Ilustrasi |
Jakarta ♞ Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membantu pemerintah dalam membangun kilang minyak di tanah air. Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) antara anggota Kadin yakni PT Kreasindo Resources Indonesia dengan perusahaan migas asal Iran yaitu Nakhle Barani Pardis Co.
Penandatanganan MoU itu dilakukan oleh President Director Kreasindo Rudy Radjab dan Managing Director Nakhle Hassan Khosrow Jerdi di acara Business Forum Kadin Indonesia- Komite Iran di Jakarta, Selasa (11/2).
Rudy mengatakan, MoU ini bertujuan untuk mengikat pasokan minyak mentah (crude) dari Iran untuk kilang yang akan dibangun. Dia menyebut pasokan itu berkisar antara 20 ribu barel per hari (bph) - 300 ribu bph selama 20 tahun. "Investasi membangun kilang diatas US$ 3 miliar. Kami belum tahu kapasitasnya berapa, menunggu hasil kajian," kata Rudy ditemui usai penandatangan.
Dia menuturkan beberapa lokasi pilihan dalam membangun kilang tersebut yakni di daerah Banten dan Jawa Barat. Namun dia enggan merinci lokasi yang dimaksud. Rudy hanya menyebut lokasi kilang ideal harus didukung oleh sejumlah infrastruktur seperti ketersediaan gas dan pelabuhan yang berada di laut dalam.
Rudy yang juga menjabat sebagai Komite Tetap Kadin untuk Iran menjelaskan langkah selanjutnya dari MoU ini ialah Bankable Feasibility Study. Dia memperkirakan proses tersebut berlangsung selama satu tahun dengan opsi perbankan asal China maupun Eropa. Dikatakannya peletakan batu pertama atau groundbreaking dapat dilakukan pada 2015 dengan target pembangunan selama tiga tahun. "Setelah mendapatkan ini (pihak perbankan), kami cari offtaker partner yang akan membeli (hasil produk kilang)," ujarnya.
Lebih lanjut Rudy mengungkapkan komitmen awal membangun kilang harus ada pitstok (pasokan) dann offtaker. Tanpa ada itu pembangunan kilang sulit dijalankan, kecuali pemerintah mau membangun sendiri. Oleh sebab itu untuk mempercepat adanya kilang baru di tanah air maka harus melibatkan pihak swasta.
Namun Rudy meminta dukungan pemerintah dalam bentuk peraturan maupun insentif seperti tax holiday. "Margin refinery enggak sampai double digit. Harus cari akal dengan pitstok yang murah, proses yang murah dan ada peraturan yang mendukung seperti tax holiday," katanya. (rap)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.