Jakarta - Pemerintah pusat serius menggarap proyek loopline atau Kereta Lingkar Layang di Jakarta. Mulai tahun depan akan dimulai proyek perlintasan kereta api yang diyakini menekan kemacetan di Jakarta.
Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono menyebutkan, dalam waktu dekat akan dilakukan pertemuan bersama pemerintah pusat antaralain Menko Perekonomian, Kepala Bappenas, Kementerian BUMN, Sekretaris Wakil Presiden (Seswapres) dan juga melibatkan pemerintah provinsi DKI Jakarta.
"Loopline akan ada pertemuaan antara dengan Menko, Bappenas, Seswapres, Kementerian BUMN dengan DKI untuk melakukan sinkronisasi planning. Minggu ini, dari situ nanti akan ada pertemuan teknis. Yang lebih ke arah policy (kebijakan)," kata Bambang saat ditemui di Museum Transportasi, TMII, Jakarta Timur, Senin (16/9/2013).
Bambang mengatakan, tahun depan ditargetkan proyek kereta loopline yang akan mendukung moda transportasi lain seperti monorel, dan MRT ini akan mulai dikerjakan. Rencananya akan dibuka tender, yang terbuka untuk swasta ataupun BUMN.
"Tahun depan nanti kita lihat sejauh mana, apakah design dan pembangunan bisa kita lakukan. Nanti tender langsung, BUMN atau swasta sedang kita kaji," paparnya.
Proyek jaringan kereta api yang akan mengelilingi kota Jakarta ini diperkirakan akan menghabiskan investasi hingga triliunan rupiah. "Kalau total sekitar Rp 9 triliun. Elevated semua. Tidak termasuk pengembangan stasiun," katanya.
Selain perlintasan kereta api tersebut, juga akan dibangun beberapa stasiun yang berkonsep Transit Oriented Development, atau pengembangan stasiun kereta api yang terintegrasi menjadi sebuah kawasan properti terpadu. Seluruhnya ditargetkan pemerintah akan dibangun secara bersamaan.
"Selesainya kira-kira 4-5 tahunan," ujar Bambang.
Jaringan perlintasan kereta api loopline sendiri dibangun bertujuan untuk memecah kepadatan lalu lintas akibat perlintasan kereta api sebidang, yang juga beresiko terhadap adanya kecelakaan. Loopline direncanakan akan dibangun di atas jaringan perlintasan yang sudah ada dan mengelilingi jantung kota Jakarta.(zul/hen)
Proyek MRT Bundaran HI-Lebak Bulus Rp 15 Triliun Dilengkapi 13 Stasiun
Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Bambang Susantono menyebutkan, dalam waktu dekat akan dilakukan pertemuan bersama pemerintah pusat antaralain Menko Perekonomian, Kepala Bappenas, Kementerian BUMN, Sekretaris Wakil Presiden (Seswapres) dan juga melibatkan pemerintah provinsi DKI Jakarta.
"Loopline akan ada pertemuaan antara dengan Menko, Bappenas, Seswapres, Kementerian BUMN dengan DKI untuk melakukan sinkronisasi planning. Minggu ini, dari situ nanti akan ada pertemuan teknis. Yang lebih ke arah policy (kebijakan)," kata Bambang saat ditemui di Museum Transportasi, TMII, Jakarta Timur, Senin (16/9/2013).
Bambang mengatakan, tahun depan ditargetkan proyek kereta loopline yang akan mendukung moda transportasi lain seperti monorel, dan MRT ini akan mulai dikerjakan. Rencananya akan dibuka tender, yang terbuka untuk swasta ataupun BUMN.
"Tahun depan nanti kita lihat sejauh mana, apakah design dan pembangunan bisa kita lakukan. Nanti tender langsung, BUMN atau swasta sedang kita kaji," paparnya.
Proyek jaringan kereta api yang akan mengelilingi kota Jakarta ini diperkirakan akan menghabiskan investasi hingga triliunan rupiah. "Kalau total sekitar Rp 9 triliun. Elevated semua. Tidak termasuk pengembangan stasiun," katanya.
Selain perlintasan kereta api tersebut, juga akan dibangun beberapa stasiun yang berkonsep Transit Oriented Development, atau pengembangan stasiun kereta api yang terintegrasi menjadi sebuah kawasan properti terpadu. Seluruhnya ditargetkan pemerintah akan dibangun secara bersamaan.
"Selesainya kira-kira 4-5 tahunan," ujar Bambang.
Jaringan perlintasan kereta api loopline sendiri dibangun bertujuan untuk memecah kepadatan lalu lintas akibat perlintasan kereta api sebidang, yang juga beresiko terhadap adanya kecelakaan. Loopline direncanakan akan dibangun di atas jaringan perlintasan yang sudah ada dan mengelilingi jantung kota Jakarta.(zul/hen)
Proyek MRT Bundaran HI-Lebak Bulus Rp 15 Triliun Dilengkapi 13 Stasiun
Pelaksanaan proyek mass rapid transit (MRT) Jakarta mulai Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Lebak Bulus bakal memakan biaya Rp 15 triliun. Akan ada 13 stasiun yang dilalui moda transportasi ini.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Bustami mengatakan, jalur MRT 16 km dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus ini akan dilengkapi dengan 13 stasiun.
"Ada 13 stasiun termasuk depo. Jadi 6 stasiun bawah tanah, 6 stasiun di atas, dan 1 depo," ujar Dono usai rapat dengan DPRD DKI Jakarta, di Gedung DPRD, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (16/9/2013).
Dono mengatakan, dalam rapat dengan DPRD akan ada perubahan modal dasar PT MRT Jakarta yang awalnya hanya Rp 200 miliar. Karena proyek ini nilainya 125 miliar yen atau sekitar Rp 15 triliun, maka modal dasar harus diubah.
"Masa jangka waktu proyek juga berubah, dari seharusnya selesai 2016 sekarang jadi 2018 (MRT Tahap I). Untuk pinjaman tidak bertambah sekitar 120 miliar yen," kata Dono.
Proyek MRT tahap I ini akan dibagi menjadi 2. Untuk Bundaran HI hingga Jalan Sisingamangaraja kawasan Blok M akan dibuat jalur bawah tanah. Sementara sisanya hingga Lebak Bulus akan dibuat melayang (elevated). Untuk proyek jalur bawah tanah rencananya akan mulai dibangun Oktober 2013 ini.
Untuk masyarakat yang terkena dampak pembangunan proyek ini, PT MRT akan melakukan sosialisasi. Ini termasuk bila ada pengalihan arus lalu lintas. "Kami bekerjasama dengan dinas perhubungan, Polda yamg nanti akan mengatur kemacetan," imbuh Dono.
"Intinya kami tidak akan mengulang seperti waktu pembangunan jalur TransJakarta. Pemegang saham sudah mengingatkan bahwa jangan sampai terulang lagi. Kami secara berkala terus melakukan sosialisasi," kata Dono.
Proyek Bakal Bikin Macet, Bos MRT: Mohon Maaf Seluruh Warga Jakarta
Mulai Oktober 2013, proyek mass rapid transit (MRT) jalur bawah tanah dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Lebak Bulus akan dimulai. Proyek yang akan dilakukan hingga 2018 ini tak bisa menghindari macet.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Bustami mengatakan, kemacetan di jalur proyek ini tidak bisa dihindari. Tahap awal di Oktober 2013, proyek yang akan dibangun adalah jalur Bundaran HI hingga Jalan Sisingamangaraja kawasan Blok M, yang merupakan jalur bawah tanah. Sedangkan sisanya hingga Lebak Bulus dibangun melayang (elevated).
"Ada di beberapa titik traffic-nya memang harus dialihkan. Ketika mau membuka stasiunnya mau nggak mau. Kemacetan pasti nggak bisa dihindari. Mohon maaf kepada seluruh warga Jakarta. Ini kan sifatnya sementara. Macet selama kontraktor mau nggak mau. Tapi kami sesuai masukan dari masyarakat dan anggota dewan, kami akan terus berusaha mengontrol kemacetan," tutur Dono usai rapat dengan DPRD DKI Jakarta, di Gedung DPRD, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (16/9/2013).
Proyek senilai hingga Rp 15 triliun ini tidak akan membuat jalur pejalan kaki menjadi korban. Jalur pejalan kaki akan dijaga terus sehingga tetap bisa dilewati.
Jalur MRT 16 km dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus ini akan dilengkapi dengan 13 stasiun.
Berikut ini lokasi stasiun-stasiun MRT yang akan dibangun oleh PT MRT Jakarta selaku pelaksana proyek:
1. MRT Koridor Utara-Selatan Tahap I
Berdasarkan data dari situs resmi PT MRT Jakarta (jakartamrt.com) setidaknya ada 21 stasiun MRT yang akan dibangun untuk koridor utara-selatan dari Lebak Bulus hingga Kampung Bandan (Ancol).
Sebanyak 21 stasiun tersebut akan dibagi dua tahap proses pengerjaanya, yaitu Tahap I dari Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,7 km terdiri dari 13 stasiun, targetnya akhir 2017 selesai. Tahap II dari Bundaran HI-Kampung Bandan (Ancol) sepanjang 8,3 Km terdiri dari 8 stasiun.
Proyek tahap I sepanjang 15,2 Km ini terdiri dari konstruksi layang (elevated), sepanjang 9,2 Km mencakup stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok M, dan Sisingamangaraja. Masih bagian tahap I, sebanyak 6 stasiun di bawah tanah (terowongan) sepanjang 5,9 Km mencakup stasiun Bundaran Senayan, Istora, Bandungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.
2. MRT Koridor Utara-Selatan Tahap II
Konstruksi MRT Jakarta Tahap II dari Bundaran HI-Kampung Bandan (Ancol) sepanjang 8,3 Km terdiri dari 8 stasiun bawah tanah. Pengerjaannya mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi paling lambat 2020.
Stasiun-stasiun itu antara lain Stasiun Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Kota dan Kampung Bandan.
3. MRT Koridor Barat-Timur Tahap III
Sedangkan untuk koridor Barat-Timur dari Bekasi ke Balaraja saat ini masih studi kelayakan (feasible) alias belum dipastikan proyeknya. Rencananya akan dibangun dari Cikarang hingga Balaraja, koridor ini terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap I dan II ditargetkan dapat beroperasi paling lambat pada 2027.
Khusus untuk tahap I terdiri dari 21 stasiun mencakup dari Ujung Menteng (Cakung, Jakarta Timur) hingga ke wilayah Kembangan (Jakarta Barat). Stasiun di tahap I ini antara lain Stasiun Ujung Menteng, Pulo Gebang, Cakung Barat, Penggilingan, Pulogadung,Perintis, Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading Barat, Sumur Batu, Cempaka Baru, Galur, Senen, Kwitang, Kebon Sirih (bertemu stasiun Sarinah), Cideng, Petojo, Roxy, Grogol, Pesing, Kembangan I, Kembangan II.
Tahap I koridor Barat Timur terdiri dari beberapa jalur layang dan bawah tanah. Rencananya jalur layang akan dibuat dari Ujung Menteng ke Senen, selanjutnya dari Senen ke Roxy akan dibuat melalui stasiun bawah tanah, sedangkan dari Roxy hingga Kembangan II akan dibuat Melayang (elevated).
Koridor Barat-Timur untuk tahap II di sisi timur Jakarta akan dibangun dari Ujung Menteng (Cakung) hingga Cikarang, belum ditentukan stasiun-stasiunnya. Selain itu akan dibangun stasiun lanjutan di sisi barat Jakarta, yaitu dari wilayah Kembangan ke wilayah Balaraja (Tangerang), juga belum ditentukan stasiun-stasiunnya.(dnl/hen)
Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Bustami mengatakan, jalur MRT 16 km dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus ini akan dilengkapi dengan 13 stasiun.
"Ada 13 stasiun termasuk depo. Jadi 6 stasiun bawah tanah, 6 stasiun di atas, dan 1 depo," ujar Dono usai rapat dengan DPRD DKI Jakarta, di Gedung DPRD, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (16/9/2013).
Dono mengatakan, dalam rapat dengan DPRD akan ada perubahan modal dasar PT MRT Jakarta yang awalnya hanya Rp 200 miliar. Karena proyek ini nilainya 125 miliar yen atau sekitar Rp 15 triliun, maka modal dasar harus diubah.
"Masa jangka waktu proyek juga berubah, dari seharusnya selesai 2016 sekarang jadi 2018 (MRT Tahap I). Untuk pinjaman tidak bertambah sekitar 120 miliar yen," kata Dono.
Proyek MRT tahap I ini akan dibagi menjadi 2. Untuk Bundaran HI hingga Jalan Sisingamangaraja kawasan Blok M akan dibuat jalur bawah tanah. Sementara sisanya hingga Lebak Bulus akan dibuat melayang (elevated). Untuk proyek jalur bawah tanah rencananya akan mulai dibangun Oktober 2013 ini.
Untuk masyarakat yang terkena dampak pembangunan proyek ini, PT MRT akan melakukan sosialisasi. Ini termasuk bila ada pengalihan arus lalu lintas. "Kami bekerjasama dengan dinas perhubungan, Polda yamg nanti akan mengatur kemacetan," imbuh Dono.
"Intinya kami tidak akan mengulang seperti waktu pembangunan jalur TransJakarta. Pemegang saham sudah mengingatkan bahwa jangan sampai terulang lagi. Kami secara berkala terus melakukan sosialisasi," kata Dono.
Proyek Bakal Bikin Macet, Bos MRT: Mohon Maaf Seluruh Warga Jakarta
Mulai Oktober 2013, proyek mass rapid transit (MRT) jalur bawah tanah dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) hingga Lebak Bulus akan dimulai. Proyek yang akan dilakukan hingga 2018 ini tak bisa menghindari macet.
Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Bustami mengatakan, kemacetan di jalur proyek ini tidak bisa dihindari. Tahap awal di Oktober 2013, proyek yang akan dibangun adalah jalur Bundaran HI hingga Jalan Sisingamangaraja kawasan Blok M, yang merupakan jalur bawah tanah. Sedangkan sisanya hingga Lebak Bulus dibangun melayang (elevated).
"Ada di beberapa titik traffic-nya memang harus dialihkan. Ketika mau membuka stasiunnya mau nggak mau. Kemacetan pasti nggak bisa dihindari. Mohon maaf kepada seluruh warga Jakarta. Ini kan sifatnya sementara. Macet selama kontraktor mau nggak mau. Tapi kami sesuai masukan dari masyarakat dan anggota dewan, kami akan terus berusaha mengontrol kemacetan," tutur Dono usai rapat dengan DPRD DKI Jakarta, di Gedung DPRD, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (16/9/2013).
Proyek senilai hingga Rp 15 triliun ini tidak akan membuat jalur pejalan kaki menjadi korban. Jalur pejalan kaki akan dijaga terus sehingga tetap bisa dilewati.
Jalur MRT 16 km dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus ini akan dilengkapi dengan 13 stasiun.
Berikut ini lokasi stasiun-stasiun MRT yang akan dibangun oleh PT MRT Jakarta selaku pelaksana proyek:
1. MRT Koridor Utara-Selatan Tahap I
Berdasarkan data dari situs resmi PT MRT Jakarta (jakartamrt.com) setidaknya ada 21 stasiun MRT yang akan dibangun untuk koridor utara-selatan dari Lebak Bulus hingga Kampung Bandan (Ancol).
Sebanyak 21 stasiun tersebut akan dibagi dua tahap proses pengerjaanya, yaitu Tahap I dari Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,7 km terdiri dari 13 stasiun, targetnya akhir 2017 selesai. Tahap II dari Bundaran HI-Kampung Bandan (Ancol) sepanjang 8,3 Km terdiri dari 8 stasiun.
Proyek tahap I sepanjang 15,2 Km ini terdiri dari konstruksi layang (elevated), sepanjang 9,2 Km mencakup stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok M, dan Sisingamangaraja. Masih bagian tahap I, sebanyak 6 stasiun di bawah tanah (terowongan) sepanjang 5,9 Km mencakup stasiun Bundaran Senayan, Istora, Bandungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI.
2. MRT Koridor Utara-Selatan Tahap II
Konstruksi MRT Jakarta Tahap II dari Bundaran HI-Kampung Bandan (Ancol) sepanjang 8,3 Km terdiri dari 8 stasiun bawah tanah. Pengerjaannya mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi paling lambat 2020.
Stasiun-stasiun itu antara lain Stasiun Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, Kota dan Kampung Bandan.
3. MRT Koridor Barat-Timur Tahap III
Sedangkan untuk koridor Barat-Timur dari Bekasi ke Balaraja saat ini masih studi kelayakan (feasible) alias belum dipastikan proyeknya. Rencananya akan dibangun dari Cikarang hingga Balaraja, koridor ini terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap I dan II ditargetkan dapat beroperasi paling lambat pada 2027.
Khusus untuk tahap I terdiri dari 21 stasiun mencakup dari Ujung Menteng (Cakung, Jakarta Timur) hingga ke wilayah Kembangan (Jakarta Barat). Stasiun di tahap I ini antara lain Stasiun Ujung Menteng, Pulo Gebang, Cakung Barat, Penggilingan, Pulogadung,Perintis, Kelapa Gading Timur, Kelapa Gading Barat, Sumur Batu, Cempaka Baru, Galur, Senen, Kwitang, Kebon Sirih (bertemu stasiun Sarinah), Cideng, Petojo, Roxy, Grogol, Pesing, Kembangan I, Kembangan II.
Tahap I koridor Barat Timur terdiri dari beberapa jalur layang dan bawah tanah. Rencananya jalur layang akan dibuat dari Ujung Menteng ke Senen, selanjutnya dari Senen ke Roxy akan dibuat melalui stasiun bawah tanah, sedangkan dari Roxy hingga Kembangan II akan dibuat Melayang (elevated).
Koridor Barat-Timur untuk tahap II di sisi timur Jakarta akan dibangun dari Ujung Menteng (Cakung) hingga Cikarang, belum ditentukan stasiun-stasiunnya. Selain itu akan dibangun stasiun lanjutan di sisi barat Jakarta, yaitu dari wilayah Kembangan ke wilayah Balaraja (Tangerang), juga belum ditentukan stasiun-stasiunnya.(dnl/hen)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.