Purwokerto - Peneliti padi di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, mengembangkan varietas padi rendah gula. Padi itu, diklaim baik untuk penderita diabetes. “Kami sedang menyilangkan varietas padi lokal yang nantinya akan menghasilkan varietas baru rendah gula,” kata Peneliti padi Unsoed, Suprayogi, Jumat, 20 September 2013.
Dia mengatakan, sejumlah padi lokal yang disilangkan itu, di antaranya padi Cisokan dan Ciherang serta Margasari dan Ciherang. Cisokan dan Margasari dipilih sebagai tetua karena kadar gula atau indeks glikemiknya rendah.
Sedangkan Ciherang dipilih, karena amilosanya tinggi. Dengan amilosa tinggi, nantinya diharapkan padi yang diperoleh lebih pulen. Sebab, selama ini jika padi dengan kadar gula rendah, tidak pulen. Dengan persilangan ini, diharapkan bisa menghasilkan padi dengan kadar gula rendah namun pulen.
Saat ini, sudah dilakukan persilangan dan sampai pada turunan ketiga, atau F3. Menurut dia, penelitian itu masih membutuhkan waktu lama, hingga bisa menemukan padi varietas baru. “Kemungkinan butuh waktu 5-8 tahun lagi,” katanya.
Meski demikian, Suprayogi optimis mampu menemukan padi dengan indeks glikemik dengan kadar di bawah 55 atau rendah, dan amilosanya sekitar 20-24. Dengan begitu, beras yang dihasilkan tetap pulen, meski memiliki kadar gula rendah.
Anggota tim peneliti lainnya, Agus Riyanto, menambahkan selain mengembangkan padi dengan kadar gula rendah, Unsoed juga sedang menciptakan padi dengan kadar protein tinggi. Padi yang nantinya dihasilkan, diharapkan mempunyai kadar protein yang lebih tinggi, jika dibanding varietas yang ada. “Padi dengan protein tinggi, juga akan menurunkan kadar glukosa di dalam darah,” kata dia.
Dia mengatakan, sejumlah padi lokal yang disilangkan itu, di antaranya padi Cisokan dan Ciherang serta Margasari dan Ciherang. Cisokan dan Margasari dipilih sebagai tetua karena kadar gula atau indeks glikemiknya rendah.
Sedangkan Ciherang dipilih, karena amilosanya tinggi. Dengan amilosa tinggi, nantinya diharapkan padi yang diperoleh lebih pulen. Sebab, selama ini jika padi dengan kadar gula rendah, tidak pulen. Dengan persilangan ini, diharapkan bisa menghasilkan padi dengan kadar gula rendah namun pulen.
Saat ini, sudah dilakukan persilangan dan sampai pada turunan ketiga, atau F3. Menurut dia, penelitian itu masih membutuhkan waktu lama, hingga bisa menemukan padi varietas baru. “Kemungkinan butuh waktu 5-8 tahun lagi,” katanya.
Meski demikian, Suprayogi optimis mampu menemukan padi dengan indeks glikemik dengan kadar di bawah 55 atau rendah, dan amilosanya sekitar 20-24. Dengan begitu, beras yang dihasilkan tetap pulen, meski memiliki kadar gula rendah.
Anggota tim peneliti lainnya, Agus Riyanto, menambahkan selain mengembangkan padi dengan kadar gula rendah, Unsoed juga sedang menciptakan padi dengan kadar protein tinggi. Padi yang nantinya dihasilkan, diharapkan mempunyai kadar protein yang lebih tinggi, jika dibanding varietas yang ada. “Padi dengan protein tinggi, juga akan menurunkan kadar glukosa di dalam darah,” kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.