Pesawat produksi bersama LAPAN dan PTDI menunggu peresmian RI1 [pr1v4t33r] ○
Satelit Lapan-A2/Orari yang sudah mengorbit di garis khatulistiwa selama dua bulan sejak peluncurannya memiliki cara tersendiri untuk menunaikan salah satu misinya di bidang kemaritiman.
"Lapan-A2 mengidentifikasi kapal ikan asing yang masuk perairan Indonesia lewat jalur layarnya," kata Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin dalam talk show kinerja awal Lapan-A2 di gedung Lapan, Rawamangun, Jakarta, Senin, 23 November 2015.
Thomas menjelaskan, data observasi misi kemaritiman yang diemban Lapan-A2 terkoordinasi langsung dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Fungsi automatic identification system (AIS) pada satelit mikro pertama yang dibuat di Indonesia itu bisa melacak posisi kapal ikan dari sinyalnya.
"Dari posisi itu, kita bisa memilah, apakah itu kapal ikan atau kapal barang. Kapal barang biasanya hanya bergerak lurus sesuai dengan rutenya. Kalau kapal ikan, pasti lebih banyak manuver, cenderung zig-zag," ujar Thomas.
Thomas menjelaskan, saat posisi kapal ikan itu terlacak, barulah identifikasi dilanjutkan pada pemilahan karakteristik, apakah kapal tersebut adalah kapal ikan lokal atau asing. "Setiap kapal punya sinyal transmisi saat berlayar. Itu sudah jadi ketentuan kelautan internasional. Jadi bisa langsung dikomunikasikan."
Namun sering terdapat kapal ikan yang “nakal”. "Mereka mematikan pemancar sinyal (transponder) sehingga tak tertangkap AIS," tutur Thomas. Hal ini teratasi dari fungsi penangkap gambar dari dua kamera video analog dengan resolusi 5 meter dan kamera digital dengan resolusi 3,5 meter untuk mengamati citra obyek yang seukuran dengan kemampuan resolusi kamera tersebut.
Lapan-A2 memiliki tiga misi, yaitu komunikasi amatir, pemantauan lalu lintas laut, dan pengamatan bumi. Peluncurannya pada 28 September lalu berjalan sukses. Setelah 1,5 jam diluncurkan, satelit ini memasuki fase pengujian yang dinamakan LEOP/IOT (launch and early orbit phase/in orbit test).
Satelit Lapan-A2/Orari yang sudah mengorbit di garis khatulistiwa selama dua bulan sejak peluncurannya memiliki cara tersendiri untuk menunaikan salah satu misinya di bidang kemaritiman.
"Lapan-A2 mengidentifikasi kapal ikan asing yang masuk perairan Indonesia lewat jalur layarnya," kata Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin dalam talk show kinerja awal Lapan-A2 di gedung Lapan, Rawamangun, Jakarta, Senin, 23 November 2015.
Thomas menjelaskan, data observasi misi kemaritiman yang diemban Lapan-A2 terkoordinasi langsung dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Fungsi automatic identification system (AIS) pada satelit mikro pertama yang dibuat di Indonesia itu bisa melacak posisi kapal ikan dari sinyalnya.
"Dari posisi itu, kita bisa memilah, apakah itu kapal ikan atau kapal barang. Kapal barang biasanya hanya bergerak lurus sesuai dengan rutenya. Kalau kapal ikan, pasti lebih banyak manuver, cenderung zig-zag," ujar Thomas.
Thomas menjelaskan, saat posisi kapal ikan itu terlacak, barulah identifikasi dilanjutkan pada pemilahan karakteristik, apakah kapal tersebut adalah kapal ikan lokal atau asing. "Setiap kapal punya sinyal transmisi saat berlayar. Itu sudah jadi ketentuan kelautan internasional. Jadi bisa langsung dikomunikasikan."
Namun sering terdapat kapal ikan yang “nakal”. "Mereka mematikan pemancar sinyal (transponder) sehingga tak tertangkap AIS," tutur Thomas. Hal ini teratasi dari fungsi penangkap gambar dari dua kamera video analog dengan resolusi 5 meter dan kamera digital dengan resolusi 3,5 meter untuk mengamati citra obyek yang seukuran dengan kemampuan resolusi kamera tersebut.
Lapan-A2 memiliki tiga misi, yaitu komunikasi amatir, pemantauan lalu lintas laut, dan pengamatan bumi. Peluncurannya pada 28 September lalu berjalan sukses. Setelah 1,5 jam diluncurkan, satelit ini memasuki fase pengujian yang dinamakan LEOP/IOT (launch and early orbit phase/in orbit test).
★ Tempo
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.