Pencetus Ide Motor Gas Tentara Rakyat di Aceh Sejumlah personel TNI sibuk menghidupkan sepeda motor dan becak mesin kala Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu datang ke stand mereka. Hanya beberapa kali dinyalakan dengan kaki, motor yang parkir di depan Gedung Balai Teuku Umar, Kodam Iskandar Muda akhirnya hidup.
Motor tersebut memang sedikit berbeda, karena di belakangnya terdapat tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram. Untuk urusan tenaga, tidak kalah dibandingkan sepeda motor pada umumnya yang belum dimodifikasi. Prajurit TNI di Aceh memiliki kemampuan khusus untuk merakit motor sehingga bisa menggunakan gas elpiji.
Adalah Letkol Joko, Perwira Pembantu Madya (Pabandya) inilah yang mengajarkan sejumlah prajurit TNI dapat merakit sepeda motor. Mereka tak butuh waktu lama untuk belajar cara memodifikasi motor agar dapat menggunakan elpiji.
"Hanya dua hari saya ajarkan. Hari pertama teori hari kedua langsung praktik," kata Joko kepada detikcom, Kamis (20/11/2014).
Letkol Joko punya alasan khusus mengapa dirinya mengajarkan prajurit TNI bisa merakit motor yang dinamakan "motor gas tentara rakyat". Menurutnya, jika sewaktu-waktu BBM langka, TNI masih tetap dapat menggunakan motor untuk bepergian.
Selain itu, hal tersebut dilakukan Letkol Joko untuk menjawab keresahan masyarakat terkait kenaikan harga BBM bersubsidi. Dengan menggunakan motor gas, masyarakat maupun TNI dapat berhemat hingga empat kali lipat.
"Gas ukuran tiga kilogram ini bisa digunakan untuk jarak tempuh 500 hingga 600 kilometer. Kalau kita gunakan premium itu sudah 12 liter lebih," jelas Joko.
Untuk merakit motor gas, kata Joko, hanya perlu menggantikan karburatornya saja. Untuk perakitannya hanya berkisar antara satu hingga dua jam permotor.
Ide Letkol Joko merakit motor gas ternyata mendapat sambutan positif dari Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen TNI Agus Kriswanto. Pada Minggu (23/11) mendatang, Kodam IM berencana membuat pameran sekaligus berbagi tips merakit motor kepada masyarakat.
"Kami ingin berbagi kepada masyarakat bagaimana cara membuat motor agar bisa memakai gas," ungkapnya.
Menurut Joko, motor gas tersebut mempunyai tingkat keamanan sesuai dengan motor yang memakai bahan bakar premium. Hanya saja sekarang ia belum memiliki kemampuan untuk memperbagus penampilan motor tersebut.
"Kelihatannya gak bagus motor ini karena ada tabung gas. Ini sedang kita cari cara bagaimana agar motor ini terlihat bagus," jelas Joko.
Motor menggunakan gas baru pertama kali dibuat di Aceh. Sedangkan di sejumlah daerah lain di Indonesia, sudah pernah dibuat sebelumnya.
"Kalau di Aceh, kita pertama kali," tutupnya.Motor Berbahan Bakar Elpiji Rakitan TNI Aceh ini Pikat Menhan Ryamizard Pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menjadi Rp 8.500/liter, pasukan TNI di Aceh punya cara khusus untuk berhemat. Mereka merakit motor sehingga menggunakan gas elpiji tiga kilogram sebagai pengganti premium.
Penampilan motor yang diparkir di halaman Kodam IM itu memang masih seperti biasa. Hanya saja di bagiannya terdapat tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram. Motor tersebut hari ini dipamerkan untuk menyambut kedatangan Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu ke Kodam.
Sejumlah prajurit TNI menjelaskan kelebihan motor yang sudah dirakit sehingga bahan bakar dapat dikonversi ke gas. Selain motor, juga ada becak mesin yang sudah dirakit menggunakan gas.
"Ini buat sendiri," tanya Ryamizard, Kamis (20/11/2014). "Siap," jawab seorang prajurit.
Perwira Pembantu Madya (Pabandya) Kodam IM, Letkol Joko, mengatakan, kelebihan motor pakai gas yaitu tidak bakal banjir beda dengan sepeda motor yang menggunakan bahan bakar premium. Selain itu, juga tidak butuh biaya besar untuk merakit motor dikonversi ke gas.
"Jadi jarak tempuh satu tabung gas ukuran 3 Kg ini adalah 500 hingga 600 kilometer," kata Joko kepada detikcom.
Sejumlah motor yang sudah dirakit tersebut, masih memiliki kekurangan yaitu tampilannya menjadi tidak menarik. Pasalnya, di belakang terdapat tabung gas sehingga menjadi kurang bagus.
"Cuma itu kekurangannya," jelasnya.
Untuk merakit motor menjadi seperti itu, mereka hanya butuh waktu sekitar satu hingga dua jam. Dibandingkan motor biasa yang menggunakan bahan bakar, kata Joko, motor yang sudah dirakit tersebut menjadi sangat hemat.
"Kalau dibandingkan motor biasa lebih hemat ini sekitar Rp 80 ribu untuk ukuran jarak tempuh 500 hingga 600 kilometer," ungkap Joko.
Motor tersebut memang sedikit berbeda, karena di belakangnya terdapat tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram. Untuk urusan tenaga, tidak kalah dibandingkan sepeda motor pada umumnya yang belum dimodifikasi. Prajurit TNI di Aceh memiliki kemampuan khusus untuk merakit motor sehingga bisa menggunakan gas elpiji.
Adalah Letkol Joko, Perwira Pembantu Madya (Pabandya) inilah yang mengajarkan sejumlah prajurit TNI dapat merakit sepeda motor. Mereka tak butuh waktu lama untuk belajar cara memodifikasi motor agar dapat menggunakan elpiji.
"Hanya dua hari saya ajarkan. Hari pertama teori hari kedua langsung praktik," kata Joko kepada detikcom, Kamis (20/11/2014).
Letkol Joko punya alasan khusus mengapa dirinya mengajarkan prajurit TNI bisa merakit motor yang dinamakan "motor gas tentara rakyat". Menurutnya, jika sewaktu-waktu BBM langka, TNI masih tetap dapat menggunakan motor untuk bepergian.
Selain itu, hal tersebut dilakukan Letkol Joko untuk menjawab keresahan masyarakat terkait kenaikan harga BBM bersubsidi. Dengan menggunakan motor gas, masyarakat maupun TNI dapat berhemat hingga empat kali lipat.
"Gas ukuran tiga kilogram ini bisa digunakan untuk jarak tempuh 500 hingga 600 kilometer. Kalau kita gunakan premium itu sudah 12 liter lebih," jelas Joko.
Untuk merakit motor gas, kata Joko, hanya perlu menggantikan karburatornya saja. Untuk perakitannya hanya berkisar antara satu hingga dua jam permotor.
Ide Letkol Joko merakit motor gas ternyata mendapat sambutan positif dari Panglima Kodam Iskandar Muda, Mayjen TNI Agus Kriswanto. Pada Minggu (23/11) mendatang, Kodam IM berencana membuat pameran sekaligus berbagi tips merakit motor kepada masyarakat.
"Kami ingin berbagi kepada masyarakat bagaimana cara membuat motor agar bisa memakai gas," ungkapnya.
Menurut Joko, motor gas tersebut mempunyai tingkat keamanan sesuai dengan motor yang memakai bahan bakar premium. Hanya saja sekarang ia belum memiliki kemampuan untuk memperbagus penampilan motor tersebut.
"Kelihatannya gak bagus motor ini karena ada tabung gas. Ini sedang kita cari cara bagaimana agar motor ini terlihat bagus," jelas Joko.
Motor menggunakan gas baru pertama kali dibuat di Aceh. Sedangkan di sejumlah daerah lain di Indonesia, sudah pernah dibuat sebelumnya.
"Kalau di Aceh, kita pertama kali," tutupnya.Motor Berbahan Bakar Elpiji Rakitan TNI Aceh ini Pikat Menhan Ryamizard Pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi menjadi Rp 8.500/liter, pasukan TNI di Aceh punya cara khusus untuk berhemat. Mereka merakit motor sehingga menggunakan gas elpiji tiga kilogram sebagai pengganti premium.
Penampilan motor yang diparkir di halaman Kodam IM itu memang masih seperti biasa. Hanya saja di bagiannya terdapat tabung gas elpiji ukuran tiga kilogram. Motor tersebut hari ini dipamerkan untuk menyambut kedatangan Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu ke Kodam.
Sejumlah prajurit TNI menjelaskan kelebihan motor yang sudah dirakit sehingga bahan bakar dapat dikonversi ke gas. Selain motor, juga ada becak mesin yang sudah dirakit menggunakan gas.
"Ini buat sendiri," tanya Ryamizard, Kamis (20/11/2014). "Siap," jawab seorang prajurit.
Perwira Pembantu Madya (Pabandya) Kodam IM, Letkol Joko, mengatakan, kelebihan motor pakai gas yaitu tidak bakal banjir beda dengan sepeda motor yang menggunakan bahan bakar premium. Selain itu, juga tidak butuh biaya besar untuk merakit motor dikonversi ke gas.
"Jadi jarak tempuh satu tabung gas ukuran 3 Kg ini adalah 500 hingga 600 kilometer," kata Joko kepada detikcom.
Sejumlah motor yang sudah dirakit tersebut, masih memiliki kekurangan yaitu tampilannya menjadi tidak menarik. Pasalnya, di belakang terdapat tabung gas sehingga menjadi kurang bagus.
"Cuma itu kekurangannya," jelasnya.
Untuk merakit motor menjadi seperti itu, mereka hanya butuh waktu sekitar satu hingga dua jam. Dibandingkan motor biasa yang menggunakan bahan bakar, kata Joko, motor yang sudah dirakit tersebut menjadi sangat hemat.
"Kalau dibandingkan motor biasa lebih hemat ini sekitar Rp 80 ribu untuk ukuran jarak tempuh 500 hingga 600 kilometer," ungkap Joko.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.