Beijing
☆ Panglima TNI, Jenderal TNI
Moeldoko, mengatakan China dan Amerika Serikat mitra strategis bagi
Indonesia --termasuk TNI-- berlatar peran strategis Indonesia di Asia
Pasifik.
"Indonesia, khususnya TNI siap melakukan kerja sama dengan negara
manapun, termasuk China dan Amerika Serikat untuk menjaga stabilitas
perdamaian, keamanan dan kemakmuran kawasan baik secara bilateral dan
multilateral," katanya, di Beijing, Rabu.
Moeldoko dan sejumlah pimpinan TNI melakukan kunjungan resmi lima hari
ke China sejak kemarin. China negara pertama yang ditentukan Moeldoko
untuk dikunjungi di luar ASEAN, di tengah dinamika klaim seluruhnya
ataupun sebagian wilayah Laut China Selatan, oleh China, Filipina,
Brunei Darussalam, dan Malaysia.
Selain itu, China juga punya masalah serupa dengan Jepang, Korea
Selatan, dan Taiwan atas Laut China Timur, dipertegas pemberlakuan ADIZ
atas Laut China Timur yang persis bertumpang tindih dengan pemberlakuan
serupa oleh Jepang.
Di tengah itu semua, Indonesia berada di tengah-tengah arena dinamika
keamanan dan pertahanan kawasan itu. Satu jalur utama perdagangan dan
energi dunia juga melalui wilayah kedaulatan Indonesia, di antaranya
ketiga ALKI dan Selat Malaka.
Moeldoko menambahkan, "Indonesia juga mitra strategis baik, untuk China
maupun Amerika Serikat. Baik China maupun Amerika Serikat melihat dan
memperhitungkan Indonesia sebagai negara terbesar di Asia Tenggara, yang
memiliki pengaruh serta peran besar tidak saja di Asia Tenggara tetapi
juga Asia Pasifik."
Indonesia, kata dia, bahkan diibaratkan sebagai "gadis cantik" yang
kerap diperebutkan peran dan pengaruhnya terutama China dan Amerika
Serikat, guna menyelesaikan persoalan di kawasan ASEAN, dan Asia
Pasifik.
Yang bisa Indonesia manfaatkan dari keuntungan strategis itu, Moeldoko
mengatakan, "Banyak, karena bagaimana pun China dan Amerika Serikat juga
berhitung. Maka kita pun harus berlaku sama, semisal mengembangkan dan
memodernisasi alutsista TNI, pendidikan dan latihan untuk peningkatan
profesionalisme prajurit dan lainnya."
Moeldoko menambahkan, untuk dapat diperhitungkan lebih oleh China dan AS
atau negara manapun, Indonesia harus memegang teguh netralitas yang
kuat.
"Kita harus bisa tunjukkan netralitas kita tidak memihak manapun. Selain
itu, kita juga harus kuat, solid, apalagi kita negara besar dan
memiliki pengaruh di Asia Tenggara yang patut dipertimbangkan."
Dia menegaskan Indonesia harus dapat menciptakan pendekatan kepercayaan
strategis, baik dengan China, Amerika Serikat, serta negara lain guna
memperkuat posisi tawar Indonesia. "Itu yang penting dan sangat
prioritas," tukasnya.
Mengenai kebijakan Amerika Serikat di Asia Pasifik yang dikenal sebagai
pasak penyeimbangan kembali dengan meningkatkan kehadiran militer di
kawasan, Moeldoko mengatakan,"Indonesia harus mampu menjadi penyeimbang
antara kedua kekuatan tersebut."
"Indonesia adalah negara besar di ASEAN dan sebagai pemimpin, karenanya
Indonesia harus mampu menjadi penyeimbang di Laut China Selatan dan Asia
Pasifik, yang mampu memiliki komitmen netralitas yang tidak diragukan,
kuat serta menggunakan pendekatan kepercayaan strategis itu," kata dia.
Menhan Sebut Akan ada 100 Yonif Teritorial di Tahun 2025
-
* Rapat Bersama Komisi I DPR dan Panglima TNI *
*[image:
https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2024/11/25/IMG_20241125_114356.jpg.webp]*
*Menteri Pe...
7 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.