Blusukan ke Kampung Nelayan Perbatasan, Susi Dapat Laporan Pencurian Ikan oleh Kapal Asing Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengunjungi kampung nelayan di pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur (Kaltim). Ia melihat suasana kampung di malam hari, hingga berbincang dengan nelayan.
Bersama salah seorang nelayan, Susi menerima laporan bahwa banyak kapal asing yang sering masuk ke perairan Indonesia. Selain mencuri hasil laut, nelayan yang dicurigai berasal dari Malaysia dan Filipina itu juga merusak ekosistem laut.
"Ada kapal asing yang masih berani masuk ke sini? Hebat benar. Terus ngambil ikan pakai bom," ungkap Susi di Kecamatan Derawan, Kabupaten Berau Minggu, (16/11/2014).
Menurutnya itu sangat merugikan. Apalagi ketika mengambil ikan hias. Susi memastikan nelayan asing tersebut menggunakan protas. Karena ikan hias sulit untuk ditangkap satu per satu.
"Satu gram protas itu kasih mati 6 meter di sekitarnya. Itu masuk tumbuhan, karang. Itu habis. Pasti pakai protas," jelasnya.
Perbincangan Susi dengan para nelayan menjadi sangat serius. Meski waktu telah menunjukkan pukul 23.00 WITA. Ia terus menggali informasi dari para nelayan yang terlihat mengerumuninya.
"Kapal itu ternyata sudah lama di sini. Masak iya dia bisa tinggal di Indonesia tanpa izin," ujar Susi setelah menerima penjelasan nelayan.
Nelayan, demikian Susi menambahkan tidak bisa berbuat banyak. Karena tidak dipersenjatai dengan lengkap untuk menghalau kapal asing beserta nelayannya. "Harus aparat memang yang harus turun tangan," terangnya.
Dalam blusukan sekitar 1 jam tersebut, Susi ditemani oleh Bupati Berau Makmur dan Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau Kecil Sudirman Saad. Kemudian beberapa jajaran dari kementerian KP dan pemerintah daerah (pemda).(mkl/ang)Setelah Blusukan, Menteri Susi Rapat Hingga Jam 3 Subuh dengan TNI dan Polri di Berau Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Susi Pudjiastuti langsung menggelar rapat bersama TNI Angkatan Laut, Kepolisian, dan Bupati Berau setelah blusukan di pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur (Kaltim). Pasalnya, banyak pelanggaran yang terjadi di wilayah ini.
Pelanggaran paling para adalah banyaknya kapal asing yang seenaknya menangkap ikan tanpa izin di perairan ini. Selain itu, kapal asing juga beroperasi menggunakan bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang seharusnya dipakai nelayan Indonesia.
Rapat dimulai pukul 12.00 WITA dan baru berakhir pukul 03.00 WITA. Susi didampingi Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau Kecil Sudirman Saad dalam rapat yang digelar di balai desa itu.
"Bagaimana caranya menangkap kapal-kapal asing yang ada di sini. Ini harus sekarang juga kalau tidak, besok sudah kabur dia," kata Susi usai rapat, Senin (17/11/2014).
Atas perintah Susi, sekitar pukul 04.00 WITA berangkatlah dua kapal partroli dari kepolisian dan KKP untuk menangkap kapal-kapal asing tersebut.(ang/ang)Kapal Asing Masuk RI, Menteri Susi: Bakar Kapalnya, Tahan Nelayannya Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Susi Pudjiastuti blusukan hingga ke kampung nelayan di Pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur (Kaltim).
Mendengar kabar ada pencurian hasil laut oleh nelayan dan kapal asing, Susi meminta aparat segera mengejar. Mulai dari menahan nelayan, dan menyita sekaligus membakar kapal.
"Kejar. Bakar itu kapal. Biar kapok. Orangnya jangan dibakar, tapi ditahan," ungkap Susi, Minggu malam (16/11/2014).
Menurut Susi, hal tersebut pantas dilakukan. Tidak ada sama sekali pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Karena ini bagian dari pertahanan dan keamanan negara.
"Pak Bupati, Polres, aparat jangan ada yang takut. Kalau ada masalah HAM, saya yang tanggung jawab," terangnya.
Ia meminta untuk memulai operasi gabungan. Mulai dari TNI Angkatan Laut, Kepolisian beserta pihak aparat yang langsung terkait dengan permasalahan ini.
"Bikin saja operasi gabungan. Bawa lima kapal. Ajak aparat bawa senjata. Jadi satu, turun operasi," tegas Susi.
Bila tidak demikian, sulit membuat kapal dan nelayan asing itu jera. Akan habis kekayaan laut Indonesia dikuras terus oleh pihak asing. Sementara aparat yang ada tidak melakukan apa-apa.
"Habis ditangkap, kapalnya disita. Kalau ada banyak, bakar satu atau dua. Jangan pernah dibalikin," pungkasnya.(mkl/ang)Menteri Susi Berhasil Tangkap 3 Kapal Asing Pencuri Ikan di Berau Tiga kapal asing yang berhasil ditangkap patroli di Berau (Foto: Maikel/detikFinance)
Tiga kapal asing yang mencuri ikan di perairan di pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur (Kaltim). Pasalnya, banyak pelanggaran yang terjadi di wilayah ini.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sudah geram atas maraknya pencurian ikan ini. Ia pun menggelar rapat sejak kemarin malam hingga jam 3 subuh mencari solusi atas kapal-kapal ilegal ini.
"Bagaimana caranya menangkap kapal-kapal asing yang ada di sini. Ini harus sekarang juga kalau tidak, besok sudah kabur dia," kata Susi usai rapat, Senin (17/11/2014) subuh.
Atas perintah Susi, sekitar pukul 04.00 WITA berangkatlah dua kapal partroli dari kepolisian dan KKP untuk menangkap kapal-kapal asing tersebut.
Perjalan kapal patroli itu tidak sia-sia, sekitar pukul 7.30 WITA mereka kembali membawa 3 kapal asing yang berhasil ditangkap. Ada sekitar 15 awak kapal yang berada di dalamnya ikut ditangkap.
Kapal-kapal tersebut diketahui berasal dari Malaysia, sekitar wilayah utara negeri jira tersebut. Menurut Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau Kecil Sudirman Saad, para pencuri ikan ini akan ditindak tegas.
"Ini nanti akan di-BAP. Kita kenakan UU perikanan karena dia melakukan penagkapan ikan tanpa izin. Tapi juga akan dikembangkan lebih lanjut karena dicurigai ada sekitar 300-an orang dengan 36 kapal asing yang ada di perairan ini," katanya di pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur (Kaltim).
Menurutnya, kapal-kapal asing ini selain mencuri hasil laut, seringkali mengancam para nelayan lokal kemudian juga merampas hasil tangkapan nelayan.(ang/ang)Menteri Susi Ingin Tangkap 10 Kapal Asing, Tapi Kapal Patroli Tak Mau Jalan Kapal patroli milik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Berau (Foto: Maikel/detikFinance)
Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Susi Pudjiastuti baru saja menangkap 3 kapal asing yang mencuri ikan di perairan Berau. Berdasarkan laporan di lapangan, masih ada 10 kapal lagi di sekitar situ.
Susi pun bergerak cepat. Sebelum bertolak ke Jakarta, Susi pun kembali menggelar rapat dengan Dirjen Kepulauan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Sudirman Saad, Bupati Berau Makmur, Kapolres, Dandim, serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Berau.
Dari pantauan detikFinance, rapat selesai sekitar pukul 10.00 WITA hari ini. Arahan Susi setelah rapat adalah, kapal patroli bergerak dan menangkap 10 kapal yang terindikasi milik asing itu. Setelah itu Susi kembali ke Jakarta menggunakan helikopter.
Namun, berdasarkan tim Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang masih berada di lokasi, dua kapal patroli yang tadi subuh sudah menangkap 3 kapal asing ini hingga pukul 14.30 WITA masih terparkir di dermaga.
"Alasannya tidak punya bensin," kata salah satu tim KKP yang sudah mencari tahu alasannya kepada pemilik kapal, yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan, Senin (17/11/2014).
Ada beberapa orang Dinas Kelautan dan Perikanan yang berada di dalam kapal dan sekitar dermaga. Namun hingga saat ini, penangkapan belum juga dilaksanakan.(ang/dnl)Kronologi Menteri Susi Rancang Penangkapan 3 Kapal Asing di Pulau Derawan Tiga kapal asing yang berhasil ditangkap tim patroli gabungan di Berau (Foto: Maikel/detikFinance)
Blusukan Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Susi Pudjiastuti ke Pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) membuahkan hasil. Tiga kapal asing beserta 15 orang nelayannya berhasil ditangkap.
DetikFinance yang berkesempatan mengikuti perjalanan Susi, Minggu (16/11/2014) melihat langsung penangkapan yang di luar rencana ini.
Susi dijadwalkan mengunjungi beberapa pulau kecil di sekitar Derawan. Ada pulau Maratua sebagai pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia. Berlanjut ke pulau Kakaban dan Sanglaki.
Malam harinya, Susi menghabiskan waktu di pulau Derawan. Dua agendanya malam itu, makan bersama Bupati Berau Makmur beserta jajaran Kementerian KP dan pelepasan 69 tukik atau anak penyu hijau.
Waktu menunjukkan pukul 22.30 WITA. Namun secara mendadak, Susi bersama Bupati Berau berjalan ke arah perkampungan nelayan. Ia melihat berbagai aktivitas, seperti penjualan cenderamata, pakaian, hingga hasil laut.
Susi melakukan obrolan singkat dengan para nelayan. Awalnya pembicaraan hanya seputar aktivitas nelayan setiap harinya. Kemudian salah satu nelayan tersebut mengeluhkan kapal dan nelayan asing yang sering mencuri ikan di sekitar pulau Derawan.
Obrolan menjadi panas, ketika Susi mulai terkaget-kaget mendengar informasi nelayan. Mulai dari penangkapan ikan menggunakan bom, mengancam dan merampas hasil tangkapan nelayan hingga mengkonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
"Kejar kapal itu. Bakar saja kapalnya, biar kapok. Orangnya ditahan. Saya yang tanggung jawab," sebut Susi dengan tegas di antara kerumunan tersebut.
Susi tak puas. Ia mengajak nelayan duduk di sebuah warung menjelaskan lebih lanjut. Begitu pun dengan rombongan yang mengikutinya duduk di warung tersebut.
Pembicaraan tidak terasa telah memakan waktu sekitar satu jam. Saat nelayan melaporkan, Ia langsung meminta konfirmasi dari pihak terkait yang ada malam itu. Seperti Bupati Berau, Kepolisian, Dandim, dan jajarannya di KKP.
"Bikin operasi gabungan. Kepolisian, Dandim dan pengawasan kementerian jadi satu. Lima kapal cukup, tangkap semuanya," perintah Susi.
Beranjak dari warung, Susi melanjutkan ke salah satu aula terbuka di sekitar penginapan. Ia meminta beberapa orang kumpul pada satu meja melanjutkan rencana penangkapan.
"Nggak bisa tunggu besok, harus sekarang. Kalau tidak, kabur mereka," kata Susi setengah berteriak pada pukul 03.00 WITA.
Tim patroli pun segera bergerak cepat menggunakan 3 kapal. Operasi dimulai pukul 04.00 WITA dan kembali ke pulau Derawan 3 jam kemudian. Tim gabungan membawa 3 kapal berukuran sedang, dan 2 perahu kecil. Serta 15 orang awak kapal.
"Proses selanjutnya akan kita buatkan BAP. Kemudian kita kembangkan lebih lanjut. Karena dicurigai masih banyak mereka di sekitar sini," kata Sudirman Saad, Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau Kecil KKP.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.