JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu aplikasi yang populer saat perangkat tablet mulai marak adalah digital reader untuk membaca buku-buku digital. Setiap produsen perangkat tablet biasanya menyertakan aplikasi bawaan. Namun, aplikasi digital reader independen buatan pengembang lokal juga tak kalah bagus.
Pengembang lokal di Tanah Air pun turut meramaikan tren baru membaca konten buku-buku digital tersebut. Salah satunya WayangForce, sebuah digital reader buatan Phasedev. Salah satu kelebihan dari WayangForce adalah multi-platform. WayangForce tersedia di iPad, Android dan secara online di situs web www.wayangforce.com.
"Banyak digital reader yang hanya ekslusif ke satu platform. Menurut kami ini salah, karena publisher dan media ingin mendapatkan exposure dan aksesibilitas yang luas. Melihat statistik kami, yang membaca lewat situs kami juga banyak," ungkap Wenas Agusetiawan, CEO dari PhaseDev dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
terakhir, WayangForce baru saja merilis versi terbarunya untuk iPad. Dengan dirilisnya versi terbaru ini, diharapkan pengalaman pengguna menjadi lebih baik dan lebih cepat. "Kami menerima masukan yang konstruktif dari para pengguna kami," ujar Wenas. "Hanya dalam waktu satu bulan, kami telah meningkatkan kinerja dan kemampuan WayangForce, dan sekarang sudah di-approve oleh Apple," tambahnya.
WayangForce dikembangkan oleh PhaseDev, sebuah startup lokal dibidang mobile. Mereka mengembangkan WayangForce karena mereka melihat tren digital reader dalam 4 tahun lagi akan lebih dominan daripada media cetak. "Sudah tidak jamannya lagi pergi ke toko buku atau kios majalah. Cukup buka apps WayangForce, pilih, bayar atau untuk yang gratis tinggal unduh dan majalah sudah bisa dibaca," ujar Jeffry Anthony, CTO PhaseDev.
Rata-rata ukuran file yang harus di download lebih kecil 20 persen dari digital reader lainnya. Bahkan ada yang sampai 50 persen. Berpindah halaman pun sekarang menjadi jauh lebih cepat.
"Server kami juga di Indonesia, jadi waktu unduh menjadi semakin cepat. Kita berani dibandingkan dengan digital reader lainnya, bahkan yang punya Apple sekali pun. Kami tidak ingin terlalu fancy, tapi lebih ke usability," jelasnya.
Saat ini WayangForce sedang melakukan kerjasama dengan beberapa publisher seperti Megindo, Kompas, Gramedia, SWA, Media Millenia, Balai Pustaka dan masih banyak lagi.
"Kami tidak hanya fokus pada majalah. Selain majalah, kami juga mendekati publisher buku dan komik. Kami bahkan mendukung self-publishing," ungkap Rinanti, marketing untuk WayangForce. "Pokoknya kami tidak membatasi hanya publisher-publisher besar," tegasnya.
Mengenai mekanisme pembayaran, khusus untuk iPad menggunakan kartu kredit yang sudah terintegrasi dengan App Store. Sedangkan untuk situs web dan Android, WayangForce menggunakan mekanisme voucher dengan satuan Rp 20.000, Rp 50.000, dan Rp 100.000.
PhaseDev dikembangkan oleh trio Wenas Agusetiawan selaku CEO, Dimas Surya selaku CFO dan Jeffry Anthony selaku CTO. Di bawah pimpinan mereka, PhaseDev kini telah menjadi bisnis yang berkembang pesat dan sudah untung, dengan 30 pengembang piranti lunak yang profesional di dalam tiga departemen mereka: pengembangan aplikasi mobile, pengembangan aplikasi desktop dan pengembangan situs web. Sebelumnya, Phasedev juga menggarap beberapa aplikasi untuk perusahaan-perusahaan lokal seperti Bagus Group, Axioo Computer, Bank Mega, Tempo, Megindo, dan sebagainya.
• KOMPAS
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.