blog-indonesia.com

Sabtu, 23 April 2011

Pengeboran Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Dimulai Tahun Ini

Illustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

SEMARANG, KOMPAS - Pengeboran pembangkit listrik tenaga panas bumi di Kelurahan Candi, Kecamatan Bandungan, Semarang, Jawa Tengah, ditargetkan dimulai Oktober 2011. Saat ini proses pengeboran masih dalam tahap eksplorasi.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Jawa Tengah Teguh Dwi Paryono mengemukakan itu saat dihubungi pada Jumat (22/4) di Kota Semarang.

Sesuai rencana, pemerintah akan membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang berpotensi menghasilkan listrik sebesar 110 megawatt (MW) di kawasan yang berdekatan dengan kompleks Candi Gedong Songo.

Teguh menyebutkan, selain tengah dalam proses eksplorasi, proses lelang telah dilakukan. Pada akhir April diharapkan proses lelang sudah selesai dan pembangunan PLTP dapat segera dimulai.

Nantinya, listrik dari dua unit PLTP masing-masing menghasilkan energi listrik 55 MW, akan dibeli oleh PT PLN dan disalurkan di sistem Jawa Bali. Kesepakatan itu telah ditandatangani Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral beberapa waktu lalu.

Teguh juga meyakinkan bahwa pembangunan PLTP di lokasi yang berdekatan dengan Candi Gedong Songo tidak akan mengganggu eksistensi candi. Dia membandingkan dengan PLTP Dieng yang hanya berjarak 200 meter dari bangunan candi.

Menanggapi rencana pengeboran dekat candi, Kepala Seksi Pelestarian Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jateng Gutomo mengatakan, pihaknya masih merasa khawatir akan dampak dari pembangunan PLTP di lokasi itu. Aktivitas seperti pengeboran, misalnya, belum diketahui seberapa besar kekuatannya. ”Walaupun diyakinkan tidak apa-apa, getarannya seberapa besar kami belum tahu. Kami khawatir getarannya dapat merobohkan bangunan candi,” ujar Gutomo.

Selain itu, asap dari belerang (sulfur) juga dapat merusak dinding candi. Di beberapa candi yang lokasinya dekat dengan sumber panas bumi, ungkap Gutomo, ditemukan bercak-bercak putih. Dari bercak-bercak tersebut kemudian batu candi mulai keropos.

Kondisi itu terjadi ketika panas bumi keluar secara alamiah. Angin yang membawa asap belerang mengenai bangunan candi. Gutomo khawatir, jika pembangkit listrik sudah beroperasi, asap yang keluar akan lebih banyak.

”Melekatnya asap belerang di dinding candi, seperti yang terjadi selama ini, adalah proses alami yang tidak bisa dicegah, tetapi jumlahnya masih sangat kecil. Kami membutuhkan kajian ilmiah yang menjelaskan mengenai hal itu,” ucap Gutomo. (UTI)


KOMPAS

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More