Menteri KKP Susi Pudjiastuti saat blusukan di kampung nelayan perbatasan (Foto: Maikel/detikFinance)
Blusukan tengah malam Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Susi Pudjiastuti di kampung nelayan di Pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur menghimpun banyak informasi. Ia kaget mendengar kapal asing yang mengkonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi milik Indonesia.
"Dia ngambil BBM kita? Itu lebih parah lagi. Sudah ngambil BBM terus ambil ikan di sini," ungkap Susi saat berbincang dengan nelayan, Minggu malam (16/11/2014).
Menurut pengakuan nelayan, BBM subsidi berjenis solar tersebut dipasok oleh orang Indonesia sendiri. Ini terjadi karena sangat menguntungkan bagi pemasok.
"BBM tidak boleh untuk kapal asing, titik," tegas Susi dihadapan para nelayan dan pejabat yang hadir dalam blusukan tersebut.
Sangat ironis, kata Susi melihat nelayan lokal yang susah mendapatkan BBM subsidi. Sementara ada yang berani memasok barang tersebut untuk mencukupi kebutuhan pihak lain.
"Nelayan pada teriak ngantre BBM, ini dia enak saja dari luar negeri ngambil BBM kita. Ngambil hasil laut juga," paparnya.
Susi tidak peduli berapa jumlah yang dikonsumsi oleh kapal tersebut. Karena sedikit yang digunakan, tetap mengambil jatah yang seharusnya didapatkan masyarakat. Susi juga meminta pemerintah setempat segera menangkap pemasok BBM.
"Siapa yang supply itu? Orang Indonesia kan? Tangkap saja. Pak Bupati, polisi mana lagi itu tangkap saja itu," perintah Susi langsung di depan nelayan.(mkl/ang)
Blusukan tengah malam Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Susi Pudjiastuti di kampung nelayan di Pulau Derawan, Berau, Kalimantan Timur menghimpun banyak informasi. Ia kaget mendengar kapal asing yang mengkonsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi milik Indonesia.
"Dia ngambil BBM kita? Itu lebih parah lagi. Sudah ngambil BBM terus ambil ikan di sini," ungkap Susi saat berbincang dengan nelayan, Minggu malam (16/11/2014).
Menurut pengakuan nelayan, BBM subsidi berjenis solar tersebut dipasok oleh orang Indonesia sendiri. Ini terjadi karena sangat menguntungkan bagi pemasok.
"BBM tidak boleh untuk kapal asing, titik," tegas Susi dihadapan para nelayan dan pejabat yang hadir dalam blusukan tersebut.
Sangat ironis, kata Susi melihat nelayan lokal yang susah mendapatkan BBM subsidi. Sementara ada yang berani memasok barang tersebut untuk mencukupi kebutuhan pihak lain.
"Nelayan pada teriak ngantre BBM, ini dia enak saja dari luar negeri ngambil BBM kita. Ngambil hasil laut juga," paparnya.
Susi tidak peduli berapa jumlah yang dikonsumsi oleh kapal tersebut. Karena sedikit yang digunakan, tetap mengambil jatah yang seharusnya didapatkan masyarakat. Susi juga meminta pemerintah setempat segera menangkap pemasok BBM.
"Siapa yang supply itu? Orang Indonesia kan? Tangkap saja. Pak Bupati, polisi mana lagi itu tangkap saja itu," perintah Susi langsung di depan nelayan.(mkl/ang)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.