Sekelas Shinkansen dalam 15 TahunBerbagai proyek moda transportasi berbasis rel mulai dikerjakan tahun ini seperti MRT, LRT dan lainnya. Proyek-proyek ini diharapkan menstimulus berdirinya industri-industri komponen kereta di dalam negeri.
Saat ini Indonesia mampu membuat kereta melalui PT INKA untuk kereta KRL maupun diesel. Harapannya dalam periode 15 tahun ke depan, teknologi kereta yang lebih tinggi seperti kereta cepat, bertahap mulai dikuasai oleh para anak bangsa.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Gusti Putu Suryawirwan mengungkapkan, pihaknya punya cita-cita industri perkeretaapian tanah air bisa memproduksi kereta nasional yang hasilnya bisa dipasarkan di pasar internasional atau diekspor Bahkan INKA sempat memenangkan tender pengadaan kereta oleh Bangladesh.
"Itu cita-cita kami. Kita bawa dan promosikana KA kita keluar (internasional)," kata Putu dalam Seminar di Crowne Plaza, Jakarta, Rabu (25/11/2015).
Pihaknya mengumpulkan berbagai kalangan untuk berbagi saran dan pengetahuan untuk pengembangan perkeretaapian nasional dalam acara bertajuk Seminar Nasional Industri Penunjang Kereta Api. Saat ini, Kemenperin belum banyak tahun soal informasi pengembangan teknologi perkeretaapian.
"Kami, Kemenperin saat ini sangat miskin informasi industri perkeretaapian. Sebab itu, diskusi ini mampu membuat identifikasi untuk kemandirian kita menunjang bisnis kereta api ini betul-betul berkembang dan lebih banyak diisi industri dalam negeri," kata Putu.
Menurutnya, bila Indonesia serius mengembangkan industri komponen dan penunjang perkeretaapian maka dalam 10-15 tahun ke depan industri kereta api nasional bisa memiliki Produk Kereta Api yang bisa disejajarkan dengan kereta cepat Shinkansen Jepang.
"Kalau bisa, 10-15 tahun lagi PT KAI sudah bisa menawarkan (ke pasar internasional), ayo kalo mau buat monorel kita sudah mampu. Kita juga bisa sejajar dengan Shinkansen. Dimana dibelakang PT KAI pasukan industri penunjang kita siap," ujarnya. (dna/hen)
Saat ini Indonesia mampu membuat kereta melalui PT INKA untuk kereta KRL maupun diesel. Harapannya dalam periode 15 tahun ke depan, teknologi kereta yang lebih tinggi seperti kereta cepat, bertahap mulai dikuasai oleh para anak bangsa.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Gusti Putu Suryawirwan mengungkapkan, pihaknya punya cita-cita industri perkeretaapian tanah air bisa memproduksi kereta nasional yang hasilnya bisa dipasarkan di pasar internasional atau diekspor Bahkan INKA sempat memenangkan tender pengadaan kereta oleh Bangladesh.
"Itu cita-cita kami. Kita bawa dan promosikana KA kita keluar (internasional)," kata Putu dalam Seminar di Crowne Plaza, Jakarta, Rabu (25/11/2015).
Pihaknya mengumpulkan berbagai kalangan untuk berbagi saran dan pengetahuan untuk pengembangan perkeretaapian nasional dalam acara bertajuk Seminar Nasional Industri Penunjang Kereta Api. Saat ini, Kemenperin belum banyak tahun soal informasi pengembangan teknologi perkeretaapian.
"Kami, Kemenperin saat ini sangat miskin informasi industri perkeretaapian. Sebab itu, diskusi ini mampu membuat identifikasi untuk kemandirian kita menunjang bisnis kereta api ini betul-betul berkembang dan lebih banyak diisi industri dalam negeri," kata Putu.
Menurutnya, bila Indonesia serius mengembangkan industri komponen dan penunjang perkeretaapian maka dalam 10-15 tahun ke depan industri kereta api nasional bisa memiliki Produk Kereta Api yang bisa disejajarkan dengan kereta cepat Shinkansen Jepang.
"Kalau bisa, 10-15 tahun lagi PT KAI sudah bisa menawarkan (ke pasar internasional), ayo kalo mau buat monorel kita sudah mampu. Kita juga bisa sejajar dengan Shinkansen. Dimana dibelakang PT KAI pasukan industri penunjang kita siap," ujarnya. (dna/hen)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.