blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Jumat, 31 Juli 2015

Temui Erdogan, Jokowi Bahas Industri Militer Hingga Listrik Tenaga Gas

Jokowi dan Erdogan (Mega-detikFinance)

Sore ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kedatangan tamu yaitu Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan. Dalam pertemuan tersebut, pembahasan dititikberatkan pada bidang ekonomi.

Usai pertemuan, Jokowi mengatakan, dirinya dan Erdogan sepakat untuk segera menyelesaikan berbagai hambatan, termasuk soal free trade agreement (FTA) Indonesia-Turki yang akan diselesaikan tahun ini.

"Kemudian kerjasama di industri peralatan militer, pembuatan kapal-kapal kecil ini akan segera kita konkretkan, juga pembangkit listrik tenaga gas ini juga segera dikonkretkan," jelas Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (31/7/2015).

Dalam pertemuan tersebut, juga disetujui dibukanya penerbangan dari Turki-Kuala Lumpur-Jakarta-Denpasar. "Ini untuk meningkatkan turisme dan angkutan penumpang dari Turki ke Indonesia dan sebaliknya," imbuh Jokowi.

Selain itu, akan ada juga komisi bersama yang tujuannya mengeksplorasi potensi ekonomi yang bisa dikerjasamakan oleh kedua negara. (dnl/hen)

   detik  

Indonesia tuan rumah kontes robot internasional

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Regina Safri)

Indonesia akan menjadi tuan rumah kontes robot internasional ABU Robocon 2015 yang akan diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada 23 Agustus 2015.

"ABU Robocon itu diadakan sejak tahun 2002, lalu kita melamar pada tahun 2004, tapi karena kita belum siap akhirnya baru ditunjuk pada tahun ini," kata anggota Dewan Juri ABU Robocon 2015 Dr Ir Endra Pitowarno M.Eng kepada Antara di Surabaya, Jumat.

Ahli Teknologi Rekayasa dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) itu menjelaskan Kontes Robot Asia Pasifik itu akan diikuti 19 tim dari 18 negara, di antaranya Indonesia, Tiongkok, Malaysia, Jepang, Korea, dan India.

"Indonesia sebagai tuan rumah mendapat kesempatan untuk mengikutsertakan dua tim yakni tim robot dari ITB dan Poltek Batam, sedangkan PENS sudah gagal di tingkat nasional," kata salah satu penggagas Kontes Robot Indonesia (KRI) itu.

Menurut dosen PENS yang juga perancang aturan main ABU Robocon 2015 itu, tema ABU Robocon 2015 adalah robot bermain badminton (bulu tangkis) atau "Robominton".

"Kekalahan PENS di tingkat nasional itu karena tema robominton itu, karena mahasiswa PENS selama ini hanya tahu soal robot, tapi kalau robot diaplikasikan dalam permainan yang bukan robot akhirnya gagal," katanya.

Menurut dia, Robominton itu membuat tim Tiongkok yang sudah lama tidak ikut ABU Robocon pun menjadi bersemangat ikut lagi.

"Kalau melihat robot yang dirancang, saya sebagai panitia yang mengevaluasi tim memperkirakan tim Tiongkok bisa unggul, karena Robominton yang mereka rancang itu full otomatis," katanya.

Sementara itu, robot yang dirancang tim Jepang dan Korea ada yang manual dan ada pula yang otomatis, sedangkan tim Indonesia dari ITB dan Poltek Batam justru mengandalkan robot manual.

"Di Jepang, kontes robot dengan Robominton sudah merupakan robot yang melawan manusia. Yang jelas, pihak NHK Jepang selaku penyelenggara Kontes Robot Internasional yang pertama pada tahun 2002 sangat mengapresiasi tema Robominton," katanya.

Bahkan, Jepang juga mendukung bila Indonesia menjadikan Robominton sebagai kontes tahunan untuk tingkat internasional dengan Indonesia sebagai penggagas, karena Indonesia yang merancang aturan permainannya.

"Padahal, awalnya kami merancang Robominton untuk mengenalkan Indonesia yang dikenal dengan legenda bulu tangkis yang bertahun-tahun menjadi jagoan badminton dunia. Itu legenda yang membanggakan, namun Jepang justru berharap Robominton jadi kontes tahunan tingkat dunia," katanya.

Ia menambahkan, PENS belum unggul dalam Robominton, namun dalam 2-3 tahun terakhir mulai unggul untuk robot setengah manusia yang bermain sepak bola atau "Robosoccer Humanoid".

Menurut dosen pembimbing tim EROS (EEPIS Robot Soccer), Akhmad Subhan, robot sepak bola asal PENS mewakili Indonesia di ajang internasional Robosoccer 2015 di Heifei, Tiongkok pada 19-20 Juli 2015 hingga berhasil menempati posisi 2nd runner up.

"Insya Allah, tahun depan, tim EROS juga akan kembali mewakili Indonesia dalam Robosoccer di Jerman," katanya, didampingi anggota tim EROS yakni Dimas Pristovani, Rizky Taufik Ulil, Hasbullah Qohar, Luthfi Aminulloh, Naufal Suryanto, dan Ahmad Syaifuddin Zuhri.

   antara  

Presiden berkeyakinan masa depan dunia ada di Khatulistiwa

Presiden Joko Widodo (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Presiden Joko Widodo menyebut masa depan dunia ada di sekitar garis khatulistiwa karena intensitas sinar matahari yang terus menerus membuat produksi pangan, energi, dan air tetap melimpah di wilayah ini.

Presiden Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional VIII Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Timur, Jumat, mengatakan posisi ini adalah anugerah Tuhan bagi rakyat Indonesia.

"Ini adalah anugerah dari Allah sehingga kalau manajemen tidak baik bisa kita perbaiki pada saatnya nanti dan kita harus optimistis untuk bisa, Indonesia bisa menjadi pemasok pangan untuk dunia," katanya.

Menurut dia banyak peluang yang bisa dimasuki petani Indonesia karena tercatat konsumsi beras dunia mencapai 450 juta ton per tahun, singkong 450 juta ton per tahun, dan ikan 100 juta ton per tahun.

Oleh karena itu, ia menegaskan peningkatan produksi pangan Indonesia harus mulai ditangani serius. "Saya menggarisbawahi bahwa memang harus ada kerja sama antara pemerintah, Kementerian Pertanian, dengan HKTI," katanya.

Presiden yakin Indonesia bisa menjadi pemasok pangan dunia, namun pada beberapa tempat seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) selalu menghadapi masalah air padahal lahan tersedia.

"Bagaimana mau nanam, airnya saja tidak ada. Oleh sebab itu, 49 waduk yang akan dibangun 7 di antaranya di NTT, mulai tahun ini semuanya dibangun," kata dia.

Ia menambahkan jika sudah ada waduk maka lahan perkebunan bisa ditanami.

Selain itu di Merauke terdapat lahan subur seluas 4,6 juta hektare namun pembangunan waduk sejak zaman Belanda tidak ditindaklanjuti.

"Waktu saya cek hasil produksi petani 5-6 ton per hektare, ada yang 8 ton per hektare, bayangkan kalau 4,6 juta hektare bisa ditanami dengan hasil 8 ton per hektare maka dari satu kabupaten bisa 120 juta ton produksi," katanya.

Namun ia menambahkan perlu ada mekanisasi pertanian karena saking luasnya lahan sehingga tidak bisa digarap secara tradisional.

Presiden menyampaikan pentingnya mewujudkan kedaulatan pangan, diversifikasi beras, dan meningkatkan fungsi dan peran HKTI berdampingan dengan pemerintah untuk membangun manajemen dan mengorganisir petani dengan lebih baik.

   antara  

KKP salah satu kementerian terbaik

Menteri Kelautan Dan Perikanan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kanan) menyimak pemaparan petugas saat meninjau tempat penyimpanan kapal sitaan di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak, Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengklaim Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang dipimpinnya merupakan salah satu kementerian terbaik di antara berbagai kementerian/lembaga yang ada saat ini.

"Kementerian Kelautan dan Perikanan menurut saya menjadi salah satu yang terbaik," kata Susi Pudjiastuti dalam acara halalbihalal di KKP, Jakarta, Jumat.

Menurut dirinya, pengamatan yang telah dilakukannya selama menjabat sebagai menteri menunjukkan bahwa tim KKP luar biasa karena "bekerja sambil berlari".

Menteri Kelautan dan Perikanan meyakini bahwa semangat dan kemauan baik yang ada di KKP sangat membantu kelancaran dalam membuat perubahan yang lebih baik.

Dalam acara halalbihalal itu juga hadir sejumlah tokoh seperti mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad dan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron.

Kepada Fadel, Susi mengutarakan bahwa dirinya belajar banyak dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Indonesia Bersatu itu.

"Dari pak Fadel saya belajar apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum. Bila yang saya lakukan berbeda ini karena tuntutan zaman," kata Susi.

Sedangkan kepada Herman Khaeron, Susi mengucapkan terima kasih atas dukungan yang selama ini telah diberikan Komisi IV DPR RI.

Sebelumnya, hasil survei dan kajian akademik Lembaga Klimatologi Politik (LKP) mendapatkan tiga nama menteri dalam Kabinet Kerja yang konsisten mengimplemtasikan Nawacita dan Trisakti Bung Karno.

"Mereka adalah Yuddy Chrisnandi, Tjahjo Kumolo, dan Susi Pujiastuti. Ketiganya dinilai paling konsisten serta mengerti dengan benar apa yang tersirat dan tersurat dalam Nawacita dan Trisakti. Mereka juga memiliki tekad keseriusan yang tinggi untuk menyosialisasikan dan mengimplementasikan gagasan tersebut," kata CEO LKP Usman Rachman dalam pernyataan tertulisnya, Jakarta, Kamis (2/7).

Usman mengatakan bahwa sebagai pembantu utama Presiden, tugas menteri adalah mengoperasionalkan gagasan besar tersebut dalam program-program nasional sesuai dengan tugas dan fungsi kementerian masing-masing.

Dalam sejumlah kesempatan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa peluncuran pengembangan 24 "technopark" atau taman teknologi di berbagai daerah di Tanah Air pada tahun 2014--2019 merupakan wujud pelaksanaan konsep Nawacita.

"Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendapat mandat membangun 24 technopark berbasis perikanan rakyat sebagai pelaksanaan Nawacita selama lima tahun (2015--2019) secara bertahap," kata Menteri Susi dalam acara peluncuran technopark di KKP, Jakarta, Kamis (25/6).
Menteri Susi cerewet dan "ngedumel", AS akhirnya nyerahMenteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (tengah) didampingi Ketua Satgas Anti Ilegal Fishing Mas Achmad Sentosa (kanan) dan Sekjen KKP Syarif Widjaja (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai pertemuan dengan Sekretaris Angkatan Laut Amerika Serikat Ray Mabus di Jakarta, Senin (23/3).(ANTARA FOTO/David Muharmansyah)

Amerika Serikat sudah membebaskan tarif impor produk-produk perikanan Republik Indonesia. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan keberhasilan itu karena kecerewetan yang telah dilakukannya sehingga Indonesia tidak harus mengirimkan delegasi berkali-kali untuk memohon pembebasan tersebut.

Susi pun akan melakukan hal yang sama ke negara-negara Eropa. "Saya akan panas-panasi dubes negara-negara Uni Eropa, karena Amerika saja sudah kasih," katanya saat memberikan sambutan dalam acara halal bihalal di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Jumat.

Ia berpendapat bahwa caranya dengan "ngedumel" dan "cerewet" itu perlu tetapi di masa depan dia memastikan kecerewetannya akan lebih bermanfaat.

Sebelumnya, KKP menyatakan sektor perikanan Indonesia mendapatkan "angin segar" dari kebijakan Pemerintah Amerika Serikat yang menawarkan skema perlakuan istimewa terhadap komoditas perikanan.

"Di tengah situasi perekonomian yang sedang mengalami perlambatan, sektor perikanan Indonesia mendapatkan angin segar untuk ekspor ke pasar Amerika Serikat," kata Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) KKP Saut Hutagalung di Jakarta, Rabu (29/7).

Menurut dia, "angin segar" tersebut setelah Presiden Barack Obama dengan persetujuan Senat AS menandatangani pembaharuan dan perpanjangan skema Generalized System of Preference (GSP), Senin (27/7).

Ia memaparkan, GSP merupakan skema khusus dari negara-negara maju yang menawarkan perlakuan istimewa non-timbal balik seperti tarif rendah atau nol kepada impor produk yang berasal dari negara-negara berkembang. "Indonesia termasuk yang mendapatkan fasilitas GSP," kata Saut Hutagalung.

Skema tersebut, lanjutnya, sempat terhenti sejak tahun 2013 karena tidak mendapatkan persetujuan Senat AS. Namun dengan kebijakan baru Obama ini, skema GSP kembali akan mulai berlaku mulai 29 Juli 2015 hingga 31 Desember 2017.

"Hal ini akan menjadi peluang yang sangat baik bagi eksportir perikanan Indonesia karena melalui skema tersebut sejumlah produk perikanan Indonesia, seperti kepiting beku, ikan sardin, daging kodok, ikan kaleng, lobster olahan, rajungan dan dibebaskan dari tarif bea masuk," katanya.

Dirjen P2HP mengingatkan bahwa Amerika Serikat merupakan pasar tujuan ekspor utama bagi produk perikanan Indonesia.

Selain itu, ujar dia, selama empat tahun terakhir nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke AS terus menunjukkan peningkatan, yaitu 1,07 miliar dolar AS tahun 2011, 1,15 miliar dolar AS tahun 2012, 1,33 miliar dolar AS tahun 2013 dan 1,84 miliar dolar AS tahun 2014.

Saut juga mengemukakan, nilai total ekspor hasil perikanan 2014 hanya mencapai 4,6 miliar dolar AS.

Susi Pudjiastuti menargetkan angka ekspor perikanan dapat menembus hingga 5 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun ini.
KKP tangkap empat kapal ikan ilegal VietnamPersonel Dit Polair Polda Sumut berjaga di dekat nelayan asing pelaku pencurian ikan (illegal fishing) di Belawan, Sumatera Utara, Kamis (21/5/15). (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi)

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Kapal Pengawas Hiu Macan 001 menangkap empat kapal perikanan asing berbendera Vietnam di perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia pada 29 Juli 2015.

"Kapal-kapal yang ditangkap seluruhnya diawaki oleh 48 warga Vietnam," kata Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Asep Burhanudin di Jakarta, Jumat.

Asep memaparkan, keempat kapal itu tertangkap tangan saat sedang melakukan penangkapan ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, tanpa dilengkapi dokumen-dokumen perizinan kegiatan penangkapan ikan dari Pemerintah RI.

Kapal-kapal penangkap ikan yang tertangkap tangan itu, ujar dia, diduga melanggar Pasal 93 ayat (2) jo Pasal 27 (2) UU No. 45 tahun 2009 tentang perubahan atas UU RI No 31 tahun 2004 tentang Perikanan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp 20 miliar.

Selanjutnya, terhadap ABK dan empat kapal ikan asing Vietnam tersebut dikawal oleh KP Hiu Macan 001 ke Stasiun PSDKP Pontianak, Kalimantan Barat, untuk menjalani proses hukum oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perikanan.

Sebelumnya, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menyatakan putusan berat terhadap tindak pidana pelaku pencuri ikan di kawasan perairan Indonesia bakal efektif dalam memberikan efek jera terhadap pencurian ikan tersebut.

"Langkah ini baik guna memberi efek jera," kata Ketua Umum KNTI M Riza Damanik, Rabu (8/7).

Menurut dia, seharusnya putusan terhadap kasus pencurian ikan juga menjadi peluang menetapkan pemilik kapal dan atau pemilik perusahaan untuk juga dijatuhi hukuman.

Sebelumnya, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menyatakan ada kemajuan terkait pemberian sanksi dalam kasus pencurian ikan oleh putusan banding Pengadilan Tinggi Ambon yang menjatuhi hukuman denda sebesar Rp 1 miliar.

"Setidaknya ada kemajuan sanksi atas pelanggaran tindak pidana perikanan sebagaimana diatur dalam UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan," kata Sekretaris Jenderal Kiara Abdul Halim kepada Antara di Jakarta, Selasa (7/7).

Sebagaimana diketahui, Pengadilan Tinggi Ambon memperberat vonis yang telah dijatuhkan pengadilan tingkat pertama yang hanya memberikan denda sebesar Rp 100 juta kepada kapal perusahaan Sino.

Sedangkan Pengadilan Tinggi Ambon menjatuhkan hukuman kepada nakhoda dan ahli tangkap ikan pada KM Sino 15, KM Sino 26, KM Sino 27, KM Sino 35, dan KM Sino 36, dengan vonis satu hingga dua tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsider enam bulan kurungan.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Pengadilan Negeri Merauke yang menjatuhkan hukuman kepada lima ahli tangkap ikan pada KM Sino 16, KM Sino 17, KM Sino 18, KM Sino 28, dan KM Sino 29, dengan vonis dua tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsider enam bulan kurungan.

   antara  

Garap Proyek Kereta Api Cepat, WIKA Putar Otak Cari Duit

imageIlustrasi (Getty Images/sergiy serdyuk) ★

Perusahaan konstruksi pelat merah, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) memperoleh restu pemegang saham untuk ikut andil dalam menggarap proyek kereta cepat (high speed railway/HSR) rute Jakarta-Bandung yang sempat digadang membutuhkan dana investasi hingga Rp 50 triliun. Perseroan berencana mencari dana melalui penerbitan saham baru maupun surat utang untuk membiayai proyek tersebut.

Direktur Utama Wijaya Karya Bintang Perbowo menyatakan pemegang saham yang mayoritas dimiliki pemerintah merestui rencana perseroan untuk terjun ke proyek tersebut. Namun untuk detailnya, ia menyatakan belum bisa memberikan informasi lebih lanjut.

Terkait HSR, intinya kami hanya menyiapkan dulu, dan bahwa bidang usaha kami punya sarana dan prasarana perkeretaapian. Kemudian berdasarkan aturan KAI juga sudah sesuai,” ujarnya, usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di gedung WIKA, Jakarta, Kamis (30/7).

Ada perusahaan Jepang dan China menyatakan berminat berinvestasi dalam proyek tersebut. Bintang mengatakan belum tahu mana yang akan diterima oleh pemerintah. Adapun WIKA sendiri lebih fokus pada persiapan.

Sebulan diharapkan bisa rampung persiapannya dan segera dilakukan, kemudian akhir tahun sudah mulai berjalan pengerjaannya. Nanti akan membentuk anak usaha baru, tapi tergantung pemerintah penunjukannya kapan dan berapa belanja modal yang dibutuhkan,” ujarnya.

Bintang menjelaskan, pihaknya belum mengetahui kapan groundbreaking perusahaan tersebut akan digelar. Ia menambahkan, pihaknya juga belum tahu apakah kedua investor asing tersebut sudah menyerahkan hasil Feasibility Study kepada pemerintah.

Kami tidak ikut Feasibility Study. Yang bikin investor Jepang dan China. Nanti baru dibandingkan apple to apple oleh pemerintah, mana yang paling baik,” katanya.

Direktur Keuangan Wijaya Karya Aji Firmantoro mengatakan beberapa opsi pendanaan masih dikaji. Beberapa opsi itu antara lain penerbitan saham baru (right issue) atau obligasi yang juga mengkaji hasil Penyertaan Modal Negara (PMN) pada 2016.

Kemarin kan sudah terbitkan obligasi MTN. Kalau PMN jadi dilaksanakan 2016 sepertinya kami akan menggunakan right issue. Tapi kami juga akan menerbitkan obligasi yang sedang kami jajaki, apakah global atau domestik. Akan kami pelajari dulu,” kata Aji.

Aji menyatakan WIKA ingin memperoleh PMN di kisaran Rp 5 triliun sampai Rp 7,2 triliun. “Obligasi kalau dengan right issue tentunya akan besar ya. Tapi kalau right issue tetapi belum ada PMN, ya minimal Rp 1 triliun right issue-nya. Obligasi dan right tahun depan, karena kebutuhan belanja modal kita yang besar tahun depan,” ujarnya.

Adapun belanja modal yang dibutuhkan masih dievaluasi. Namun diyakini dana yang dibutuhkan akan besar sekali, bisa lebih dari Rp 25 triliun. Sebagai persiapan, tahun ini dipersiapkan Rp 2 triliun dan tahun depan Rp 3-4 triliun.

Terkait besaran dana proyek HSR yang dibutuhkan, Aji bilang masih dikaji. Angka kisaran investasi Rp 50 triliun adalah besaran hasil Feasibility Study sementara dari pihak Jepang. Itu belum final. “Kalau konsorsium harapannya Indonesia 60 persen dan asing 40 persen. Konsorsium Indonesia nanti terdiri dari beberapa BUMN,” ucap Aji.

 Proyek Rel Manggarai-Jatinegara 

Sementara itu, WIKA bersama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, telah melakukan penandatanganan perjanian pembangunan pelaksanaan paket pekerjaan paket A proyek rel kereta api Manggarai ke Jatinegara.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Suradi mengatakan bahwa perseroan dinyatakan sebagai pemenang pelelangan pelaksanaan paket pekerjaan Paket A “Pekerjaan Jalan Rel” sesuai dengan surat penunjukan penetapan pemenang oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia No. PL.405/4/14 Phb 2015, pada tanggal 24 Juni 2015.

Rencananya proyek ini akan mencapai nilai Rp 363,26 miliar dan pelaksanaannya akan memakan waktu selama 886 hari kalender atau hingga 31 Desember 2017,” katanya.

Adapun lingkup utama pekerjaan pada proyek ini adalah pekerjaan platform (stasiun Manggarai, Matraman, dan Jatinegara), pekerjaan jalan rel seperti supply, penghamparan dan pemadatan ballast, kemudian supply dan pemasangan sleeper, serta supply dan pemasangan rel termasuk turn out dan scissor crosing.

Maxi Liesyaputra, analis KBD Daewoo Securities Indonesia mengatakan, untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerintah sangat perlu untuk terus meningkatkan pembangunan infrastruktur karena tingkat penyediaan infrastruktur di Indonesia masih rendah, bahkan bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.

Potensi peningkatan pembangunan infrastruktur akan memberikan dampak positif terhadap beberapa BUMN konstruksi seperti Wijaya Karya (WIKA),” ujarnya dalam riset, belum lama ini. (gir/ded)

  CNN  

Kamis, 30 Juli 2015

Incat Australia minati investasi teknologi perkapalan

imageKapal katamaran Incat [worldmaritimenews] ★

Produsen kapal Incat, Australia Pty Ltd berminat investasi bidang teknologi perkapalan yang diklaim sangat cocok dibangun di Indonesia, sesuai dengan dukungan pemerintah yang mendorong kemajuan industri maritim.

"Kami sangat senang dengan kemajuan (pembicaraan) yang signifikan. Kami serius akan berinvestasi pada bidang ini," kata Chairman Incat, Australia Pty Ltd Robert Clifford usai menemui Menteri Perindustrian Saleh Husin di Jakarta, Kamis.

Presdir PT Indocat Jayamahe Kris Sulisto mengatakan Menperin Saleh Husin meminta perusahaan untuk bekerja sama dengan perusahaan lokal dalam menerapkan teknologi perkapalan, yang nilai investasinya mencapai 10-50 juta dollar AS tersebut.

"Teknologi katamaran ini sangat cocok di wilayah Indonesia yang berupa kepulauan. Dengan adanya program poros maritim, makan akan dibutuhkan banyak sekali kapal," kata Kris.

Menurut dia, teknologi perkapalan milik perusahaan asal Australia tersebut mampu mengangkut banyak sekali barang, termasuk orang maupun kendaraan pengangkut, dengan kecepatan sekitar 50 knot per jam.

"Basisnya alumunium dan katamaran ini kapal yang di tengah permukaannya ada rongga, sehingga sangat stabil dan ini cepat sekali, sehingga bisa cepat sampai dari pulau satu ke pulau yang lain," ujar Kris.

Kris menambahkan, pihaknya akan bertemu dengan Asosiasi Industri Kapal Nasional Indonesia (IPERINDO) untuk mencari perusahaan galangan kapal lokal yang mau bekerja sama dalam menerapkan teknologi katamaran tersebut.

Saat ini, lanjutnya, perusahaan sedang menjajaki galangan kapal yang ada di Lampung, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Timur dan Makasar.

  antara  

Presiden Turki Akan Sambangi Indonesia

Erdogan dikabarkan akan tiba di tanah air pada Kamis malam di Jakarta, dan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Indonsia Joko Widodo. (Reuters)

Presiden Turki Tayyip Erdogan dipastikan akan melakukan kunjungan ke Indonesia. Dirinya dikabarkan akan tiba di tanah air pada Kamis (30/7/2015) malam di Jakarta, dan akan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Indonsia Joko Widodo.

Presiden (Tayyip) Erdogan tiba malam ini di Jakarta, dan akan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo besok,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanantha Nassir dalam briefing mingguan.

Arrmanantha menuturkan, bahwa hubungan antara Turki dan Indonesia tidak hanya sebatas pada masalah keamanan. Seperti diketahui, hubungan kedua negara banyak diekspos pada bidang keamanan dalam beberapa bulan terakhir, setelah ditangkapnya belasan warga Indonesia (WN) di Turki, karena diduga hendak menyeberang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.

Hubungan antara Turki dan Indonesia sudah berlangsung 65 tahun, yang dimulai sejak tahun 1950,” sambung diplomat yang kerap disapa Tata tersebut.

Selain melakukan pertemuan dengan Jokowi, Tata menuturkan, Erdogan juga akan memiliki agenda lain selama melakukan kunjungan ke Indonesia. Salah satunya adalah memberikan kuliah umum, dan pemimpin Turki itu juga akan melakukan kunjungan ke Masjid istiqlal.

Erdogan datang ke Indonesia setelah sebelumnya melakukan kunjungan ke China. Di Negeri Tirai Bambu itu Erdogan membahas mengenai kerjasama anti-terorisme, dan membahas mengenai Muslim Uighur. (esn)

   sindonews  

★ Turbo Jet Rudal Jelajah Karya Indonesia

Ilustrasi penembakan rudal dari KRI Oswald Siahaan (354)

Perkembangan teknologi militer di Indonesia saat ini belum setara dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Rusia. Namun bukan berarti Indonesia tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan peralatan untuk keperluan militer atau alat tempur sendiri.

Penelitian yang dilakukan Dr. Firman Hartono, S.T, M.T., salah satu dosen Teknik Penerbangan Institut Teknologi Bandung, telah membuktikan bahwa Indonesia juga mampu mengembangkan teknologi di bidang kemiliteran, yaitu teknologi mesin turbojet untuk misil jenis cruise.

Berbeda dengan misil balistik yang langsung diluncurkan dengan proyektil parabola dan jarak yang terbatas, misil jenis cruise adalah misil yang mampu terbang dengan jarak tempuh yang cukup jauh untuk mengejar target dan dengan ketinggian hanya kurang lebih dua puluh meter di atas permukaan laut.

Kemampuan ini membuat misil jenis cruise mampu menghindar dari radar dan menjadikannya sebagai misil yang efektif. Misil ini terdiri atas bagian navigasi yang terkomputerisasi, bagian bahan bakar, dan bagian mesin penggerak misil. Mesin yang menggerakkan misil tersebut adalah mesin turbojet.
Mesin turbojet yang dikembangkan Dr. Firman Hartono dinamai Mesin Turbojet 500 N. Mesin ini merupakan hasil kerjasama dengan rekan-rekan lain di berbagai bidang, seperti: aerodinamika, termodinamika, perpindahan panas, teknik produksi, dan material.

Kerjasama ini dilakukan karena mesin turbojet misil adalah aplikasi dari banyak fokus keilmuan. Dr. Firman Hartono menjelaskan bahwa alasan beliau memilih untuk melakukan penelitian terhadap mesin misil turbojet adalah karena kriteria pembuatan misil sendiri tergolong relatif tidak berat. “Pengoperasian mesin misil yang biasanya hanya selama satu hingga dua jam membuat material dasar mesin mudah dicari di dalam negeri tanpa perlu impor dari luar. Kebetulan di Indonesia juga belum dikembangkan,” ujar Dr. Firman Hartono.

Layaknya semua perjalanan yang sukses, penelitian ini juga menghadapi kendala dalam keberjalannya. Riset dan pembuatan mesin membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan pembiayaan riset dari pemerintah terbatasi oleh waktu.

Bergantinya periode pemerintahan membuat birokrasi-birokrasi baru dalam pendanaan riset menjadi sedikit berbeda dan lebih sulit. Selain bekerjasama dengan berbagai bidang lain, penelitian mesin turbojet ini juga bekerjasama dengan Kementrian Pertahanan dan Keamanan (KEMHAN) dalam hal pendanaan. Sayangnya KEMHAN baru bisa mengusahakan bantuan dana internal untuk riset ini pada tahun 2016.
Dr. Firman Hartono

Akan tetapi, kendala ini tidak serta merta membuat riset terhenti. Dr. Firman menjelaskan bahwa masih ada komponen-komponen lain dari mesin turbojet tersebut yang bisa dijadikan bahan penelitian dan dikaji lebih dalam terlebih dahulu seperti efisiensi bahan bakar atau kompresor mesin. “Kalau pendanaan lagi macet seperti ini kita melakukan penelitian berbasis perhitungan dan komputasi, soalnya tidak perlu biaya besar,” tambah beliau.

Mesin turbojet 500 N yang dikembangkan Dr. Firman Hartono ini sebenarnya adalah mesin turbojet yang sederhana. Namun dengan modifikasi dan riset-riset lanjutan, akan terus dilakukan perbaikan-perbaikan pada mesin turbojet tersebut.

Pembuatan mesin turbojet yang berkualitas dengan biaya produksi yang rendah menjadi tantangan tersendiri di masa yang akan datang. Dari mesin turbojet misil ini, diharapkan dapat lahir karya cipta teknologi lain yang lebih besar dari anak bangsa. “Kita harus memakai produk anak bangsa, yang dimulai dari keinginan untuk menciptakan karya dalam negeri seperti ini,” tutup Dr. Firman Hartono.

itb.ac.id

Peliput :
Fatimah Larassaty Putri Pratami (Fakultas Teknologi Pertambangan dan Perminyakan 2014)
Irfaan Taufiiqul R. (Teknik Kimia 2013)
Nur Huda Arif Indiarto (Teknik Kimia 2012)

Peserta ITB Journalist Apprentice 2015

  ♔ JKGR  

★ Mahasiswa Surabaya Lombakan Kapal Cepat Tak Berawak di Amerika

Tim Penship dari PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) ketika menunjukkan Kapal Cepat Tak Berawak, Selasa (28/7).

Tak mudah bagi Tim Penship dari PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) untuk bisa sampai maju ke semi final dalam Roboboat Competition International 2015.

Mereka menciptakan Kapal Cepat Tak Berawak di Virginia, Amerika Serikat pada 6 Juli hingga 12 Juli.

Butuh perjuangan bagi tim yang terdiri dari lima orang itu. Mereka berlima yaitu Irwan Privasa Baraputra, Ahmad Zurkoni, Rachmat Faizal Ajie, Mochammad Ardhy Windhy Saputra, dan Muhammad Sholahuddin Al-Ayyubi.

Walau pada akhirnya harus menerima kekalahan dan meraih kategori juara Best Compact Design Award. Tim Penship ini, membuat robot kapal tak berawak dan dilombakan pada 6 Juli hingga 12 Juli.

Untuk bisa mengikuti lomba itu, mereka harus mencari bantuan yang bisa membawa keperlombaan bergengsi itu. Hal ini karena tidak adanya dana dari pihak kampus, sehingga apresisasi kampus serta pemerintah yang kurang untuk mendukung prestasi di kalangan mahasiswa ini.

Sebenarnya bukan kali ini saja tim Penship meraih juara. Tim yang dibimbing oleh Iwan Kurnianto ini sudah tiga kali berturut-turut meraih jawara di tingkat nasional untuk katagori Kontes kapal Cepat Tak Berawak Indonesia (KKCTBI).

Namun, tim kebanggan PENS ini belum pernah memiliki kesempatan untuk bertanding di tingkat internasional. Hal itu lantaran Kementrian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristek Dikti) tidak memiliki anggaran internasional untuk kategori robot kapal sehingga tim jawara tidak bisa bertanding di tingkat internasional.

Pada 2015 kami menang lagi. Meski tidak ada anggaran dari Dikti kita nekat ke Virginia dengan minta bantuan ke sponsor,” kata Irwan yang juga tim yang ahli dalam programmer hardware.

Salah satu perusahaan penerbangan ternama akhirnya mau memberi tiket gratis hanya sampai Tokyo Jepang. Nah untuk sampai ke Virginia, pihak PENS dan mahasiswa mengumpulkan dana. “Untuk kehidupan sehari-hari di Virginia kami dibantu oleh WNI dan Kedubes,” jelas Irwan.

Namun perjuangan tim Penship tidaklah sia-sia. Pada 11 Juli, tim Penship berhasil lolos kualifikasi yang diadakan di danau Swan, Regent University. Dalam babak pertama ini, tim Penship berhasil mengalahkan 15 tim dari negara ternama, seperti Inggris, Jepang, Prancis, Jerman dan lainnya.

Kompetisi awal yang membuat tim ini lolos ke babak selanjutnya yakni pada kecepatan robot atau speed test. Sedangkan, misi selanjutnya adalah menghindari rintangan yang ditata secara acak atau dikenal dengan misi obstancles. Selain itu juga harus mampu mendeteksi blackbox yang biasanya ada di dalam pesawat atau kapal.

Juri bilang kapal kami punya poin plus. Dengan hanya berat 7,8 kg dan daya dorong kapal mencapai 12,8 Lbs, kecepatan kapal mencapai 7 detik untuk menempuh jarak 15 meter kita sudah mampu membuat penonton dan dewan juri terpukau,” tambah dosen pembimbing tim Penship, Iwan Kurnianto.

Poin plus lainnya yakni hampir seluruh awak robot kapal dibuat secara handmade oleh tim Penship. Berbeda dengan robot kapal tim mahasiswa asing yang awak kapalnya rakitan.

Sayang perjuangan mereka terhenti di misi atau pada babak ketiga. Ketika misi ketiga robot kapal menguji kemampuan kapal dalam mendeteksi gambar dan sasaran atau automatic docking.

Robot kapal ini gagal melewati misi ketiga akibat permasalahan jaringan. Hal itu membuat tim Penship tidak melanjutkan misi keempat yakni deteksi frekuensi untuk kembali ke dermaga.

Tapi, kami bersyukur masuk final. Dari tujuh tim yang masuk final, enam tim dari amerika dan satu dari Indonesia. Karena kualitas robot kapal yang cepat dan bagus kami meraih Compact Design Award,” tegas Iwan.

Apalagi, meski sudah berkali-kali jawara di tingkat internasional, kompetisi robot tingkat internasional ini baru pertama kali diikuti. “Pengalaman lomba tingkat internasional ini sangat penting untuk riset-riset robot kapal kami selanjutnya,” harap Iwan.

  ♔ Tribunnews  

[Video] FlyingBoat OS-WIFANUSA

Pesawat Tanpa Awak produksi anak negeriFlyingBoat OS-WIFANUSA

Berikut ini penampakan video pembuatan pesawat tanpa awak (UAV) Flyingboat OS Wifanusa produksi Indonesia Maritim Institute.

Produk ini sudah berhasil mengangkasa di Bandung baru baru ini dengan hasil melewati uji sertifikasi TNI AL.

Pesawat tanpa awak tersebut berhasil take off dengan mulus dilandasan yang hanya berjarak 30 meter.

Kemampuan kendali jarak jauh bisa mencapai lebih dari 100 km dan menerima real time video untuk keperluan surveillance. Selain itu juga dilengkap kamera multispektral untuk remote sensing.

Ketinggian terbang pesawat ini bisa mencapai 5000 meter dengan jarak tempuh sampai 500-600 km dengan kecepatan 100 km/jam. Berikut penampilan video diposkan Aris Suhendra diambil dari Youtube:



Demoflight dengan Go Pro Camera


  ★ Indonesia Teknologi  

Dubes Australia Temui JK untuk Perbaiki Hubungan dengan Indonesia

Wakil Presiden Jusuf Kalla Menerima Duta Besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson. Keduanya membicarakan peningkatan hubungan Indonesia-Australia yang sempat tegang dalam 6 bulan terakhir.

"Tentu selama enam bulan terkahir kan hubungan kita jelek, lalu bagaimana semester kedua ini menjadi lebih baik," ujar JK di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (29/7/2015).

Keduanya juga berbincang soal hubungan ekonomi kedua negara dan rencana Australia mendirikan konsulat jenderal di Makassar, Sulawesi Selatan. "Dan juga program-program dia di Indonesia," kata JK.

"Banyak hal lah yang kita bicarakan," sambung JK.

Hubungan Indonesia-Australia sempat tegang menyusul eksekusi kelompok Bali Nine oleh Indonesia. Selepas itu, Hubungan kedua juga memburuk soal masalah manusia perahu yang dipulangkan kembali ke wilayah Indonesia. (tfq/faj)

   detik  

Rabu, 29 Juli 2015

★ Pesawat tanpa Awak Terbang di Langit Bandung

Pesawat OS-Wifanusa

Pesawat OS-Wifanusa yang tergabung di Indonesia Maritime Institute bekerjasama dengan PT. Trimitra Wisesa Abadi berhasil terbang dari landasan darat. Hal tersebut terjadi saat demo terbang dari darat yang dilakukan di Lanud Sulaiman Bandung.

Pesawat tanpa awak tersebut berhasil take off dengan mulus dilandasan yang hanya berjarak 30 meter. "Jika take off di air, OS-Wifanusa butuh landasan pacu sepanjang 50 meter" kata Dr. Paonganan sang inventor sekaligus salah satu desainer OS-Wifanusa melalui siaran persnya yang diterima Republika, Rabu (29/7).

Dijelaskan spesifikasi pesawat tanpa awak OS-Wifanusa tak kalah dengan produk dari negara lain. Kemampuan kendali jarak jauh bisa mencapai lebih dari 100 km dan menerima real time video untuk keperluan surveillance. Selain itu juga dilengkap kamera multispektral untuk remote sensing.

"Endurance OS-Wifanusa bisa mencapai 6-7 jam terbang nonstop, enginenya sudah gunakan fuel injection, jadi lebih efisien apalagi jika terbang dikketinggian diatas 1000 meter lebih aman daripada mesin yang masih gunakan karburator biasa," lanjut Ongen panggilan akrabnya.

Masih kata Ongen, ketinggian terbang pesawat ini bisa mencapai 5000 meter dengan jarak tempuh sampai 500 -600 km dengan kecepata 100 km/jam. Pesawat ini juga sudah berhasil melewati uji sertifikasi TNI AL di Waduk Jatiluhur belum lama ini.

   republika  

★ Alat Komunikasi Daerah Perbatasan RI-Malaysia di Kaltim Gunakan PLTS dari PT Len Industri

PLTS LEN

Ada yang menarik dari kisah Sriyanto, Pimpinan Proyek Alkom Pamtas RI-Malaysia di Kalimantan Timur (Kaltim), yang baru saja menjadi Pimpinan Proyek Alkom Pengamanan Perbatasan. Tugas utama proyek ini adalah instalasi radio – radio komunikasi di daerah perbatasan. Proyek jenis ini baru pertama kali ditangani PT Len Industri, walaupun sebenarnya Len sudah sangat akrab dengan radio. Radio tersebut juga menggunakan Sistem tenaga surya yang diproduksi oleh Len. PLTS tersebut digunakan sebagai sumber energi pemancar dan antena radio-radio untuk berkomunikasi.

Pemasangan radio di daerah perbatasan merupakan hal yang baru dari Len. Tetapi bagi kami ini sama sekali bukan masalah untuk mewujudkannya. Alhamdulilah proyek ini selesai pada Oktober 2014, tim bisa menyelesaikan proyek ini tepat waktu,” katanya di Bandung, baru-baru ini.

Alkom tersebut nantinya akan digunakan oleh Mabes TNI untuk operasional di Kaltim, daerah perbatasan dengan Malaysia. Untuk penggarapan alkom perbatasan Len bekerjasama dengan Aselsan dari Turki, yakni berupa kerjasama produksi.

Daerah yang akan ter-cover baru 14 titik, dari total ± 36 lokasi di Pulau Kalimantan. Keempat belas titik lokasi yaitu: Kodam VI/MLW – Balikpapan, Korem 091/ASN – Samarinda, Poskotis – Nunukan, Pos Aji Kuning, Pos Gabma Simanggaris, Pos Simanggaris Lama, Pos Simantobol, Pos Simantipal, Pos Labang, Pos Tembalang, Pos Long Midang, Pos Long Apari, Pos Long Bawan, dan Pos Long Betaoh.

Menurut Asrenum Panglima TNI Laksda TNI Among Margono, perbatasan menjadi program prioritas Mabes TNI. Indonesia memiliki tiga wilayah perbatasan di darat, yakni di Kalimantan (berbatasan dengan Malaysia), Papua (berbatasan dengan PNG), dan Timor (berbatasan dengan Timor Leste).

Pembangunan di perbatasan harus meliputi aspek pertahanan dan kesejahteraan. Sarana dan prasarana keduanya harus terintegrasi. Dia menyebut, pihaknya sudah membagikan 600 solar cell untuk pengamanan perbatasan (pamtas) di pulau-pulau terluar, terkecil, dan pamtas di darat berkat dukungan dari Kementerian ESDM. (Len/HER)

   LEN  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More