Kendala cuaca menjadi masalah operasi
Memperhatikan tragedi pesawat AirAsia QZ8501, Ketua Umum Iperindo periode 2009-2011, Harsusanto, menuturkan, Indonesia memiliki tingkat kemandirian dalam hal penyediaan teknologi di masa depan, baik teknologi pesawat maupun kapal.
“Jika berkenan, Bapak Jokowi memanggil ahli-ahli perkapalan Indonesia dan memberi tugas maka dalam waktu empat tahun, harus mampu membuat Kapal Khusus Segala Cuaca untuk keperluan SAR, terutama untuk evakuasi korban secepatnya,” ujar Harsusanto saat ditemui Jurnal Maritim di Pejaten Village, Jumat (9/1/2015).
Ia menjelaskan, dalam kondisi cuaca buruk, kapal-kapal Indonesia saat ini belum mampu menembusnya. Dengan menggunakan kapal yang mampu menembus cuaca, korban yang mungkin masih hidup dapat diselamatkan lebih cepat.
Menurut Harsusanto, apabila Presiden Jokowi berkenan memanggil ahli-ahli penerbangan dan ahli elektronik, hanya dalam empat tahun, mereka mampu mendesain peralatan yang cukup ‘simpel’ tapi powerful di samping peralatan ELT/ELBA untuk dipasang di pesawat terbang guna memancarkan posisi pesawat manakala terjadi kecelakaan.
Mental Mandiri
Harsusanto menegaskan, banyak kemajuan yang dirasakan bangsa ini. Mental generasi penerusnya harus dibuat mandiri, tanpa harus bergantung kepada bangsa lain secara terus-menerus. Pemerintah berperan aktif mendorong kemandirian itu.
Seperti halnya Presiden Soekarno mengirim BJ. Habibie ke Jerman untuk benar-benar menjadi panutan bagi engineer dunia. Sebuah bukti konkret, Habibie benar-benar menjadi seorang profesor dan disegani di bidangnya.
“Saya yakin putra-putri Indonesia mampu mendesain peralatan yang sangat diperlukan sepanjang mereka diberi tantangan dan kesempatan,” lanjut Harsusanto yang juga pernah bekerja di BPIS (Badan Pengelola Industri Strategis) sebagai Kepala Biro Rekayasa Rancang Bangun hingga tahun 2000 tersebut.
Ia memahami, Presiden Jokowi tentu tidak akan secepat itu untuk mengambil tindakan. Akan tetapi, ia percaya hanya Presiden Jokowi yang bisa melakukannya.
“Saya yakin, Presiden Jokowi mampu melakukan hal ini,” ucapnya.
Harsusanto pernah menjabat Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kepala Departemen Shop Divisi Fixed Wing, Kepala Program Modifikasi tiga pesawat Boeing 737 TNI AU menjadi pesawat Maritime Survieller di IPTN Bandung (Sekarang PT DI).
“Indonesia adalah bangsa yang besar dan merdeka atas jerih payah para pejuang yang berkorban demi kemerdekaan dan kehidupan yang layak bagi generasi penerus mereka. Perjuangan para pahlawan bangsa itu tidak akan disia-siakan jika penerusnya mau berusaha menutupi segala kekurangannya dengan berbagai kemajuan dalam segala aspek kehidupan,” tutur Harsusanto.
Pemimpin bangsa ini, sambungnya, tentu saja harus mampu kembali menggembleng mental bangsa menjadi bangsa mandiri dan tidak mudah terpengaruh dan ditindas bangsa lain, sebagaimana tujuan dari UUD 1945.
★ JMOL
Kerja Sama Pertahanan Indonesia-Turkiye: Hal yang Perlu Dipertimbangkan
-
* by Andi Raihanah Ashar*
*Medium Tank Harimau, kerjasama FNSS dengan Pindad (Pindad) ♞INDUSTRI*
pertahanan Turkiye terus menunjukkan kemajuan dalam peng...
13 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.