Jakarta - Indonesia dan Yaman menjajaki kerja sama di bidang energi, khususnya pengembangan gas konvensional dan non-konvensional seperti, gas metana batubara (CBM) dan shale gas. Namun, rencana tersebut masih dalam tahap pembahasan awal antara kedua negara.
Juru bicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Saleh Abdurrahman mengatakan Kementerian Energi Yaman mengundang Indonesia untuk berinvestasi di negaranya. "Saat ini sedang dibahas detilnya," kata Saleh kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 12 September 2013.
Ajakan pengembangan proyek gas ini tercetus saat pertemuan pihak Kementerian Energi kedua negara pada Senin, 9 September 2013. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Edy Hermantoro mengatakan rencana pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pengembangan gas. Sebab, produksi gas saat ini terus meningkat dan ditargetkan bisa mencapai 1.240 ribu barel setara minyak per hari.
Menurut Edy, produksi gas saat ini telah menjadi salah satu andalan pendapatan negara, yakni dengan kegiatan ekspor selain penggunaan dalam negeri. Sayangnya, pengembangan penggunan gas di Indonesia masih terkendala infrastruktur. "Apalagi beberapa ladang gas terletak di lepas pantai," ujarnya.
Mengatasi hal tersebut, dibangun sejumlah proyek infrastruktur, seperti pipa dan unit penampungan dan regasifikasi terapung (FSRU) agar gas dapat didistribusikan ke pengguna. Untuk itu, Edy menawarkan Yaman untuk berinvestasi di Indonesia. Investasi di hulu hingga hilir tersebut, di antaranya pembangunan kilang, pipa, eksplorasi migas, dan pengembangan CBM.
Selain dengan Yaman, Pemerintah juga telah menawarkan bantuan pengembangan LNG kepada Pemerintah Kazakstan melalui PT Pertamina (Persero). Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan pihaknya masih melakukan pembicaraan awal rencana kerja sama proyek tersebut.
"Jadi kami menawarkan mereka pelatihan, baik seperti pengolahan LNG di Arun, Badak, atau Donggi-Senoro," kata Karen saat ditemui di sela-sela acara penandatangan perjanjian jual beli gas di SPBU/SPBG Daan Mogot, Kamis pekan lalu.
Sebagai balasan atas rencana kerja sama tersebut, Pemerintah Kazakstan akan melihat peluang investasi sektor migas di Indonesia. Perusahaan minyak asal Kazaktan rencananya bakal berinvestasi di bidang pengeboran dan pengembangan blok migas baru.
Juru bicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Saleh Abdurrahman mengatakan Kementerian Energi Yaman mengundang Indonesia untuk berinvestasi di negaranya. "Saat ini sedang dibahas detilnya," kata Saleh kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 12 September 2013.
Ajakan pengembangan proyek gas ini tercetus saat pertemuan pihak Kementerian Energi kedua negara pada Senin, 9 September 2013. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Edy Hermantoro mengatakan rencana pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pengembangan gas. Sebab, produksi gas saat ini terus meningkat dan ditargetkan bisa mencapai 1.240 ribu barel setara minyak per hari.
Menurut Edy, produksi gas saat ini telah menjadi salah satu andalan pendapatan negara, yakni dengan kegiatan ekspor selain penggunaan dalam negeri. Sayangnya, pengembangan penggunan gas di Indonesia masih terkendala infrastruktur. "Apalagi beberapa ladang gas terletak di lepas pantai," ujarnya.
Mengatasi hal tersebut, dibangun sejumlah proyek infrastruktur, seperti pipa dan unit penampungan dan regasifikasi terapung (FSRU) agar gas dapat didistribusikan ke pengguna. Untuk itu, Edy menawarkan Yaman untuk berinvestasi di Indonesia. Investasi di hulu hingga hilir tersebut, di antaranya pembangunan kilang, pipa, eksplorasi migas, dan pengembangan CBM.
Selain dengan Yaman, Pemerintah juga telah menawarkan bantuan pengembangan LNG kepada Pemerintah Kazakstan melalui PT Pertamina (Persero). Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan pihaknya masih melakukan pembicaraan awal rencana kerja sama proyek tersebut.
"Jadi kami menawarkan mereka pelatihan, baik seperti pengolahan LNG di Arun, Badak, atau Donggi-Senoro," kata Karen saat ditemui di sela-sela acara penandatangan perjanjian jual beli gas di SPBU/SPBG Daan Mogot, Kamis pekan lalu.
Sebagai balasan atas rencana kerja sama tersebut, Pemerintah Kazakstan akan melihat peluang investasi sektor migas di Indonesia. Perusahaan minyak asal Kazaktan rencananya bakal berinvestasi di bidang pengeboran dan pengembangan blok migas baru.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.