Jakarta - Di ASEAN, Thailand termasuk negara yang mempelopori program mobil murah atau Low Cost and Green Car (LCGC). Bahkan India sejak lama sudah membuat program sejenis dengan membuat mobil termurah di dunia, Tata Nano.
"Satu hal, hampir semua negara yang punya industri otomotif mulai sudah produksi LCGC. Jadi kalau nggak lakukan ini (produksi di dalam negeri) mobil mereka (impor) yang masuk Indonesia," tegas Menteri Perindustrian MS Hidayat disela-sela IIMS 2013 di JIExpo, Kemayoran Jakarta, Kamis (19/9/2013).
Menurut Hidayat, sebagai negara pertama di Kawasan Asia Tenggara (ASEAN) yang sudah memproduksi mobil LCGC, Thailand sudah punya jam terbang dalam hal ekspor produk LCGC ke berbagai negara. Sehingga pemerintah belum ada rencana untuk mengekspor mobil LCGC buatan dalam negeri dalam waktu dekat.
"Mungkin belum diekspor. Sekarang setelah kami bicarakan mereka (investor) tahun depan atau akhir tahun sudah mulai. Karena memikirkan persaingannya dengan Thailand yang sudah lebih dulu," katanya.
Hidayat kembali menegaskan keuntungan yang diperoleh dengan adanya mobil LCGC. Selain hemat bahan bakar minyak (BBM), kendaraan ini dibuat dengan kandungan lokal yang sudah 85%.
"LCGC ini kalau dilakukan manfaatnya selain murah juga ramah lingkungan. Kedua dia akan membawa kemandirian teknologi karena target local content 85% dan kalau sudah 85% saya tinggal mendorong investor agar bisa produksi sendiri," jelasnya.
Produksi 1,06 Juta Mobil/Tahun, RI Ingin Jadi Penguasa Otomotif ASEAN
Pelaku industri otomotif berambisi menjadikan Indonesia sebagai basis industri otomotif terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN). Produksi otomotif Indonesia saat ini dinilai yang terbesar di ASEAN.
Wakil Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sekaligus Ketua Penyelenggara Indonesia International Motor Show 2013, Johny Darmawan mengatakan, di tengah situasi ekonomi Indonesia yang sulit di semester II, industri otomotif masih dalam kondisi stabil.
"Capaian positif tahun lalu, produksi kendaraan roda empat menembus 1,065 juta unit atau naik 27,1% dibanding 2011. Sedangkan produksi kendaraan bermotor periode Januari-Juli 2013 mencapai 692,86 ribu unit," kata Jhony saat membuka Indonesia International Motor Show (IIMS) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/9/2013).
Dari sisi permintaan, Johny menyebutkan, minat membeli mobil dari masyarakat masih cukup tinggi dengan peningkatan daya beli. Tercatat hingga akhir tahun lalu, pasar kendaraan bermotor roda empat mencapai 1,116 juta unit atau menguasai 32,3% pangsa pasar ASEAN yang mencapai sekitar 3,454 juta unit.
"Sedangkan periode di Januari-Juli 2013, penjualan mobil sudah terealisasi sekitar 714 ribu unit. Dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, kami yakin industri otomotif Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dalam waktu yang tidak lama lagi," jelasnya.
Salah satu cara untuk mendongkrak penjualan mobil, dan komponen pendukungnya melalui ajang otomotof terbesar di Asia Tenggara, IIMS 2013. IIMS tahun 2013 ditargetkan dikunjungi 370 ribu pengunjung.
"IIMS bisa menjadi ajang untuk memotret kemajuan industri otomotif secara umum sehingga mampu menarik minat investor asing, terutama di industri otomotif di negara ini," katanya.
Jokowi: Mobil Murah Nggak Benar, yang Benar Transportasi Murah
Wakil Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sekaligus Ketua Penyelenggara Indonesia International Motor Show 2013, Johny Darmawan mengatakan, di tengah situasi ekonomi Indonesia yang sulit di semester II, industri otomotif masih dalam kondisi stabil.
"Capaian positif tahun lalu, produksi kendaraan roda empat menembus 1,065 juta unit atau naik 27,1% dibanding 2011. Sedangkan produksi kendaraan bermotor periode Januari-Juli 2013 mencapai 692,86 ribu unit," kata Jhony saat membuka Indonesia International Motor Show (IIMS) di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (19/9/2013).
Dari sisi permintaan, Johny menyebutkan, minat membeli mobil dari masyarakat masih cukup tinggi dengan peningkatan daya beli. Tercatat hingga akhir tahun lalu, pasar kendaraan bermotor roda empat mencapai 1,116 juta unit atau menguasai 32,3% pangsa pasar ASEAN yang mencapai sekitar 3,454 juta unit.
"Sedangkan periode di Januari-Juli 2013, penjualan mobil sudah terealisasi sekitar 714 ribu unit. Dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 6% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, kami yakin industri otomotif Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dalam waktu yang tidak lama lagi," jelasnya.
Salah satu cara untuk mendongkrak penjualan mobil, dan komponen pendukungnya melalui ajang otomotof terbesar di Asia Tenggara, IIMS 2013. IIMS tahun 2013 ditargetkan dikunjungi 370 ribu pengunjung.
"IIMS bisa menjadi ajang untuk memotret kemajuan industri otomotif secara umum sehingga mampu menarik minat investor asing, terutama di industri otomotif di negara ini," katanya.
Jokowi: Mobil Murah Nggak Benar, yang Benar Transportasi Murah
Program mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) ditolak keras oleh Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Mobil murah tidak benar, yang benar adalah transportasi murah.
"Mobil murah itu nggak benar! Yang benar itu transportasi yang murah," tegas Jokowi usai bertemu dengan para kepala daerah ibukota negara ASEAN di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (19/9/2013).
Jokowi yakin, program mobil murah malah memperparah kemacetan di Jakarta. Meskipun ini adalah program pemerintah pusat yang berlaku secara nasional.
"Lihat saja nanti pelaksanaannya, siapa yang paling banyak beli, di Jabodetabek atau tempat-tempat (daerah) yang lain," katanya.
"Kita itu lihat lapanganlah, lihat lapangan," tambahnya.
Jokowi menegaskan, sebaiknya pemerintah pusat lebih menyiapkan sarana dan prasarana untuk pengembangan transportasi murah bagi masyarakat ketimbang mobil murah. Itu yang dibutuhkan saat ini.
"Pemerintah itu harusnya menyiapkan tranportasi murah, tranportasi massal yang murah buat rakyat," jelasnya.
"Sekali lagi, mobil murah itu nggak benar, yang benar itu tranportasi yang murah," tambah Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan sudah mempersiapkan sejumlah peraturan daerah untuk membatasi 'banjir mobil murah'. Selain menyurati Wapres, Jokowi juga akan menerapkan perda yang mengatur kebijakan nomor polisi ganjil-genap hingga Electronic Road Pricing (ERP).
Namun masalahnya, ERP dan nomor polisi ganjil-genap itu tidak bisa diterapkan dalam waktu dekat. Semua kebijakan tersebut baru bisa berjalan jika transportasi massal untuk DKI Jakarta telah siap.(jor/dnl)
RI Ribut Mobil Murah, China Jor-joran Subsidi Mobil Listrik
"Mobil murah itu nggak benar! Yang benar itu transportasi yang murah," tegas Jokowi usai bertemu dengan para kepala daerah ibukota negara ASEAN di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (19/9/2013).
Jokowi yakin, program mobil murah malah memperparah kemacetan di Jakarta. Meskipun ini adalah program pemerintah pusat yang berlaku secara nasional.
"Lihat saja nanti pelaksanaannya, siapa yang paling banyak beli, di Jabodetabek atau tempat-tempat (daerah) yang lain," katanya.
"Kita itu lihat lapanganlah, lihat lapangan," tambahnya.
Jokowi menegaskan, sebaiknya pemerintah pusat lebih menyiapkan sarana dan prasarana untuk pengembangan transportasi murah bagi masyarakat ketimbang mobil murah. Itu yang dibutuhkan saat ini.
"Pemerintah itu harusnya menyiapkan tranportasi murah, tranportasi massal yang murah buat rakyat," jelasnya.
"Sekali lagi, mobil murah itu nggak benar, yang benar itu tranportasi yang murah," tambah Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan sudah mempersiapkan sejumlah peraturan daerah untuk membatasi 'banjir mobil murah'. Selain menyurati Wapres, Jokowi juga akan menerapkan perda yang mengatur kebijakan nomor polisi ganjil-genap hingga Electronic Road Pricing (ERP).
Namun masalahnya, ERP dan nomor polisi ganjil-genap itu tidak bisa diterapkan dalam waktu dekat. Semua kebijakan tersebut baru bisa berjalan jika transportasi massal untuk DKI Jakarta telah siap.(jor/dnl)
RI Ribut Mobil Murah, China Jor-joran Subsidi Mobil Listrik
Berbeda dengan Indonesia yang saat ini sedang bergelut dengan mobil murah, pemerintah China malah jor-joran memberi subsidi untuk pembeli mobil listrik. Kenapa?
Langkah ini dilakukan pemerintah China untuk mengurangi polusi udara di negeri tirai bambu tersebut.
Rencananya, pemerintah China akan memberikan 60 ribu yuan (US$ 9.800) atau sekitar Rp 98 juta kepada setiap pembeli mobil listrik, dan mobil hidrogen hingga 2015.
Kebijakan ini juga untuk mendorong penjualan produsen otomotif China yaitu BYD, yang memproduksi mobil listrik dan baterainya.
Dikutip dari BBC, Kamis (19/9/2013), program subsidi ini tidak untuk mobil hybrid.
Dalam pernyataannya, pemerintah China mengatakan, program ini untuk mengakselerasi perekembangan mobil dengan bahan bakar terbarukan, mempromosikan penghematan energi, dan mengurangi polusi udara.
Pemerintah China menargetkan akan ada 5 juta unit mobil berbahan bakar energi terbarukan di 2020.
Tahun lalu, di China sudah ada 27.800 unit kendaraan berbahan bakar energi terbarukan yang digunakan, kebanyakan adalah bus.(dnl/ang)
Langkah ini dilakukan pemerintah China untuk mengurangi polusi udara di negeri tirai bambu tersebut.
Rencananya, pemerintah China akan memberikan 60 ribu yuan (US$ 9.800) atau sekitar Rp 98 juta kepada setiap pembeli mobil listrik, dan mobil hidrogen hingga 2015.
Kebijakan ini juga untuk mendorong penjualan produsen otomotif China yaitu BYD, yang memproduksi mobil listrik dan baterainya.
Dikutip dari BBC, Kamis (19/9/2013), program subsidi ini tidak untuk mobil hybrid.
Dalam pernyataannya, pemerintah China mengatakan, program ini untuk mengakselerasi perekembangan mobil dengan bahan bakar terbarukan, mempromosikan penghematan energi, dan mengurangi polusi udara.
Pemerintah China menargetkan akan ada 5 juta unit mobil berbahan bakar energi terbarukan di 2020.
Tahun lalu, di China sudah ada 27.800 unit kendaraan berbahan bakar energi terbarukan yang digunakan, kebanyakan adalah bus.(dnl/ang)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.