Berangus Pelanggar Hukum di Perairan IndonesiaKapal patroli Bea Cukai buatan Lokal dengan panjang 60 m [defense.pkj] ☆
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memesan dua unit kapal patroli cepat (fast patrol boat) sepanjang 60 meter kepada galangan kapal dalam negeri, PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. Kapal patrol itu menjadi kapal terbesar yang dimiliki Kementerian Keuangan. Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro berharap, keberadaan armada baru itu menambah kekuatan petugas lapangan dalam memberangus pelanggar hukum di wilayah perairan Indonesia.
"Semoga Bea dan Cukai semakin berwibawa dan disegani oleh para pelanggar hukum, sehingga dapat menjaga keamanan laut kita," kata Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro dalam sambutan acara Serah Terima dan Uji Kapal Patroli Cepat di galangan kapal PT Dumas Tanjung Perak Shipyards, Surabaya, Jumat (23/10/2015) kemarin.
Bambang lantas menyampaikan dua pesan menyusul pembelian kapal yang memiliki kecepatan maksimal 25 knot itu. Pertama, ia meminta Ditjen Bea dan Cukai merawat kapal dengan sebaik-baiknya. “Pastikan umur kapal panjang dan tetap berkualitas prima.”
Dengan begitu yang kedua, kata dia, kapal BC 60001 dan BC 60002 itu ditakuti kapal penyelundup di segenap perairan Nusantara. “Tunjukkan bahwa kita institusi berwibawa. Sebab ini dibeli dari perusahaan galangan kapal Indonesia. Komitmen pemerintah mendukung galangan kapal sudah cukup clear. Pemerintah sendiri yang pesan,” kata dia.
Dua kapal itu akan disiagakan untuk menjaga keamanan laut dari pelanggaran hukum. Kapal BC 60001 akan dioperasikan di sektor timur yakni pangkalan Tanjung Balai Karimun. Sedangkan kapal BC 60002 berbasis di pelabuhan Donggala-Pantoloan. “Sebab kerawanan kedua adalah di Selat Karimata, di utara Teluk Bitung, hingga sejauh timur ke arah Papua,” Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi.
Ukuran kapal yang besar, kata Heru, diperlukan karena bakal beroperasi pada daerah laut lepas yang memiliki ombak besar pula. Kapal didesain anti korosif dan disediakan sarana helipad untuk pendaratan helikopter.
Selain itu, kapal juga dilengkapi dengan water cannon. Sebab selama ini ada banyak tantangan yang dihadapi. “Berbagai perlawanan berupa penyerangan dan ancaman fisik dihadapi petugas, mulai lemparan bom molotov, parang, dan obor,” ujarnya.
Dalam acara serah terima kapal itu, juga dilakukan uji coba keliling kawasan Pelabuhan Tanjung Perak. Menteri Bambang sempat menjajal menyalakan layar komando dan menyaksikan langsung demo penyemprotan water canon. Peralatan tersebut sedianya mampu menyemburkan air sejauh 100 meter. Namun karena angin berhembus kencang, air hanya dapat disemprotkan sejauh 78 meter. (tmp/mg)
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai memesan dua unit kapal patroli cepat (fast patrol boat) sepanjang 60 meter kepada galangan kapal dalam negeri, PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. Kapal patrol itu menjadi kapal terbesar yang dimiliki Kementerian Keuangan. Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro berharap, keberadaan armada baru itu menambah kekuatan petugas lapangan dalam memberangus pelanggar hukum di wilayah perairan Indonesia.
"Semoga Bea dan Cukai semakin berwibawa dan disegani oleh para pelanggar hukum, sehingga dapat menjaga keamanan laut kita," kata Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro dalam sambutan acara Serah Terima dan Uji Kapal Patroli Cepat di galangan kapal PT Dumas Tanjung Perak Shipyards, Surabaya, Jumat (23/10/2015) kemarin.
Bambang lantas menyampaikan dua pesan menyusul pembelian kapal yang memiliki kecepatan maksimal 25 knot itu. Pertama, ia meminta Ditjen Bea dan Cukai merawat kapal dengan sebaik-baiknya. “Pastikan umur kapal panjang dan tetap berkualitas prima.”
Dengan begitu yang kedua, kata dia, kapal BC 60001 dan BC 60002 itu ditakuti kapal penyelundup di segenap perairan Nusantara. “Tunjukkan bahwa kita institusi berwibawa. Sebab ini dibeli dari perusahaan galangan kapal Indonesia. Komitmen pemerintah mendukung galangan kapal sudah cukup clear. Pemerintah sendiri yang pesan,” kata dia.
Dua kapal itu akan disiagakan untuk menjaga keamanan laut dari pelanggaran hukum. Kapal BC 60001 akan dioperasikan di sektor timur yakni pangkalan Tanjung Balai Karimun. Sedangkan kapal BC 60002 berbasis di pelabuhan Donggala-Pantoloan. “Sebab kerawanan kedua adalah di Selat Karimata, di utara Teluk Bitung, hingga sejauh timur ke arah Papua,” Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi.
Ukuran kapal yang besar, kata Heru, diperlukan karena bakal beroperasi pada daerah laut lepas yang memiliki ombak besar pula. Kapal didesain anti korosif dan disediakan sarana helipad untuk pendaratan helikopter.
Selain itu, kapal juga dilengkapi dengan water cannon. Sebab selama ini ada banyak tantangan yang dihadapi. “Berbagai perlawanan berupa penyerangan dan ancaman fisik dihadapi petugas, mulai lemparan bom molotov, parang, dan obor,” ujarnya.
Dalam acara serah terima kapal itu, juga dilakukan uji coba keliling kawasan Pelabuhan Tanjung Perak. Menteri Bambang sempat menjajal menyalakan layar komando dan menyaksikan langsung demo penyemprotan water canon. Peralatan tersebut sedianya mampu menyemburkan air sejauh 100 meter. Namun karena angin berhembus kencang, air hanya dapat disemprotkan sejauh 78 meter. (tmp/mg)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.