Jhonson sebelah kanan (Foto: Elza/Detikcom)
Letkol Penerbang Jhonson Simatupang mendadak menjadi super sibuk ketika Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, dijadikan posko utama SAR AirAsia QZ8501. Jhonson adalah Komandan Lanud Iskandar yang merupakan tuan rumah di misi SAR tersebut.
Lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1996 itu tak hanya mengurus keluar masuknya pesawat maupun helikopter di Lanud Iskandar. Jhonson juga harus meladeni wartawan yang meminta informasi terkait operasi SAR AirAsia. Meski begitu, penerbang pesawat tempur Hawk ini mengaku tak merasa terganggu.
"Nggak ya (merasa terganggu), namanya juga misi gini tentu sudah lazim jika menjadi narsum yang bisa menjadi acuan. Karena saya juga dapat surat perintah dari Basarnas dan Mabes TNI AU," ujar Jhonson saat berbincang dengan detikcom di posko gabungan di Lanud Iskandar, Kamis (15/1) yang lalu.
Bapak 1 anak yang baru saja berulang tahun ke-40 ini justru mengaku takjub dengan para awak media yang ikut stand by berada di posko untuk mengetahui informasi mengenai update operasi SAR AirAsia. Jhonson sendiri bisa dibilang cukup akrab dengan para wartawan karena bisa diandalkan saat memberikan informasi yang dibutuhkan.
"Kesannya sangat luar biasa karena yang tadinya saya hanya ketemu media lokal, sekarang saya bisa ketemu media nasional bahkan internasional. Ini sebuah prestasi besar karena kami mampu memndukung dan melaksanakan kegiatan ini dengan baik," kata Jhonson.
"Saya kadang kasihan lihat wartawan, lari sana sini. Kerjaannya tuh capek, walau katanya asyik, enjoy. Saya jadi bersyukur nggak jadi wartawan," sambung instruktur penerbang dengan call sign Jupiter 606 itu.
Sebagai tuan rumah di posko utama yang terbilang cukup kompleks, tak menjadi halangan bagi Jhonson menjalankan tugasnya. Ia justru mengaku senang bisa berkontribusi dalam insiden nahas yang menimpa pesawat jenis Airbus 320 itu. Di saat waktu senggangnya, Perwira TNI AU tersebut biasanya berbaur dengan para relawan dan wartawan.
"Saya senang sekali Lanud jadi ramai walaupun momen karena adanya AirAsia. Harapan saya sih Lanud Iskandar bisa dikenal karena prestasinya. Tapi karena kejadian ini banyak pejabat dan menteri yang datang ke sini," tutur Jhonson.
Suami dari Lidya Jhonson Simatupang ini menjadi Lanud Iskandar sejak April 2014. Ia mengaku sempat merasa kecil hati apakah bisa membesarkan nama Lanud yang ia pimpinnya. Namun terbukti, beberapa event besar di bawah kepemimpinannya telah terlaksana di Lanud Iskandar.
"Saya waktu dikirim ke sini Lanud masih kecil, dominasi hutan. Tantangan saya gimana bisa memperkemalkan Lanud Iskandar tapi sekarang malah jadi dikenal dunia internasional, nggak nyangka juga," ucap pria asal Medan ini.
Selama dirinya menjadi Danlandud sudah ada 4 event besar yang terjadi di Lanud Iskandar. Yakni 1 event lokal, 2 event nasional dan 1 event internasional. Jhonson pun mengaku tertantang untuk menjadikan Lanud Iskandar makin besar lagi. Saat ini Lanud Iskandar merupakan Lanud kelas C.
"1 event internal TNI AU itu Pangkalan Bun Air Show sebagai event lokal, 2 event nasional waktu kunjungan Bill Clinton dan kunjungan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Terus SAR AirAsia ini kan event internasional," cerita mantan Komandan Skadron Taruna AAU itu.
Pembawaannya yang ceria dan humoris menjadikan sosok Jhonson disenangi para relawan dan awak media. Meski begitu, Instruktrur Penerbang yang pernah bertugas di Wingdik Terbang Lanud Adisucipto tersebut justru mengaku banyak mendapat pembelajaran dari berbagai elemen yang terlibat di misi AirAsia ini.
"Tapi karena kejadian ini banyak ilmu yang saya dapatkan. Bagaimana kerja media, koordinasi dengan relawan, PMI, pemerintah pusat, Pemda, dan pejabat TNI/Polr," ungkap Jhonson.
Keberhasilan posko gabungan menurut Jhonson tidak terlepas dari peran serta seluruh elemen, termasuk warga Pangkalan Bun sendiri. Meski begitu, kerja keras pria yang dikenal dengan sapaan Pak RT ini juga patut diapresiasi.
"Pak Jhonson baik dan ramah. Kami dari media tidak kesulitan memperoleh informasi. Beliau juga lucu dan asyik kalau diajak ngobrol. Pas lagi capek-capek liputan jadi bisa refresh lagi dengan sedikit tawa untuk melupakan sejenak duka yang ada karena peristiwa ini," kesan salah satu wartawan yang meliput di Posko Pangkalan Bun, Reja, terhadap Jhonson.
Perwira lulusan Sekolah Penerbang angkatan 56 itu biasanya sibuk saat ada tokoh yang datang mengunjungi Lanud. Jhonson juga harus mengatur langsung kegiatan penerbangan helikopter, baik untuk evakuasi korban maupun transportasi relawan dan juga akomodasi untuk operasi SAR.
Semangat yang energik ditambah senyum yang selalu tersungging di bibir Jhonson meski saat lelah, bisa menjadi contoh bagi tim SAR gabungan dalam operasi SAR AirAsia. Selamat bertugas Komandan!
Letkol Penerbang Jhonson Simatupang mendadak menjadi super sibuk ketika Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, dijadikan posko utama SAR AirAsia QZ8501. Jhonson adalah Komandan Lanud Iskandar yang merupakan tuan rumah di misi SAR tersebut.
Lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1996 itu tak hanya mengurus keluar masuknya pesawat maupun helikopter di Lanud Iskandar. Jhonson juga harus meladeni wartawan yang meminta informasi terkait operasi SAR AirAsia. Meski begitu, penerbang pesawat tempur Hawk ini mengaku tak merasa terganggu.
"Nggak ya (merasa terganggu), namanya juga misi gini tentu sudah lazim jika menjadi narsum yang bisa menjadi acuan. Karena saya juga dapat surat perintah dari Basarnas dan Mabes TNI AU," ujar Jhonson saat berbincang dengan detikcom di posko gabungan di Lanud Iskandar, Kamis (15/1) yang lalu.
Bapak 1 anak yang baru saja berulang tahun ke-40 ini justru mengaku takjub dengan para awak media yang ikut stand by berada di posko untuk mengetahui informasi mengenai update operasi SAR AirAsia. Jhonson sendiri bisa dibilang cukup akrab dengan para wartawan karena bisa diandalkan saat memberikan informasi yang dibutuhkan.
"Kesannya sangat luar biasa karena yang tadinya saya hanya ketemu media lokal, sekarang saya bisa ketemu media nasional bahkan internasional. Ini sebuah prestasi besar karena kami mampu memndukung dan melaksanakan kegiatan ini dengan baik," kata Jhonson.
"Saya kadang kasihan lihat wartawan, lari sana sini. Kerjaannya tuh capek, walau katanya asyik, enjoy. Saya jadi bersyukur nggak jadi wartawan," sambung instruktur penerbang dengan call sign Jupiter 606 itu.
Sebagai tuan rumah di posko utama yang terbilang cukup kompleks, tak menjadi halangan bagi Jhonson menjalankan tugasnya. Ia justru mengaku senang bisa berkontribusi dalam insiden nahas yang menimpa pesawat jenis Airbus 320 itu. Di saat waktu senggangnya, Perwira TNI AU tersebut biasanya berbaur dengan para relawan dan wartawan.
"Saya senang sekali Lanud jadi ramai walaupun momen karena adanya AirAsia. Harapan saya sih Lanud Iskandar bisa dikenal karena prestasinya. Tapi karena kejadian ini banyak pejabat dan menteri yang datang ke sini," tutur Jhonson.
Suami dari Lidya Jhonson Simatupang ini menjadi Lanud Iskandar sejak April 2014. Ia mengaku sempat merasa kecil hati apakah bisa membesarkan nama Lanud yang ia pimpinnya. Namun terbukti, beberapa event besar di bawah kepemimpinannya telah terlaksana di Lanud Iskandar.
"Saya waktu dikirim ke sini Lanud masih kecil, dominasi hutan. Tantangan saya gimana bisa memperkemalkan Lanud Iskandar tapi sekarang malah jadi dikenal dunia internasional, nggak nyangka juga," ucap pria asal Medan ini.
Selama dirinya menjadi Danlandud sudah ada 4 event besar yang terjadi di Lanud Iskandar. Yakni 1 event lokal, 2 event nasional dan 1 event internasional. Jhonson pun mengaku tertantang untuk menjadikan Lanud Iskandar makin besar lagi. Saat ini Lanud Iskandar merupakan Lanud kelas C.
"1 event internal TNI AU itu Pangkalan Bun Air Show sebagai event lokal, 2 event nasional waktu kunjungan Bill Clinton dan kunjungan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu. Terus SAR AirAsia ini kan event internasional," cerita mantan Komandan Skadron Taruna AAU itu.
Pembawaannya yang ceria dan humoris menjadikan sosok Jhonson disenangi para relawan dan awak media. Meski begitu, Instruktrur Penerbang yang pernah bertugas di Wingdik Terbang Lanud Adisucipto tersebut justru mengaku banyak mendapat pembelajaran dari berbagai elemen yang terlibat di misi AirAsia ini.
"Tapi karena kejadian ini banyak ilmu yang saya dapatkan. Bagaimana kerja media, koordinasi dengan relawan, PMI, pemerintah pusat, Pemda, dan pejabat TNI/Polr," ungkap Jhonson.
Keberhasilan posko gabungan menurut Jhonson tidak terlepas dari peran serta seluruh elemen, termasuk warga Pangkalan Bun sendiri. Meski begitu, kerja keras pria yang dikenal dengan sapaan Pak RT ini juga patut diapresiasi.
"Pak Jhonson baik dan ramah. Kami dari media tidak kesulitan memperoleh informasi. Beliau juga lucu dan asyik kalau diajak ngobrol. Pas lagi capek-capek liputan jadi bisa refresh lagi dengan sedikit tawa untuk melupakan sejenak duka yang ada karena peristiwa ini," kesan salah satu wartawan yang meliput di Posko Pangkalan Bun, Reja, terhadap Jhonson.
Perwira lulusan Sekolah Penerbang angkatan 56 itu biasanya sibuk saat ada tokoh yang datang mengunjungi Lanud. Jhonson juga harus mengatur langsung kegiatan penerbangan helikopter, baik untuk evakuasi korban maupun transportasi relawan dan juga akomodasi untuk operasi SAR.
Semangat yang energik ditambah senyum yang selalu tersungging di bibir Jhonson meski saat lelah, bisa menjadi contoh bagi tim SAR gabungan dalam operasi SAR AirAsia. Selamat bertugas Komandan!
♞ detik
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.