penambangan yang dibutuhkan untuk membuat masyarakat Papua berdaya dan sejahtera. Kita bahkan tidak bisa menjawab berapa potensi tambang yang tersisa di Mimika ketika orang asli Papua telah berdaya mengelola sendiri tambang itu,” katanya.

Kasus penambangan besi di Cilacap, Jawa Tengah, pun menghasilkan potret serupa. Menurut dia, pasir besi di Cilacap ditambang sejak 1973 hingga sekarang. Sejumlah pantai di Cilacap turun 90 sentimeter, muara sungai berpindah karena gempuran tambang pasir besi. Sedimentasi sungai dan laut, meningkatkan abrasi pantai utara Jawa, merusak tanaman mangrove.

Zenzi Suhadi, juru pengampanye pasir besi Jatam, menyatakan, penambangan pasir besi di pesisir barat Pulau Sumatera meningkatkan risiko bencana warga sekitar tambang. ”Di pesisir barat Sumatera setiap empat bulanan ada Badai Geloro. Sejak ada penambangan pasir besi, badainya menerjang sampai ke permukiman yang dahulu aman dari terjangan badai itu,” kata Zenzi.

Manfaat ekonomi penambangan pasir besi dinilai Zenzi terlalu rendah dibandingkan kerusakan ekologis yang ditimbulkan. ”Tambang di Kabupaten Seluma, Bengkulu, menghasilkan 20.000 ton pasir besi dengan mengeruk 1 juta meter kubik pasir pantai, menggali garis pantai sepanjang 3 kilometer hingga selebar 50 meter, sedalam 7 meter. Perusahaan tambang mengantongi pendapatan kotor 1,9 juta dollar AS. Namun, royalti yang dibayarkannya hanya Rp 209 juta dan pendapatan asli daerah hanya Rp 10 juta. Padahal, tambang itu menghancurkan akses jalan hingga membuat warga terasing,” katanya.

Pengampanye emas Jatam, Hendrik Siregar, menyatakan, penambangan akan semakin marak di Indonesia. ”Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025 menyatakan pertambangan akan menjadi tumpuan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Siregar. (ROW)


KOMPAS

Kemandirian Teknologi Militer

Indonesia mempunyai letak geografis sangat strategis di antara dua benua dan dua samudra. Selat Malaka, Sunda, dan Lombok adalah beberapa dari selat yang sangat strategis di dunia.

Lihat saja Selat Malaka yang dilewati sekitar 1/5 sampai 1/4 dari perdagangan laut dunia dan 1/2 dari minyak dunia yang diangkut oleh kapal tanker raksasa (Rahakundini, 2011). Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai lebih dari 17.000 pulau, mempunyai luas lautan sekitar 5,8 juta kilometer persegi. Indonesia mempunyai sumber daya alam (SDA) melimpah baik di daratan maupun di lautan yang terdiri dari mineral barang tambang, energi dan hasil laut.

Sumber daya ini berpotensi memunculkan konflik dengan negara tetangga di pulau terluar dan daerah perbatasan. Namun,kondisi geografis Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang dipisahkan oleh laut dengan jarak berjauhan membuat Indonesia menghadapi ancaman yang berbeda. Indonesia memerlukan angkatan bersenjata yang kuat dengan didukung peralatan militer yang tangguh sehingga mampu menjaga teritorial negara kesatuan Republik Indonesia.

Kemampuan persenjataan Indonesia tidak sebanding dengan luasnya wilayah kepulauan, jika dibandingkan dengan negara tetangga. Sebagai contoh jumlah pesawat jet tempur modern berdasarkan data dari Center for Strategic and International Studies (Cordesman & Kleiber, 2006), Indonesia mempunyai Sukhoi Su-30 (2 buah), Su-27 (2 buah) dan F-16 (10 buah), Malaysia mempunyai MIG-29 (16 buah),Singapura mempunyai F-16 (44 buah) dan E-2C (4 buah), sedangkan Thailand mempunyai F- 16 (50 buah). Indonesia menghadapi buah simalakama di sektor ini.

Peralatan militer yang kuat memerlukan anggaran yang besar. Dengan banyaknya agenda pembangunan dan prioritas agenda pembangunan sektor yang lain, pemerintah mengalokasikan anggaran militer yang terbatas. Realisasi anggaran Kementrian Pertahanan (Kemhan) tahun 2010 hanya Rp42,9 triliun, sedangkan untuk tahun 2011, anggaran pertahanan naik 10,72% menjadi Rp47,5 triliun atau 3,86% dari APBN tahun 2011 (SINDO, 31/ 12/2010).Sementara untuk anggaran modernisasi dan pemeliharaan alat utama sistem senjata (alutsista) direncanakan sebesar Rp150 triliun sampai tahun 2014.

Industri Militer

Indonesia mempunyai pengalaman pahit ketika Amerika Serikat (AS) mengembargo peralatan senjata dan kerja sama militer dengan Indonesia dari tahun 1999 s/d 2005. Dengan embargo tersebut, akhirnya Indonesia membuka kembali hubungan baik dengan Rusia untuk meningkatkan kemampuan persenjataan dengan membeli jet tempur Sukhoi sebagai pengganti F-16. Pengalaman pahit lainnya menimpa Indonesia dengan lepasnya Sipadan dan Ligitan pada 17 Desember 2002 ke Malaysia yang ada hubungannya dengan sumber daya mineral.

Padahal sebelumnya kedua negara menyepakati untuk status quo.Konflik perbatasan dengan Malaysia dan negara tetangga lainnya berpotensi sering terjadi seiring dengan ditemukannya sumber mineral dan energi yang sangat berharga di masa datang Belajar dari pengalaman pahit dan untuk mengoptimalkan anggaran alutsista, dibutuhkan kemandirian teknologi militer di mana sebagian alutsista yang sebelumnya direncanakan diimpor mulai untuk dapat diproduksi di dalam negeri.

Industri militer memerlukan fasilitas peralatan industri berat (heavy industry).Fasilitas yang telah dimiliki oleh PAL,PTDI (IPTN),dan Pindad jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara tetangga ASEAN. Kemandirian teknologi militer akan meningkatkan kemandirian teknologi lainnya.China dapat kita jadikan contoh.Negara ini mempunyai tujuan jangka panjang untuk mandiri dalam memproduksi peralatan militer dan tidak tergantung dari negara lain untuk memodernisasi persenjataan.

Setelah 20 tahun berusaha, China menjadi negara ketiga terbesar dunia sebagai produsen kapal sipil-komersial (RAND,2005). Porter dan Forester (2001) menyimpulkan bahwa penguasaan teknologi China dimulai dengan kemandirian pengembangan teknologi pertanian dan teknologi peralatan militer dan persenjataan. Sejarah mencatat bahwa peralatan militer perang dunia kedua dibuat oleh perusahaan yang kita kenal sekarang ini seperti Boeing, General Motor,Fiat,Ansaldo,Renault, Daimler,Volkswagen, Krupp, Hitachi, Hino, Mitsubishi Heavy Industries dan lainnya.

Fakta lainnya bahwa perang dunia kedua berakhir setelah Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom pada tahun 1945. Nagasaki dipilih sebagai target untuk dibom karena terdapat dua pusat industri perang yang sangat besar yang dipunyai Mitsubishi Heavy Industries (Laromkarnvapen, 2008). Penguasaan teknologi militer tidaklah mudah, karena harus mempunyai kemampuan desain engineering yang memerlukan pengalaman panjang dan akumulasi know how.

Cara yang paling singkat adalah dengan melakukan reverse engineeringsebagaimana dilakukan Korea,Taiwan,Jepang pada awal perkembangannya dan diikuti oleh China yang lebih agresif. China dalam membangun persenjataannya dengan membuat sendiri, membelidarinegaralain,mengimpor beberapa senjata modern kemudian melakukan reverse engineering dan memproduksinya (Yung, 2003).

Proses reverse engineering yang dilakukan adalah dengan mengimpor beberapa persenjataan modern, kemudian mempelajari cara kerjanya, membuat desain dan spesifikasi untuk prototipe model, membuat fisik model, training teknisi, tes dan evaluasi prototipe,setelah itu melakukan produksi.

Kita Jelas Mampu

Potensi untuk meniru hal yang dilakukan China sangat besar.Banyak fasilitas industri berat yang dimiliki swasta seperti Texmaco, Tjokro, Bukaka dan beberapa fabrikator besar lain.Adapun kelompok industri BUMN yang mempunyai kemampuan untuk mendukung produksi peralatan militer adalah PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, PT Len Industri, Dahana, Pindad, Barata, dan Krakatau Steel.

Perusahaan-perusahaan tersebut di era Menristek BJ Habibie termasuk dalam industri strategis. Industri pertahanan yang utama (alutsista) adalah: pesawat terbang, perkapalan, misil, IT dan elektronika pertahanan. BUMN dalam kelompok industri strategis. Dengan melakukan reverse engineering, dalam waktu yang tidak terlalu lama akan menguasai rancang bangun industri pertahanan, karena industri strategis tersebut sebelumnya sudah mempunyai banyak pengalaman. Pertama, industri pesawat militer.

PT DI yang sebelumnya bernama IPTN telah memiliki pengalaman untuk membuat pesawat militer CN-235,NC-212 ,helikopter, komponen Airbus, Boeing,Fokker, F-16, membuat persenjataan roket dan torpedo.Sempat membuat prototipe pesawat komersial N250 dengan mesin turbopropdan merencanakan pembuatan pesawat jet N- 2130. Sayang keduanya berhenti pengembangannya ketika krisis moneter 1997.

Pada 2010 Indonesia membuka kerja sama kembali dengan Korea Selatan yang sebelumnya tertunda, berkaitan dengan rencana produksi bersama, riset hingga terbentuknya prototipe pesawat tempur KF-X.Pesawat single seatbermesin ganda ini adalah jenis pesawat siluman (stealth) yang kemampuannya di atas pesawat Dassault Rafale atau Eurofighter Typhoon dan pesawat F-16 Block 60.

Apabila PT DI diberi kesempatan lebih besar, bisa jadi banyak ilmuwan terbaik PT DI yang sebelumnya berpindah kerja ke Amerika Serikat, Inggris,Jerman,dan Singapura akan kembali ke Indonesia. Kedua, industri perkapalan. Indonesia memiliki PT PAL yang pada saat ini telah menguasai teknologi produksi untuk kapal bulker sampai dengan 50.000 DWT, kapal kontainer sampai dengan 1.600 TEUS, kapal tanker sampai dengan 30,000 DWT, kapal penumpang, kapal Chemical Tanker sampai dengan 30,000 DWT,kapal LPG carrier sampai dengan 5.500 DWT, kapal landing platform, kapal patroli cepat, tugboat, kapal ikan dan kapal ferry serta penumpang.

PT PAL juga telah mengembangkan desain untuk kapal corvette termasuk desain kapal pemburu ranjau. PT PAL seharusnya sudah mampu untuk melakukan reverse engineering kapal corvette dan frigate dari kapal eks Jerman timur yang dimiliki TNI AL. Ketiga, industri roket/misil. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) pada Juli 2009 telah berhasil meluncurkan roket dengan nama RX-420 (roket eksperimen diameter 420 mm) di Pameungpeuk Jawa Barat.

Roket yang akan digunakan untuk pengorbit satelit itu mampu menghasilkan daya 100 ton detik dengan membawa muatan 300 kg,mampu menjangkau radius 100 kilometer dengan kecepatan 4,4 mach atau sekitar 344 meter per detik. Pembuatan tahapan lanjut pengembangan roket dan pengembangan misil dapat melibatkan PT PAL, PTDI, Barata, Pindad, yang mempunyai peralatan industri berat, Dahana yang dapat membuat material high density energydan bahan peledak sebagai warheadmisil,dan LEN untuk teknologi kontrol misil dan torpedo.

Keempat, industri IT & elektronika pertahanan. LEN telah mampu membuat peralatan elektronika pertahanan. LEN telah berhasil mengembangkan peralatan tactical communication yang mempunyai matriks hopping yang dirancang khusus untuk mengurangi risiko penyadapan oleh pihak lain.Selain itu,telah mampu membuat peralatan surveillance dan combat management system yang canggih. Dari pengalaman tersebut seharusnya LEN mampu untuk mengembangkan kontrol misil jarak jauh,kontrol misil anti kapal dan kontrol misil surface to underwater torpedo.

LEN juga seharusnya mampu membuat sistem manajemen logistik peralatan tempur berbasis IT yang canggih. Kemampuan industri strategis apabila dipadukan akan mempunyai kapasitas setara dengan industri berat yang dimiliki Jepang, Korea dan China.Walaupun untuk mengintegrasikannya memerlukan project manageryang memahami kemampuan dari masing-masing industri tersebut.Kemandirian teknologi militer,dengan menggunakan kemampuan dan fasilitas dalam negeri akan menghemat devisa, meningkatkan multiplier effect ekonomi, meningkatkan kemampuan dalam negeri dan meningkatkan keahlian sumber daya manusia.(*)


SINDO

Bahas Industri Pertahanan, DPR Undang Habibie

B.J. Habiebie. TEMPO/Zulkarnain

TEMPO Interaktif
, Jakarta - Komisi I DPR mengundang pakar teknologi dirgantara yang juga mantan Presiden Prof Dr BJ Habibie dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) di gedung DPR Jakarta, Senin 31 Januari 2011.

Dalam RDPU yang beragendakan pembicaraan tentang pengembangan industri pertahanan strategis nasional itu dibuka oleh Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso dan selanjutnya diserahkan kepada Ketua Komisi I Mahfud Siddiq.

"Kami berharap DPR bisa mendapatkan berbagai masukan yang berharga dari Bapak Habibie terkait bidang keahliannya selama ini," ujar Priyo.

Hal senada juga ditegaskan Mahfud Siddiq. Politisi PKS itu mengatakan bahwa pendapat dan pandangan-pandangan Habibie sangat dibutuhkan mengingat mantan Presiden RI tersebut merupakan salah satu sosok yang meletakkan dasar bangunan kebangkitan teknologi Indonesia.

Diharapkan Indonesia kedepan, kata Mahfud, Indonesia bisa memiliki industri strategis pertahanannya sekaligus mandiri dalam berbagai aspek yang mendukungnya.

Berbagai pandangan Habibie itu juga dimaksudkan sebagai masukan untuk penyusunan RUU usul inisiatif DPR tentang Pengembangan dan Pemanfaatan Industri Strategis untuk Pertahanan.

Sementara itu Habibie dalam pemaparannya di depan anggota DPR menceritakan tentang kondisi awal bangsa Indonesia yang mencoba bangkit dengan kemandirian teknologinya.

Menurut dia, ketika dirinya dipanggil mantan Presiden Soeharto untuk membantu pembangunan Indonesia melalui pengembangan teknologi, pada hakikatnya Soeharto hanya melanjutkan pendahulunya, mantan Presiden Soekarno.

"Jadi tekad (saya) membangun industri strategis itu, bukan karena memenuhi panggilan Pak Harto, tapi karena Pak Harto itu ingin melanjutkan cita-cita Bung Karno agar bangsa ini unggul di pentas internasional," ujarnya.
[WDA | ANT]


TEMPOInteraktif

PLN Siap Beli Listrik dari Swasta

Jakarta, Kompas - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyatakan kesiapannya dalam membeli listrik dari pusat listrik tenaga panas bumi yang dikembangkan pengembang listrik swasta. Dalam membeli listrik dari PLTP itu, PLN menerapkan dua opsi, yaitu negosiasi bisnis dan penugasan pemerintah.

Menurut Manajer Senior Komunikasi Korporat PT PLN Bambang Dwiyanto, Minggu (30/1) di Jakarta, pihaknya siap membeli listrik dari PLTP yang dikembangkan swasta. Syaratnya, pembelian listrik itu sesuai ketentuan yang ada, harga yang wajar, dan sesuai prinsip transparansi perusahaan atau good corporate governance.

Terkait hal itu, PLN menerapkan dua opsi, yakni opsi negosiasi bisnis, di mana PLN mengajak calon pengembang yang memiliki wilayah kerja pertambangan (WKP) untuk bernegosiasi harga jual-beli listrik berdasarkan syarat-syarat yang disepakati bersama.

Opsi lain adalah penugasan pemerintah. Jika pemerintah menugaskan kepada PLN agar menerima hasil tender WKP dengan pemerintah daerah, PLN siap melaksanakan. Selama ini PLN diminta menandatangani perjanjian jual-beli tenaga listrik dengan pengembang sesuai hasil pelelangan pemerintah daerah tanpa negosiasi lagi.

”Kami tidak bisa melaksanakan hal itu karena ketentuan mengharuskan adanya klarifikasi dan negosiasi. Karena itu, PLN tidak bisa menandatangani perjanjian jual-beli tenaga listrik dengan harga hasil pelelangan yang tidak melibatkan PLN,” kata Bambang.

Sementara itu, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Luluk Sumiarso, beberapa waktu lalu, menyatakan, dari hasil lelang wilayah kerja panas bumi, belum ada satu pun yang sampai tahap perjanjian jual-beli energi listrik dengan PLN.

”Sekarang kami sedang mencari terobosan-terobosan dengan peraturan presiden dan segala macam untuk menugaskan PLN agar melaksanakan ini. Hal itu karena tender wilayah kerja (WK) panas bumi dilaksanakan pemerintah daerah, pihak PLN merasa tidak wajib membeli listrik yang dihasilkan dari pembangkit itu.

Adapun investor enggan melakukan eksplorasi karena belum ada kepastian harga beli listrik dengan PLN, padahal biaya investasi awal untuk panas bumi sangat besar.

Sejumlah WK panas bumi yang belum memiliki perjanjian jual-beli listrik dengan PLN antara lain, WK Jaboi dengan harga Rp 1.705 per kWh, WK Cisolok Cisukarame Jawa Barat Rp 630 per kWh, WK Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat Rp 533,6 per kWh. Wilayah kerja lain di antaranya WK Jailolo di Maluku Utara dan WK Suoh Sekincau di Lampung.

Saat ini pemerintah sedang mengembangkan sumber energi primer terbarukan, terutama yang ramah lingkungan untuk dikonversi menjadi energi listrik, salah satunya adalah panas bumi.

Indonesia memiliki potensi panas bumi sekitar 27.000 megawatt dan sesuai RUPTL 2010- 2019 ditargetkan penambahan kapasitas PLTP sampai 2019 sebesar 5.990 MW atau rata-rata 600 MW per tahun. (EVY)


KOMPAS

Wordpress Paling Populer di Dunia Blog Indonesia

TEMPO Interaktif, Bandung - Wordpress merupakan sistem untuk ngeblog paling populer di Indonesia.

Hasil penelitian agen marketing digital khusus open source, Water and Stone, menemukan Wordpress lebih populer ketimbang Jomla dan Drupal.

“Wordpress saat ini memimpin pasar," ujar Ric Shreves dari Water and Stone di acara Wordcamp Indonesia 2011 di Bandung, Minggu (30/1).

Dalam kesempatan itu Shreves menjabarkan hasil survei terhadap lebih dari 2.800 orang dengan 29 sistem yang digunakan.

Dari Quancast terunduh hingga 1 juta dengan sistem Wordpress, Joomla, dan Drupal secara total.

Angka yang sama juga didapat dari Alexa yang menyebutkan Wordpress tetap menjadi teratas disusul Drupal, Movable Type, dan Jomla.

Sedangkan dari kebiasaan dan social bookmarking share Joomla menjadi teratas disusul Wordpress dan Drupal.

Faktor utama yang mendorong Wordpress berkembang pesat karena mudah digunakan. Pengguna juga tak perlu rumit saat membuat blog.

Menurut Ric, perkembangan pengguna Wordpress juga sangat pesat. "Ini pasar besar yang sangat menggembirakan.”

Perkembangan e-commerce blog pun cukup pesat. Dia meyakini e-commerce blog akan makin besar ke depan. Hal ini akan lebih besar jika ditunjang harga, kualitas, dan layanan internet yang baik.[DIAN YULIASTUTI]


TEMPOInteraktif

Crop Circle Ditemukan Lagi di Magelang.

Crop Circle ini ditemukan oleh santri pondok pesantren.

Salah satu Crop Circle di persawahan Berbah, Sleman (VIVAnews.com)

VIVAnews- Lingkaran simetris, atau crop circle ditemukan lagi di daerah Magelang- Jawa Tengah. Untuk mengamankan crop circle, Polres Magelang telah memasang police line untuk mengamankan lokasi dari serbuan pengunjung.

Menurut petugas Polsek Tegalrejo Magelang, Briptu Arif Rahman, crop circle itu berada di ladang pertanian, Desa Banyusari, Kecamatan Tegalrejo, Magelang. Crop Circle itu ditemukan Sabtu pagi, oleh Muhaimin, santri Pondok Pesantren Hidayatul Muhtadiin, yang tak jauh dari lokasi crop circle. "Polres Magelang telah meninjau lokasi pukul 18.00 tadi," ujar Arif kepada VIVAnews.

Arif menjelaskan crop circle itu berbentuk 5 lingkaran. Lingkarang ke tiga berbentuk gerigi, dengan diameter 2,5 meter. Sedangkan 4 lingkaran lainnya berbentuk bulat, dengan diameter 1,5 meter.

Menurutnya, aparat kepolisian mengamankan lokasi itu karena sudah banyak dikunjungi masyarakat untuk melihat langsung. "Tadi sore sudah di police-line," ujarnya.

Sebelumnya, pekan lalu, warga Yogyakarta dihebohkan dengan munculnya crop circle. Lokasi pertama ditemukan di Berbah, Sleman. Lokasi kedua ditemukan di Desa Sri Martani, Piyungan, Bantul. Bentuk keduanya hampir mirip, Jika di Sleman diameternya mencapai 70 meter, di Piyungan hanya 25 meter.


VIVAnews

LAPAN: Crop Circle Magelang Bukan Dibuat UFO

Secara visual, masyarakat bisa mengetahui apakah crop circle buatan manusia atau bukan.

Crop circle di Sleman (VIVAnews/Erick Tanjung)

VIVAnews
- Setelah di Sleman dan Bantul, Yogyakarta, crop circle muncul lagi di sawah di Desa Banyusari, Kecamatan Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah. Crop Circle itu ditemukan Sabtu pagi (29/1), oleh Muhaimin, santri Pondok Pesantren Hidayatul Muhtadiin yang berada dekat area persawahan.

Meski belum meneliti crop circle yang diyakini sebagian orang sebagai 'jejak UFO' ini, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menduga pembuatnya adalah manusia.

"Kami duga ini adalah buatan manusia, sudah tidak mungkin karena UFO," kata Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa LAPAN, Sri Kaloka Prabotosari, saat dihubungi VIVAnews, Senin 31 Januari 2011 pagi.

Pihaknya, kata Sri Kaloka, belum memutuskan apakah akan mengirimkan tim ke Magelang. "Kami konsultasikan dulu ke pimpinan. Namun, jika kuat mengarah ke dugaan orang iseng, mungkin tidak."

Sri Kaloka mengimbau masyarakat untuk bersikap rasional ketika menghadapi fenomena-fenomena aneh, seperti crop circle. "Jangan selalu heboh, diperhatikan apakah masuk akal atau tidak. Jangan terburu-buru menduga," kata dia.

Untuk crop circle, jelas dia, secara visual pun masyarakat bisa melihat, apakah ini buatan manusia atau terbentuk karena faktor lain. "Lihat apakah rebahan padinya dipaksakan, jika ya, berarti kemungkinan besar adalah buatan manusia," kata Sri Kaloka.

Pertanda yang lain, tambah dia, adalah alur. Jika mengikuti alur yang sama kuat diduga adalah buatan manusia. "Masyarakat juga bisa mempelajari bagaimana crop circle dibuat," tambah dia.

Crop circle
di Magelang berbentuk 5 lingkaran. Lingkaran ke tiga berbentuk gerigi, dengan diameter 2,5 meter. Sedangkan 4 lingkaran lainnya berbentuk bulat, dengan diameter 1,5 meter.

Bentuknya lebih kecil dari pada crop circle di Berbah, Sleman yang diameternya 70 meter, dan di Piyungan yang 25 meter.

Sebelumnya LAPAN mengirimkan tim ke dua lokasi crop circle itu. Hasilnya, dipastikan itu adalah buatan manusia. Hasil penelitian Badan Tenaga Nuklir Nasional juga membuktikan tak ada paparan radiasi.


VIVAnews

IBM Indonesia Resmikan Perwakilan di Makassar

Presdir IBM Indonesia Suryo Suwignjo menyerahkan cenderamata kepada Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang dalam rangkaian Peresmian Kantor Perwakilan IBM Indonesia di Makassar, Kamis (27/1/20110) di Wisma Kalla Makassar

MAKASSAR
- IBM Indonesia meresmikan kantor perwakilan di Makassar. Peresmian itu ditandai pengguntingan pita Presiden Direktur IBM Indonesia Suryo Suwignjo dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu'mang.

Kantor IBM Indonesia Perwakilan Makassar terletak di Wisma Kalla lantai 5 Jl. dr. Ratulangi Makassar.

Kepada wartawan, Presdir Suryo menilai Makassar adalah pasar penting bagi IBM. Pasalnya permintaan dari ibukota Sulsel ini, kata Suryo, terus meningkat seiring dengan peningkatan tantangan dunia usahanya.

"Saya yakin teknologi dan keahlian IBM dapat membantu membangun Makassar menjadi lebih baik. Capaian pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dapat diperoleh," tuturnya.

Pertumbuhan ekonomi Makassar mencapai 8,6 persen pada 2010 lalu seperti dilansir Bank Indonesia.

Suryo mengimbuhkan, pihaknya fokus pada Kota Makassar dan Sulsel secara umum. Menurutnya Makassar merupakan salah satu jalur tersibuk perdagangan di Asia yang dilalui kapal kargo lokal maupun internasional.

"Sebagai salah satu jalur penerbangan tersibuk di negeri ini. Begitu pula dengan hasil pertaniannya berupa jagung. Ada pula hasil perikanan dengan produksi yang sangat besar. Itu tentunya sebuah peluang sangat besar pagi perkembangan Teknologi Informasi IBM di daerah ini," jelasnya.

Harapannya keberadaan IBM di Makassar dapat mendekatkan jangkauan solusi-solusi bisnis dan teknologi informasinya ke masyarakat.

"Para konsultan teknis dan teknisi IBM, para reseller dan para distributor IBM akan berkomitmen penuh demi pelayanan yang lebih baik," pungkasnya.

Kantor IBM Indonesia perwakilan Makassar merupakan perwakilan ketiga di Indonesia setelah Surabaya dan Medan. Dalam waktu dekat kantor perwakilan di Balikpapan akan dibuka pula. (srn)



Okezone

Media Sosial Jadi Alat Revolusi

INILAH.COM, Jakarta – Efek domino revolusi Tunisia mengguncang Timur Tengah, semua berawal dari media sosial. Inilah bukti kedahsyatan fenomena penggunaan media sosial.

Blogger senior Wicaksono mengatakan, fenomena tersebut tak hanya terjadi negara itu. Media sosial termasuk SMS dan internet memang merupakan salah satu alat komunikasi yang sangat penting dan kuat untuk berkomunikasi. “Menghubungkan orang satu sama lain”.

Menurutnya, fenomena semacam ini bukanlah suatu hal baru. Orang telah menggunakan internet sejak bertahun-tahun lalu, sedangkan SMS digunakan setelah 1990-an. “Bukan fenomena baru menurut saya,” ujar pria yang akrab disapa Ndoro Kakung ini.

Ia mencontohkan, di Filipina penah terjadi hal serupa di mana masyarakatnya menggalang aksi massa melalui SMS saat akan menggulingkan Joseph Estrada. Kemudian, beberapa tahun lalu Myanmar juga menggunakan SMS untuk mengabarkan kejadian-kejadian regim Myanmar .

Menurutnya, dari hal tersebut dapat dilihat bahwa internet maupun SMS bisa sangat efektif menggalang aksi massa . “Dan itu tampaknya cukup berhasil di negara-negara yang penuh opresi”.

Namun, pada negara-negara terbuka seperti Amerika dan Eropa maupun Indonesia , gerakan massa bukan untuk melawan pemerintah melainkan melakukan hal-hal lain seperti untuk pendidikan atau gerakan sosial, atau sejenisnya.

Kelebihan dari media sosial ini menurut Ndoro Kakung, media sosial bersifat menjangkau masyarakat luas, selain itu mudah diakses dan dapat menyebar informasi secara seketika atau lebih cepat dibanding media konvensional.

“Kelemahannya media ini gampang diblokir pemerintah,” imbuhnya. Di beberapa negara pembatasan sudah mulai dilakukan seperti Tunisia , Mesir dan Indonesia yang sudah mulai dilakukan pemblokiran untuk konten pornografi.

Saat ditanya seberapa cepat media ini mempengaruhi proses perubahan, Wicaksono mengatakan untuk yang bersifat revolusioner mungkin bisa memakan waktu beberapa hari, namun pada perubahan-perubahan kecil bisa terjadi seketika.

Misalnya pada gerakan sosial di Indonesia , seperti koin keadilan untuk Prita, dalam beberapa jam menggunakan media-media ini sudah bisa terkumpul sejumlah dana. Kemudian, pada kasus Filipina, orang berhari-hari menggunakan SMS untuk menggalang demonstrasi hingga akhirnya Estrada turun sejak gelombang protes masyarakat lewat SMS berjalan.

“Intinya, perubahan melalui gerakan SMS maupun internet bisa cepat bisa lambat,” ujarnya. Hal tersebut tergantung isu yang diusung, kemudian sejauh mana isu tersebut penting bagi masyarakat setempat dan tergantung penetrasi media itu sendiri.

“Makin banyak orang menggunakan, gemanya akan makin membesar dan bisa mempercepat proses perubahan. Namun, jika penetrasi sedikit, maka akan memakan waktu lebih lama,” jelasnya.

Selain itu, tiap media tak selalu cocok di tiap negara. Misalnya, di Afrika SMS lebih berkembang dibandingkan internet, sementara di negara-negara lain internet lebih kuat dibanding SMS. “Tiap negara berbeda-beda kasusnya”. Ada negara yang begitu mudah mengakses media itu namun ada pula yang susah. “Masyarakat akan menyesuaikan”.

Menurut M Iqbal Djajadi, apa yang terjadi di Mesir merupakan hal wajar. Saat ini berbagai macam insiden terjadi tak lepas dari peran media sosial yang sangat populer. Ia mencontohkan, pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) saja hasil ditentukan menggunakan media tersebut.

“Orang bisa berhubungan praktis dengan orang di seluruh utama, itu isu utamanya”. Kini, orang menjadi melek informasi dan informasi kini sangat mudah diperoleh. “Orang bisa bereaksi dan menentukan sikap dari informasi tersebut”.

Menurutnya, hal terpenting adalah, opini kini tak lagi hanya bisa dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu saja, khususnya mereka yang menguasai media massa , “Masyarakat kini mempunyai kesempatan yang sama”. [mdr]


Inilah

Theme Wordpress Lokal Lebih Dihargai di Luar Negeri

internetera.net

TEMPO Interaktif
, Bandung - Pembeli theme dari luar negeri umumnya lebih menghargai karya si pembuat dibandingkan pembeli dari Indonesia.

Itulah yang dirasakan pengelola icreativelab, yang juga pembuat theme e-commerce, Anggi Krisna.

Menurut dia, kebanyakan pembeli theme buatannya dari luar negeri. Jika desain themenya bagus, mereka langsung akan membelinya tanpa menawar lagi.

“Jika mereka bilang ini keren, langsung beli tanpa pikir panjang lagi," ujar Anggi dalam acara Wordcamp 2011 di Bandung, Minggu (30/1).

Hal ini berbeda dengan pembeli lokal. Mereka biasanya mencari harga yang murah dan terus menawar. Dari pengalamannya, baru ada satu atau dua pembeli saja.

“Mereka biasanya cari gratisan atau menanayakan kapan ada diskon," ujar Anggi.

Meski begitu, Anggi menambahkan, dia juga memberikan beberapa theme gratis yang disebut freemium.

Beberapa theme lainnya dengan nama lokal seperti kelontong, dangdut, dan bemo. Semua itu khusus untuk e-commerce.

Menurutnya dengan adanya penghargaan terhadap karya tersebut membuat orang akan semakin kreatif. [DIAN YULIASTUTI]


TEMPOInteraktif

Minggu, 30 Januari 2011

Lahir, Asosiasi untuk Didik Masyarakat Pahami Robotika

JAKARTA--MICOM: Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama mengenai pemanfaatan teknologi robotika masih tertinggal dibandingkan negara-negara lainnya. Namun kini, Indonesia tak perlu khawatir karena Asosiasi Robotika Indonesia (ARI) menjawab berbagai tantangan itu.

"Dengan adanya ARI diharapkan terjadi pemerataan teknologi sehingga mempercepat peningkatan SDM Indonesia yang unggul dan lebih siap," ujar Ketua ARI Wahidin Wahab saat ditemui usai peresmian Asosiasi Robotika Indonesia di Thamrin City, Sabtu (29/1). Terbentuknya ARI merupakan upaya untuk meningkatkan intelektual masyarakat Indonesia dalam mengejar ketertinggalan, terutama bidang teknologi.

"Di masa depan, kita tidak perlu lagi menggunakan teknologi luar negeri. Sudah saatnya Indonesia menjadi produsen bukan konsumen teknologi asing lagi," tegas Wahidin yang juga pakar robot dari Departemen Teknik Elektro, Universitas Indonesia.

Milton Pakpahan, anggota Komisi VII DPR RI yang membidangi riset dan teknologi, menyambut baik terbentuknya ARI. Milton menyebut terbentuknya ARI sebagai langkah maju bagi perkembangan teknologi di Indonesia.

"Selama ini kita hanya sebagai konsumen, tanpa memikirkan untuk membuatnya sendiri. Kita harus berubah menjadi kreativator di bidang teknologi, terutama robotik," ucap Milton.

Dalam waktu dekat ARI akan menggalang kerja sama riset dengan beberapa instansi pemerintah dan swasta yang meliputi perguruan tinggi, lembaga riset, dan industri. Selain itu, ARI akan mengajak berbagai pihak dan distributor robotika untuk mengadakan pelatihan dengan memanfaatkan fasilitas dari rumah robot atau World Robotic Explorer dan secara rutin akan menggelar seminar mengenai aplikasi robotika untuk mambantu aktivitas manusia sehari-hari.

Tak kalah penting, ARI juga akan gencar mempromosikan hasil riset agar lebih dikenal secara luas oleh masyarakat dan mendukung program kompetisi robotika nasional maupun internasional. (OL-5)


MediaIndonesia

Bali Pecatu Graha Ubah Air Laut Jadi Air Minum

KUTA--MICOM: Bukit kering berkapur tandus yang ditumbuhi oleh vegetasi sekadarnya hanya cerita masa lalu. Kini dengan adanya teknologi sea water reverse osmosis (SWRO) di kawasan Pecatu Indah Resort, Kuta, Bali menjadikan lingkungan sekitar menjadi hidup, baik untuk alam juga untuk iklim investasi.

Dulu, warga setempat sulit mendapatkan air bersih yang layak dikonsumsi untuk kebutuhan rumah tangga. "Air baru terbit setelah mengebor tanah hingga kedalaman 150 meter," kata Wayan Wandra, Kepala Lingkungan di Dusun Bakungsari, Desa Ungasan, Kuta Selatan. Menurutnya, air yang didapat pun belum tentu bisa diminum karena payau dan berkapur.

Penduduk setempat berusaha mendapatkan air dengan cara yang konvensional yaitu mengandalkan air hujan yang ditampung di beberapa cubang (kolam penampungan air). Untuk minum, mereka terpaksa membelinya dari tangki air.

PT Bali Pecatu Graha (BPG) yang telah memiliki tanah seluas 400 hektare tetap berkomitmen untuk mengembangkan kawasan yang awalnya dipandang sebelah mata oleh banyak calon investor. Sejak BPG aktif pada 2004, setidaknya Rp500 miliar dana telah digelontorkan dalam berbagai bentuk investasi. Legalitas tanah, pembangunan, dan pengaadaan infrastruktur dan utilitas, pembangunan lapangan golf, New Kuta Condotel, Klapa, dan yang terakhir The Green Park.

Pada 2008, BPG mulai pembangunan instalasi untuk penyaringan air berkapasitas 3.000 meter kubik per hari yang dinamakan dengan SWRO. Air inilah yang mencukupi empat fasilitas bisnis utama BPG di Pecatu yang kini mulai dikenal dengan nama New Kuta.

Khusus untuk pengolahan air, SWRO telah menelan biaya hingga Rp22 miliar. Teknologi ini mampu mengolah 6.000 meter kubik air laut. Hasilnya, SWRO mampu menghasilkan 3.000 air yang sudah bebas dari partikel koloid dalam air laut seperti pasir, lumpur, dan biota renik.

Air yang masih terasa asin kemudian diproses untuk pemisahan molekul garam sehingga 99 persen air yang dihasilkan bebas dari rasa asin. Air inilah yang kemudian didistribusikan untuk empat fasilitas tersebut. (OL-5)


MediaIndonesia

Sabtu, 29 Januari 2011

Teknologi Mobile Tuntutan Bisnis Masa Depan

Jakarta (ANTARA News) - Perkembangan tak terbendung teknologi komunikasi 'mobile' seperti ponsel cerdas dan tablet menuntut perubahan dalam model bisnis modern, mereka tidak lagi terikat dengan komputer di kantor dan cukup dengan gadget untuk bekerja.

Demikian kiranya benang merah dari pemaparan Sivadas Ramadas, Managing Director, Sybase, perusahaan yang baru saja diakusisi oleh SAP setahun silam, dalam acara 'Media Interview SAP Enterprise Mobility' di Grand Hyatt Jakarta, Jumat.

"Mobilitas telah menjadi salah satu hal yang paling cepat berkembang di dunia bisnis," kata Ramadas.

Mobilitas menjadi relevan, ia menjelaskan, karena perkembangan perangkat teknologi nirkabel yang memungkinkan informasi dapat dikirim dalam bentuk digital, tanpa terhalang batas-batas geografis, dan pada setiap saat.

"Akibatnynya perusahaan bisa melakukan proses bisnis dengan para mitranya melampaui batas-batas perusahaan sehingga tercipta jaringan bisnis yang luas," Ramadas menambahkan.

Untuk menjawab tuntutan itu, SAP yang mengklaim diri sebagai pemimpin dalam penyedia piranti lunak bisnis, telah membentuk 'Mobile Business Unit' yang akan menyediakan solusi mobile bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Dalam memberi solusi mobile itu SAP akan menyediakan berbagai aplikasi yang bisa dipasang di berbagai ponsel cerdas dan komputer tablet dengan berbagai sistem operasi seperti BlackBerry, Android, Windows Phone, iOS, maupun Symbian.

Jika telah terpasang perangkat canggih itu akan bisa digunakan sebagai perangkat bisnis yang sangat membantu dan tentu terlindungi.

Ramadas berharap dengan teknologi 'mobile' terbaru SAP itu mereka bisa membantu pengusaha Indonesia mengembangkan bisnisnya semakin tinggi dan aman. (Ber/S026)


ANTARAnews

Peneliti: Gelombang Laut Bisa Menjadi Listrik

Ide listrik dari gelombang laut diperoleh secara tidak sengaja di Mentawai.

Mengubah gelombang laut jadi listrik (Dokumen Zamrisyaf/ Eri Naldi)

VIVAnews
-- Gelombang laut akan menjadi alternatif pilihan untuk pemenuhan kebutuhan listrik di tanah air. Ini berdasarkan penelitian yang dilakukan Zamrisyaf, pegawai pusat penelitian dan pengembangan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Sejak tahun 2002, Zamrisyaf telah memulai penelitian pemanfaatan energi gelombang untuk menghasilkan listrik. “Lamanya penelitian ini dikarenakan tidak adanya sponsor bahkan beberapa penelitian menggunakan uang saya sendiri,” kata Zamrisyaf saat wawancara khusus dengan VIVAnews.com, Jumat 21 Januari 2011.

Zamrisyaf memulai penelitiannya saat masih bekerja di PLN Wilayah Sumatera Barat. Sejumlah uji coba telah dilakukannya sebelum karyanya tersebut dipatenkan sentra HAKI Universitas Andalas tahun 2002.

Ide memanfaatkan gelombang laut, cerita dia, muncul secara tidak sengaja saat dia diminta pihak Yayasan Pembangunan Mentawai untuk mencari sumber pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) pertengahan tahun 1990.

Perjalanannya ke Mentawai tersebut tidak membuahkan hasil karena tak satu pun sumber air yang bisa dijadikan sebagai pembangkit listrik.

Namun, perjalanan dengan kapal laut dari Mentawai ke Padang memberikan inspirasi baginya tentang kekuatan gelombang. “Dalam perjalanan tersebut saya merasakan goyangan kapal terombang ambing dengan gelombang laut. Alam pikiran saya berbicara, kapal yang begini berat dan sarat muatan terombang ambing dengan gelombang laut, berarti energi gelombang laut cukup besar,” katanya.

Sejak itu, ia berpikir, untuk mengakomodasi energi gelombang menjadi energi mekanik yang menghasilkan listrik.

Meskipun belum menemukan teknologi yang tepat, perjalanan lautnya dari Padang ke Jakarta memberikan penemuan baru terkait teknologi bandul untuk menghasilkan listrik.

Alat ini dinamakannya Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut-Sistem Bandulan (PLTG-SB). Ia mengaku telah melakukan penelitian sebanyak empat kali mulai tahun 2002, 2003, 2006, dan 2007. Saat uji coba tahun 2007 di Pantai Ulak Karang Padang, alat yang dibangunnya mampu menghasilkan listrik sebesar 300 watt meskipun belum bisa dikatakan berhasil.

”Insya Allah tahun ini (2011) kita uji labor di lab Perkapalan dan Kelautan ITS (Insititut Teknologi Surabaya),” katanya. Ia menargetkan, tahun 2012, PTGL-SB temuannya ini bisa digunakan untuk skala industri.

Dibanding dengan PLTGL-SB serupa yang berkembang di luar negeri, menurutnya, alat yang dihasilkannya memiliki per bedaan mencolok.

Turbin maupun bandul yang terpasang pada ponton sebagai wadah pengapung pembangkit tersebut tidak satu pun yang terkena air laut. Hal ini memberikan efektifitas mencolok tentang ketahanan alat yang digunakan.

Cara kerja alat ini cukup menarik. Ponton yang berfungsi sebagai kapal mengangkut bandul yang terintegrasi dengan dinamo. Untuk menghasilkan putaran dinamo yang maksimal, bandul dibantu dengan alat transmisi double-freewheel dan dintegrasikan dengan bantuan rantai.

Setiap gerakan air laut akan menggoyangkan bandul sehingga menggerakkan double-freewheel untuk memutar dinamo menghasilkan listrik. ”Jika telah telah berhasil dengan baik secara ekonomi investasinya akan sama dengan pembangkit PLTA,” kata Zamri.

Ia mencatat, alat ini sangat ramah lingkungan dan bisa bergerak kapan saja sesuai dengan keinginan (mobile). Terkait daya yang dihasilkan, ia mengaku, alat ini diharapkan mampu menghasilkan daya hingga mencapai 100.000 watt untuk satu unit pembangkit.

Alat ini telah dipresentasikan Zamrisyaf di hadapan Presiden SBY beberapa waktu lalu.


VIVAnews

Layanan IPTV Sudah Bisa Dinikmati Tahun Ini

Jakarta - Setelah sekian lama tertunda, program siaran berbasis internet (internet protocol television--IPTV) diharapkan sudah bisa beroperasi di Indonesia mulai tahun 2011 ini.

"Mulai minggu depan, paling cepat tim Kominfo akan mengevaluasi proposal IPTV yang diajukan oleh Telkom dan grup MNC," ungkap Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Gatot S Dewa Broto kepada detikINET, Jumat (28/1/2011).

Menurutnya, kedua perusahaan itu akan dievaluasi kelaikannya dari berbagai aspek, termasuk aspek layanan ISP (penyelenggara jasa internet), penyelenggaraan siaran, dan jaringan telekomunikasinya.

"Nanti tim akan mengevaluasinya. Bahwasanya selama ini belum ada progres semata-mata karena pemerintah secara makro sedang mengevaluasi kesiapan industri telco dan penyiaran jelang IPTV, termasuk juga revisi regulasinya," papar Gatot.

Jika tak ada aral melintang, layanan IPTV sudah bisa beroperasi tahun ini. "Insya Allah jika satu atau dua-duanya dianggap memenuhi semua persyaratan," jelasnya.

Bagi perusahaan sekelas grup MNC, layanan IPTV tentunya akan memperluas layanan penyiaran yang selama ini dikuasainya. Sementara bagi Telkom, IPTV sangat diharapkan bisa mengangkat pamor telepon kabel yang mulai meredup.

Telkom sendiri tengah berupaya untuk merevitalisasi bisnis telepon kabelnya. Modernisasi infrastruktur jaringan akses terus dilakukan secara besar-besaran.

Langkah revitalisasi ini dilakukan seiring kecenderungan menurunnya pemakaian telepon kabel dalam beberapa tahun terakhir. Tak hanya di Indonesia, tren penurunan ini juga terjadi di seluruh dunia.( wsh / ndr )


detikInet

Siapkan IPTV, Telkom Perkuat Jaringan Super Highway

Jakarta - Telkom mulai melirik layanan televisi berbasis internet (IPTV) sebagai opsi utama untuk merevitalisasi bisnis telepon kabel yang kian tergerus seluler. Agar layanan bisa dinikmati optimal, modernisasi infrastruktur jaringan menjadi wajib hukumnya.

"Kami harap, IPTV dapat memberikan solusi baik kepada pelanggan residensial dan pelanggan bisnis. Misalnya apartemen dan perhotelan yang membutuhkan layanan konten yang beragam dan interaktif," ujar Eddy Kurnia, Head of Corporate Communication Telkom saat memulai perbincangannya dengan detikINET, Jumat (28/1/2011).

Menurutnya, konten IPTV yang interaktif akan menjadikan pelanggan sebagai active viewer yang dapat memilih konten lebih beragam, melakukan rewind, pause melalui program guide/menu yang ada pada portal IPTV.

IPTV berkembang pesat di berbagai negara antara lain karena sifat-sifat layanannya yang personal, ubiquitous, dengan kualitas gambar dan suara yang prima, serta mempunyai nilai beli yang tinggi. IPTV diharapkan dapat menjadi peluang bisnis industri televisi dalam negeri.

Telkom tertarik memasuki bisnis IPTV, selain cukup menjanjikan juga untuk meningkatkan nilai tambah infrastruktur jaringan akses kabelnya. Layanan IPTV diharapkan bisa memanfaatkan infrastruktur telepon kabel yang sudah tergelar.

Terlebih dari studi layanan IPTV di berbagai negara, menunjukkan bahwa animo pasar terhadap layanan IPTV sangat baik. Saat ini, operator IPTV dengan pelanggan paling banyak adalah PCCW dengan pelanggan mencapai sekitar 1 juta, disusul oleh QualiTVision di Hong Kong yang mencapai sekitar 850 ribu pelanggan dan France Telecom di Perancis dengan lebih 800 ribu pelanggan.

"Operator IPTV lainnya yang sukses adalah Verizon di AS dengan sekitar 600 ribu pelanggannya," kata Eddy.

Bagi Telkom, IPTV sudah in-line dengan strategi dan tranformasi bisnis, terutama dalam kaitan menumbuhkan bisnis baru (grow new wave). IPTV bisa menjadi wahana (vehicle) yang efektif untuk merevitalisasi bisnis fixed line yang sedang mengalami fase menurun.

Namun demikian, untuk terjun dalam layanan IPTV harus ditempuh modernisasi infrastruktur jaringan pita lebar. Layanan IPTV mensyaratkan ketersediaan bandwidth yang memadai. "Infrastruktur jaringan akses broadband Telkom secara bertahap terus dimordernisasi," ucap Eddy.

Kebijakan transformasi Telkom menjadi TIME Company (Telecommunication, Information, Media dan Edutainment) perlu didukung transformasi infrastruktur dan sistem, termasuk di sisi jaringan akses. Telkom mengaku akan mengembangkan akses pita lebar dengan tiga segmen sasaran, yaitu: Broadband for Home Digital Environment, Broadband for Enterprise Government, dan Broadband Anywhere.

"Kebijakan pengembangan akses pita lebar Telkom untuk mendukung IPTV tersebut antara lain dengan meningkatkan kapasitas true broadband dengan bandwidth 20 Mbps dan 100 Mbps," demikian ungkapnya.

Tahun 2010 ini porsi true broadband baru mencapai 21% saja. Telkom sendiri tengah berupaya agar di tahun 2015 porsinya berkembang menjadi 85%. Saat ini, sebagian besar jaringan akses yang ada masih didominasi kecepatan 1-4 Mbps dan di bawahnya dengan porsi 79%.

Keseriusan Telkom membangun infrastruktur yang andal di level jaringan akses tak lepas dari grand scenario Telkom Super Highway yang dicanangkan Dirut Telkom Rinaldi Firmansyah pada 30 November 2009 lalu di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Telkom Super Highway di antaranya terdiri dari jaringan akses MSAN, GPON dan softswitch yang akan membentuk Next Generation Nationwide Broadband Network (NG-NBN), sehingga dimungkinkan tersedianya layanan TIME dengan kecepatan dan kualitas yang tinggi dan dengan harga yang kompetitif.

Untuk mewujudkan cita-cita besar Telkom Super Highway, perusahaan ini terus membangun jaringan serat optik beserta Metro-E, IPCore, Terra Router. Pembangunan Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) Jawa-Kalimantan-Sulawesi-Denpasar-Mataram atau yang dikenal dengan sebutan proyek JaKa2LaDeMa, membuat posisi Telkom Super Higway semakin kuat.

Dalam kaitan visi Telkom Super Highway, serangkaian infrastruktur telah diresmikan oleh Presiden pada akhir 2009 lalu. Infrastruktur yang dimaksud meliputi backbone serat optik Padang-Bengkulu sepanjang 914 km, backbone serat optik Kalimantan-Sulawesi sepanjang 5.445 km, IP core, Tera Router dan Metro-e dengan 921 node pada 10 kota, yaitu Batam, Jakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Pekanbaru, Semarang, Bandung, Makassar, dan Banjarmasin.

Selalin itu ada juga Soft-switch Jakarta dengan kapasitas 172.000 SSL, dan backbone Batam ke link Internasional (proyek Batam-Singapura Cable System dan Asian America Gateway) yang merupakan infrastruktur untuk menghubungkan Indonesia ke Asia dan Amerika dengan kapasitas 40 Gbps. "Kini sudah meningkat menjadi 63 Gbps," kata Eddy.

Layanan IPTV diharapkan bisa diterima oleh masyarakat mengingat karakteristik masyarakat Indonesia yang gemar teknologi-teknologi terbaru. IPTV diharapkan mampu mencuri perhatian di antara maraknya televisi-televisi konvensional. Sebagai sebuah lifestyle IPTV memang sangat menarik untuk ditawarkan kepada publik.( wsh / ndr )


detikInet

Inggris lirik potensi Palembang

Jembatan Ampera

Kota Palembang, (Kominfo-Newsroom) Palembang kian jadi daya tarik bagi pelaku bisnis. Hal ini ditandai dengan kedatangan Director of United Kingdom & Investment untuk Indonesia, Debbie Clarke, bertemu dengan Sekretaris Daerah Husni Thamrin.

Kedatangan investor dari Inggris ini, kata Husni Thamrin, adalah untuk mencari peluang usaha di berbagai sektor, seperti di infrastruktur dan energi terbarukan. Pertemuan berlangsung di Ruang Rapat II Wali Kota Palembang, Jumat (28/1).

Dalam pertemuan sekitar satu jam itu, Husni, yang mewakili wali kota, memaparkan peluang bisnis dan potensi, serta infrastruktur yang dimiliki Palembang. Antara lain sistem transportasi darat, laut dan udara, potensi bahan baku seperti karet, dan batu bara. Husni juga memaparkan tentang industri perkapalan di kota yang bervisi internasional ini.

Saat ini di Palembang ada sekitar sebelas industri yang bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan kapal. “Ini juga menjadi salah satu peluang bisnis bagi investor,” ujar Husni.

Ia menambahkan, untuk memacu pertumbuhan ekonomi Palembang menjadi lebih besar lagi, pemerintah kota bakal terus menarik pemilik modal untuk berinvestasi. “Kita terus melakukan pertemuan dengan investor asing,” katanya.

Debbie Clark mengatakan pihaknya sangat tertarik dengan potensi investasi di Palembang. “Hasil pembicaraan hari ini akan saya sampaikan dengan perusahaan di Inggris. Saya yakin mereka tertarik berbisnis di sini.” (MC Palembang/why/rm)



Bipnewsroom

Membedah Fungsi Chip Kasat Mata di Paspor Elektronik

Sejumlah pemohon mengantri untuk membuat paspor di kantor Imigrasi Jakarta Barat, Rabu (26/1/2011). Mulai 26 Januari 2011, Kementerian Hukum dan HAM melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi resmi meluncurkan paspor elektronik atau e-paspor, yang berteknologi chip. Biaya pembuatan paspor elektronik lebih mahal dari paspor biasa, yang biasanya Rp 225.000, e-paspor 48 halaman memasang tarif hingga Rp 655.000.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Electronic passport atau e-passport belum dikenal masyarakat Indonesia secara luas. Baru dijajakan pada Rabu (26/1) kemarin, paspor elektronik belum memikat hati masyarakat. Mahfum saja, tarif pembuatan paspor elektronik ini lebih tinggi bila dibanding membuat paspor lama.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2009, tarif pembuatan paspor elektronik ini sebesar Rp 655 ribu. Dana ini diperuntukkan pembuatan buku senilai Rp 600 ribu, dan penggunaan teknologi sebesar Rp 55 ribu.

Bandingkan dengan pembuatan paspor lama. Untuk pembuatan paspor lama, masyarakat cukup mengeluarkan dana Rp 255 ribu. Sejatinya untuk pembuatan paspor lama ini membutuhkan dana sebesar Rp 270 ribu. Dana ini terbagi untuk pembuatan buku sebesar Rp 200 ribu, penggunaan teknologi Rp 55 ribu, dan sidik jari Rp 15 ribu. Namun terhitung sejak 2011, dana sidik jari dihapus sehingga akhirnya masyarakat hanya mengeluarkan dana sebesar Rp 255 ribu.

Membengkaknya biaya buku untuk paspor elektronik, menurut Kasubag Humas Ditjen Imigrasi, Bambang Catur tidak terlepas dari penerapan sistem terpadu microchip pada kertas paspor elektronik.

"Penggunaan chip berpengaman, dan antena ini ditanam dalam paspor," kata Bambang. Ia menambahkan , chip yang ditanamkan di paspor ini tidak seperti chip yang berada di kartu ATM. Chip untuk paspor ini memiliki keunggulan. "Chipnya itu tidak terasa ditangan, dan kasat mata. Menyatu dengan kertas paspor," ujarnya.

Dia membeberkan, untuk setiap chip yang ada di paspor elektronik, sedikitnya ada tiga belas komponen data yang tersimpan. Data yang tersimpan di chip ini adalah nomor unik paspor, nomor unik identitas nasional (NIK), nama lengkap pemegang paspor, nama lengkap ibu kandung pemegang paspor, foto berwarna, tandatangan pemegang paspor dan kebangsaan pemegang paspor.

Selain itu, chip juga menyimpan data tentang kebangsaan pemegang paspor, tanggal penerbitan paspor dan tanggal berakhir paspor. Tidak ketinggalan, chip juga mengandung data tentang jenis kelamin pemegang paspor, tempat paspor diterbitkan, data sidik jari dan tanda tangan digital atau hash algorithm (kunci pengaman).

"Chip ini akan diletakkan di lembar belakang," ujar Bambang.

Paspor elektronik bukan hanya mengandalkan chip belaka. Pada lembar kedua paspor elektronik juga akan dilengkapi data-data tertulis pemegang paspor. Data tertulis ini sama dengan data yang tersimpan dalam chip. Hanya saja, di lembar kedua ini terdapat dua baris machine readable zone (MRZ). Bentuknya akan mirip seperti barcode. MRZ dan halaman data paspor akan disesuaikan dengan standar pengamanan International Civil Aviation Organization (ICAO).

Bambang mengaku, untuk pengadaan buku paspor elektronik, perum Peruri sebagai pengelolanya. Namun untuk urusan sistem sertifikasi yang mengeluarkan kunci untuk pengaman chip (Certificate of Authority - CA), dan sistem keamanan data (Key Management System-KMS), dia tidak mengetahui secara pasti.

"Itu terlalu teknis, saya bukan ahlinya. Silahkan tanya ke ahlinya. Yang pasti kita gunakan standarisasi ICAO," urainya.

Ihwal sistem sertifikasi yang mengeluarkan kunci untuk pengaman chip dan dan sistem keamanan data menjadi sorotan tajam Anggota Komisi Hukum DPR RI Ahmad Yani. Yani sempat mempertanyakan masalah tersebut ke Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar. "Kita menanti penjelasan Menkumham soal ini," ucapnya


Tribunnews

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More