blog-indonesia.com

Senin, 18 April 2011

Dana Bantuan Bisa Dimonitor dengan Sistim TI

Jakarta - Islamic Development Bank (IDB) mengembangkan sistem informasi yang diberi nama Unified System for Information System for Alliance Kafala Program. Sistim berbasis teknologi informasi (TI) ini memungkinkan para pemberi bantuan atau donatur IDB untuk mengakses informasi terkini untuk memonitor perkembangan dan kemajuan anak yatim piatu yang telah mendapatkan bantuan secara transparan.

"Jadi kalau biasanya manual, dengan sistim ini semuanya bisa mengakses untuk memantau perkembangan bantuan secara online, kapan saja dan dimana saja. Jadi lebih transparan," jelas Direktur Eksekutif Baitulmaal Muamalat (BMM) Isnaini M Aziz dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (18/4/2011).

BMM merupakan mitra pengelola dana bantuan yang dipercaya oleh IDB sejak 2006 lalu selama 15 tahun. IDB sendiri memberikan dana senilai Rp150 hingga Rp 180 miliar kepada BMM untuk disalurkan kepada masyarakat Aceh yang menjadi korban gempa tsunami.

"Jadi sejak 2006 kami dipercaya IDB untuk menyalurkan dana dari donator IDB dalam pemberdayaan masyarakat di Aceh. Setahunnya mereka memberikan dana sekitar Rp10-12 miliar," jelas Aziz.

Program bantuan yang diberi nama Orphan Kafala ini, disebutkan olehnya, telah membantu dan memberdayakan 3.025 anak yatim yang tersebar di Sigli (625 orang), Kabupaten Aceh, Wilayah Pidi (625 orang) dan Aceh Utara (2.400 orang).

"Dalam program ini juga telah melibatkan kurang lebih sebanyak 50 orang pengasuh, yang tersebar di tiga kabupaten (Pidie, Pidie Jaya dan Aceh Utara), 30 Kecamatan dan 463 Kampung, seperti yang telah direncanakan IDB," jelasnya.

Menurut Aziz, IDB dan BMM menargetkan dapat memberikan bantuan kepada 15.000 anak yatim hingga berakhirnya program kerja sama tersebut. Adapun bantuan yang diberikan kepada anak yatim tersebut berupa pemberian uang senilai US$ 30 per bulan.

"Tak hanya itu, melalui program ini BMM melalui Project Implementation Agency turut menyukseskan program pemberdayaan masyarakat di wilayah yang sempat terkena bencana tsunami ini," katanya.

Nah, program dengan nilai uang yang sangat besar ini, diakui oleh Aziz sangat rentan dengan potensi penyalahgunaan. Itu sebabnya, untuk memantau perkembangan bantuan secara online, IDB mengembangkan sistem informasi yang diberi nama Unified System for Information System for Alliance Kafala Program.

Sistim ini, menurutnya, akan diluncurkan pada 15 Mei 2011 saat Presiden IDB Ahmed Mohamed Ali berkunjung ke Indonesia. Diharapkan program ini bisa sukses karena akan diterapkan ke seluruh dunia.

"Aceh menjadi pilot project untuk ujicoba sistim ini. Jika sukses maka akan diterapkan pada program yang sama di dunia," katanya.

BMM merupakan lembaga non profit yang didirikan Bank Muamalat dan berkonsentrasi pada bidang pemberdayaan masyarakat. BMM yang berdiri pada 16 Juni 2000 memfokuskan diri pada pemberdayaan ekonomi dan meliputi tiga bidang yaitu: Micro Finance, Islamic Sosial Fund, dan Community Development.

Hingga 2010 lalu, BMM telah menyalurkan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf) sebesar Rp 20,2 miliar melalui program sosial Rp 6,4 miliar, program pendidikan Rp 1,8 miliar, program Kafala Rp 8,5 miliar dan program Islamic Solidarity School Rp 1,1 miliar, CSR Rp 622 juta, Non ZIS Rp 228 juta, serta program kurban Rp 309 juta.( rou / rou )


detikInet

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More