Industri otomotif kian bergeliat. Belakangan kencang dengan keluarnya mobil murah dari produsen asing. Gubernur Jokowi, sempat menuding jika mobil murah bakalan menambah macet Jakarta.
Lantas apa jawaban Esemka, yang digadang-gadang sebagai mobil nasional dengan harga murah. Sabar Budi, Humas PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), mengaku tidak terlalu peduli dengan anggapan dari Gubernur DKI Jakarta tersebut. Terlebih dengan kedudukan Jokowi yang pernah menjadi brand ambassador (duta merek) Esemka.
"Kalau kita cuek-cuek saja, tidak ada masalah, kalau memang Pak Jokowi berpendapat seperti itu. Meskipun Pak Jokowi bekas brand ambassador kita," kata dia, Jumat, 13 September 2013
Menurut dia, PT SMK tetap on the track memproduksi mobil Esemka. Menurutnya, pasar mobil murah dan mobil Esemka sangatlah berbeda. Oleh sebab itulah, pihaknya pun percaya diri di tengah bombardir mobil murah.
"Mobil murah mungkin segmentasinya ke arah perkotaan dengan keberadaan city car-nya. Tetapi kita segmentasinya di luar Jawa. Jadi kita tidak ada kaitannya dengan kemacetan di Jakarta. Mobil murah orientasinya city car, tetapi kita lebih ke mobil niaga. Lagipula kita ini mengusung semangat nasionalisme," katanya.
Dijelaskan oleh Sabar, pihaknya tidak terlalu mempermasalahkan penggolongan mobil murah. Pasalnya penggolongan mobil murah atau mahal itu relatif bagi tiap tiap individu. Melalui Esemka, pihaknya lebih ingin menunjukkan diri sebagai mobil kebanggaan bangsa, aman, nyaman.
"Kalau mau dibilang murah atau mahal itu relatif. Namun melalui Esemka ini kita ingin menunjukkan bahwa mobil nasional ini aman dan nyaman, " ungkapnya.
Esemka saat ini masih terus diproduksi. PT SMK pun sedang menyiapkan bengkel resmi dan spare part-nya. Akhir tahun, PT SMK bakal memproduksi Esemka Bima yang berorientasi untuk kepentingan niaga. "Akhir tahun ini kita akan genjot Esemka Bima. Harganya sekitar Rp 77 juta. Kapasitas mesinnya 1.100 CC," ujarnya. (eh)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.