Sigma Class TNI AL ●
Pemerintah akan mendorong industri pertahanan untuk mampu menyerap dan mengembangkan teknologi terkini sehingga menjadi salah satu lokomotif penggerak industri nasional.
"Misi pertamanya harus bisa menuju kemandirian pertahanan setiap kalau ada pengadaan alutsista atau senjata selalu harus dibarengi transfer teknologi. Kalau bisa industri pertahanan menjadi andalan lokomotif industri ke depan untuk menyerap teknologi terkini," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto kepada wartawan, Sabtu (10/1) saat mendampingi kunjungan Presiden di Surabaya.
Andi mengatakan pemerintah juga mendorong agar industri pertahanan tidak hanya berguna bagi pengembangan alat-alat militer tetapi juga untuk penggunaan di kalangan sipil.
Seskab mengatakan kunjungan Presiden ke PT Dok dan PT PAL di Surabaya pada Sabtu (10/1) lalu merupakan salah satu langkah untuk memahami sumber masalah di industri pertahanan dan kemudian diselesaikan sehingga industri pertahanan nasional dapat berkembang.
Sementara itu Presiden Joko Widodo saat mengunjungi PT PAL mengatakan pada dasarnya perusahaan tersebut telah memiliki kemampuan dan fasilitas yang memadai untuk terus berkembang tinggal pengambangan pasar.
"Ini cukup untuk bisa sebagai awal mengembangkan industri maritim kita, tidak hanya PT PAL, sehingga memang perusahaan ini harus dipenuhi dengan pesanan, dan pastikan lima tahun ke depan sudah ada pesanan, sehingga persiapan manajemen, persiapan mesin-mesin bisa dipersiapkan untuk tidak membuat barang beraneka macam, fokus saja pada dua jenis barang, sehingga proses produksinya lebih cepat, penguasaan barang lebih gampang, ini menurut saya, karena setiap tahunnya kadang ada, kadang tidak (ada pesanan-red), sehingga untuk platform offshore sudah diterima, order yang sebetulnya bukan di bidang keahlian bisa ngerjakan, saya kira kalau kita ingin kembangkan industri maritim ya kita harus fokus, kalau kapal ya kapal. Kalau untuk kapal selam ya kapal selam, fokus terus," paparnya.
Kepala Negara menegaskan yang utama adalah pengembangan kemampuan manajemen, baru kemudian diikuti dengan pengembangan pasar, sambil disiapkan permodalannya selain selalu meningkatkan teknologi dan kemampuan mesin-mesin yang dimiliki.
Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Seskab Andi Widjajanto, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan sejumlah pejabat lainnya, Sabtu (10/1) meninjau PT PAL, PT Dok dan juga terminal penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak.
Pada Senin (12/1) mendatang, menurut Seskab Andi Widjajanto, Presiden juga dijadwalkan meninjau industri strategis lainnya, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia dan PT LEN.
Pemerintah akan mendorong industri pertahanan untuk mampu menyerap dan mengembangkan teknologi terkini sehingga menjadi salah satu lokomotif penggerak industri nasional.
"Misi pertamanya harus bisa menuju kemandirian pertahanan setiap kalau ada pengadaan alutsista atau senjata selalu harus dibarengi transfer teknologi. Kalau bisa industri pertahanan menjadi andalan lokomotif industri ke depan untuk menyerap teknologi terkini," kata Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto kepada wartawan, Sabtu (10/1) saat mendampingi kunjungan Presiden di Surabaya.
Andi mengatakan pemerintah juga mendorong agar industri pertahanan tidak hanya berguna bagi pengembangan alat-alat militer tetapi juga untuk penggunaan di kalangan sipil.
Seskab mengatakan kunjungan Presiden ke PT Dok dan PT PAL di Surabaya pada Sabtu (10/1) lalu merupakan salah satu langkah untuk memahami sumber masalah di industri pertahanan dan kemudian diselesaikan sehingga industri pertahanan nasional dapat berkembang.
Sementara itu Presiden Joko Widodo saat mengunjungi PT PAL mengatakan pada dasarnya perusahaan tersebut telah memiliki kemampuan dan fasilitas yang memadai untuk terus berkembang tinggal pengambangan pasar.
"Ini cukup untuk bisa sebagai awal mengembangkan industri maritim kita, tidak hanya PT PAL, sehingga memang perusahaan ini harus dipenuhi dengan pesanan, dan pastikan lima tahun ke depan sudah ada pesanan, sehingga persiapan manajemen, persiapan mesin-mesin bisa dipersiapkan untuk tidak membuat barang beraneka macam, fokus saja pada dua jenis barang, sehingga proses produksinya lebih cepat, penguasaan barang lebih gampang, ini menurut saya, karena setiap tahunnya kadang ada, kadang tidak (ada pesanan-red), sehingga untuk platform offshore sudah diterima, order yang sebetulnya bukan di bidang keahlian bisa ngerjakan, saya kira kalau kita ingin kembangkan industri maritim ya kita harus fokus, kalau kapal ya kapal. Kalau untuk kapal selam ya kapal selam, fokus terus," paparnya.
Kepala Negara menegaskan yang utama adalah pengembangan kemampuan manajemen, baru kemudian diikuti dengan pengembangan pasar, sambil disiapkan permodalannya selain selalu meningkatkan teknologi dan kemampuan mesin-mesin yang dimiliki.
Presiden Joko Widodo didampingi oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Seskab Andi Widjajanto, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Walikota Surabaya Tri Rismaharini dan sejumlah pejabat lainnya, Sabtu (10/1) meninjau PT PAL, PT Dok dan juga terminal penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak.
Pada Senin (12/1) mendatang, menurut Seskab Andi Widjajanto, Presiden juga dijadwalkan meninjau industri strategis lainnya, PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia dan PT LEN.
★ Antara
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.