Direktur Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan Nasri Sebayang di Jakarta, Senin, mengatakan dari total kebutuhan pembiayaan proyek senilai Rp 20 triliun, baru ada Rp 12 triliun.
"Dana yang sudah ada berasal dari JICA (Japan International Cooperation Agency). Sisanya belum," katanya.
Pinjaman JICA tersebut bersifat lunak dengan tenor 30 tahun, masa tenggang 10 tahun, dan bunga 0,3 persen per tahun.
Menurut Nasri, pihaknya sedang membicarakan kekurangan pendanaan dengan Bappenas.
"Ini proyek G to G (antarpemerintah). Kami lagi bicara dengan Bappenas untuk mencari sisa pendanaannya," ujarnya.
Ia berharap, permasalahan pendanaan bisa segera rampung, sehingga pihaknya bisa melakukan tahap pemasukan dokumen lelang.
Pada 2012, PLN telah menetapkan lima perusahaan yang lolos tahap prakualifikasi lelang.
Kelima investor adalah Siemens (Jerman), Hitachi (Jepang), Toshiba (Jepang), konsorsium ABB (Swiss) dan Marubeni (Jepang), dan terakhir, konsorsium Alstom (Perancis) dan PT Wijaya Karya.
Mereka bersiap mengikuti tahap pemasukan lelang kabel berkapasitas tegangan ekstra tinggi 500 kV sepanjang 700 km.
Tahap selanjutnya, setelah evaluasi, pemenang tender akan dimintakan persetujuan pemerintah dan pemberi pinjaman, JICA.
PLN menargetkan tahap konstruksi dimulai 2013 dan selesai 2016.
Di sisi lain, PLN juga tengah persiapan pembangunan pembangkit mulut tambang berkapasitas total 3.000 MW di Sumsel yang dayanya akan ditransfer ke Jawa.
Pembangkit tersebut adalah PLTU Sumsel 8 berkapasitas 2x600 MW, PLTU Sumsel 9 berkapasitas 2x600 MW, dan PLTU Sumsel 10 1x600 MW.
Tahap konstruksi pembangkit diharapkan mulai pertengahan tahun depan, sehingga selesai semua 2017.
Penyelesaian kabel transmisi harus lebih dahulu dibandingkan pembangkitnya.
Proyek kabel listrik yang akan menghubungkan Bangko Tengah, Sumatera Selatan hingga Bogor, Jawa Barat, diharapkan mengatasi pertumbuhan listrik di Pulau Jawa.
Saat ini, terdapat kesenjangan antara kebutuhan daya di wilayah Jawa yang terus meningkat dan sumber energi primer yang melimpah di Sumatera khususnya Sumsel.
Kabel trasmisi tersebut direncanakan mentransfer aliran listrik berdaya 3.000 MW dari Bangko Tengah ke Bogor.
Kapasitas daya sebesar 3.000 MW setara dengan pemakaian batubara 15 juta per tahun.
Berdasarkan studi, biaya mengalirkan listrik dari Sumatera ke Jawa lebih murah dibandingkan membangun pembangkit di Jawa. (ID/tk/ant)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.