Jakarta - Indonesia dan Mongolia sepakat meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi salah satunya di sektor pertambangan.
Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia Imron Cotan mengatakan, Indonesia dan Monggolia sepakat untuk meningkatkan kerjasama di sektor perdagangan dan investasi khususnya di sektor pertambangan dan energi.
"Sektor pertambangan dan energi antara RI Indonesia dan Mongolia sama-sama masih didominasi investasi dan ekspornya di sektor pertambangan," kata Imron dalam Focus Group Discussion (FGD) 'Indonesia-Mongolia Economic Relations : Opportunities and Challenges in Mining and Energy Sectors' di Ulaanbaatar, Mongolia, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/9/2013).
Peningkatan kerjasama khususnya disektor Pertambangan ini kata Imron sejalan dengan Kunjungnan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Ulaanbataar tahun lalu, yang diikuti dengan penandatanganan perjanjian antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Mongolia.
Dalam Focus Group Discussion tersebut juga menghadirkan pembicara dari Dekan Fakultas Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Sriwidiyantoro, Kepala Departemen Pertambangan ITB Syahrizal, Atase Perdagangan KBRI Beijing Marolop Nainggolan dan Dosen Universitas of Science and Tecnology Nongolian Prof. Gombosuren.
Dalam FGD tersebut RI dan Mongolia mengharapkan akan memperkaya dialog dua arah dan mengarahkan pada pencapaian hasil yang konkret, terutama menjawab tantangan krisis energi yang terus meningkat dan mencari alternatif sumber-sumber energi terbarukan.
Melalui FGD tersebut juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi pertemuan pertama Joint Commission on Bilateral Consultation (JCBC) yang akan berlangsung di Indonesia pada 2013.
Mongolia sendiri merupakan negara landlock di mana tidak memiliki minyak yang berasal dari laut, tapi memiliki potensi bahan tambang yang sangat besar seperti copper, posfor, aluminium, batubara, pasir besi, dan lainnya.
"Pemerintah Mongolia masih membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di sektor pertambangan, sejauh selaras dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku," kata Dosen Universitas of Science and Tecnology Nongolian Prof. Gombosure.(rrd/hen)
Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia Imron Cotan mengatakan, Indonesia dan Monggolia sepakat untuk meningkatkan kerjasama di sektor perdagangan dan investasi khususnya di sektor pertambangan dan energi.
"Sektor pertambangan dan energi antara RI Indonesia dan Mongolia sama-sama masih didominasi investasi dan ekspornya di sektor pertambangan," kata Imron dalam Focus Group Discussion (FGD) 'Indonesia-Mongolia Economic Relations : Opportunities and Challenges in Mining and Energy Sectors' di Ulaanbaatar, Mongolia, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/9/2013).
Peningkatan kerjasama khususnya disektor Pertambangan ini kata Imron sejalan dengan Kunjungnan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ke Ulaanbataar tahun lalu, yang diikuti dengan penandatanganan perjanjian antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Mongolia.
Dalam Focus Group Discussion tersebut juga menghadirkan pembicara dari Dekan Fakultas Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Sriwidiyantoro, Kepala Departemen Pertambangan ITB Syahrizal, Atase Perdagangan KBRI Beijing Marolop Nainggolan dan Dosen Universitas of Science and Tecnology Nongolian Prof. Gombosuren.
Dalam FGD tersebut RI dan Mongolia mengharapkan akan memperkaya dialog dua arah dan mengarahkan pada pencapaian hasil yang konkret, terutama menjawab tantangan krisis energi yang terus meningkat dan mencari alternatif sumber-sumber energi terbarukan.
Melalui FGD tersebut juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi pertemuan pertama Joint Commission on Bilateral Consultation (JCBC) yang akan berlangsung di Indonesia pada 2013.
Mongolia sendiri merupakan negara landlock di mana tidak memiliki minyak yang berasal dari laut, tapi memiliki potensi bahan tambang yang sangat besar seperti copper, posfor, aluminium, batubara, pasir besi, dan lainnya.
"Pemerintah Mongolia masih membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di sektor pertambangan, sejauh selaras dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku," kata Dosen Universitas of Science and Tecnology Nongolian Prof. Gombosure.(rrd/hen)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.