Temanggung (ANTARA
News) - Tim Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta meneliti tanah bergerak di Dusun Kedopokan, Desa Tlogopucang,
Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Kamis.
Tim yang dipimpin Ketua Program Magister Pengelolaan Bencana Alam Fakultas Teknik UGM, Rachmad Jayadi, dengan anggota Dwikorita Karnawati, Teuku Faisal Fathani, dan Haryo tersebut melakukan observasi lapangan dan kajian teknis kejadian longsor yang oleh masyarakat setempat sebagai tanah bergerak.
Mereka meneliti, antara lain pemetaan tanah, mengukur derajat kemiringan, mengambil sampel tanah dan batuan.
Rachmad Jayadi mengatakan, kajian di lapangan untuk mengetahui fenomena terjadinya longsor. Hasilnya akan disampikan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung sebagai bahan mengambil kebijakan atas kondisi tanah di Dusun Kedopokan.
Dwikorita mengatakan, Dusun Kedopokan berada pada bentang lembah atau ceruk berundak-undak dengan rumah-rumah di tebing dan dasar ceruk.
Menurut dia, pengamatan juga pada potensi bahaya dari sisi morfologi, tanah, dan batu.
"Akan diukur bagaimana kekuatan tanah menahan, dan bila meluncur atau longsor akan sejauh mana," katanya.
Ia mengatakan, longsor yang terjadi karena kemiringan lereng dikombinasi dengan tekstur tanah, hujan, dan pemotongan lereng untuk jalan dan bangunan.
Faisal mengimbau warga bila ada rekahan, supaya segera menutupnya agar air tidak masuk bidang gelincir.
"Masuknya air ke bidang luncur lebih dalam akan berbahaya. Diharapkan kawasan tebing dibuat terasering," katanya. (*)
Tim yang dipimpin Ketua Program Magister Pengelolaan Bencana Alam Fakultas Teknik UGM, Rachmad Jayadi, dengan anggota Dwikorita Karnawati, Teuku Faisal Fathani, dan Haryo tersebut melakukan observasi lapangan dan kajian teknis kejadian longsor yang oleh masyarakat setempat sebagai tanah bergerak.
Mereka meneliti, antara lain pemetaan tanah, mengukur derajat kemiringan, mengambil sampel tanah dan batuan.
Rachmad Jayadi mengatakan, kajian di lapangan untuk mengetahui fenomena terjadinya longsor. Hasilnya akan disampikan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Temanggung sebagai bahan mengambil kebijakan atas kondisi tanah di Dusun Kedopokan.
Dwikorita mengatakan, Dusun Kedopokan berada pada bentang lembah atau ceruk berundak-undak dengan rumah-rumah di tebing dan dasar ceruk.
Menurut dia, pengamatan juga pada potensi bahaya dari sisi morfologi, tanah, dan batu.
"Akan diukur bagaimana kekuatan tanah menahan, dan bila meluncur atau longsor akan sejauh mana," katanya.
Ia mengatakan, longsor yang terjadi karena kemiringan lereng dikombinasi dengan tekstur tanah, hujan, dan pemotongan lereng untuk jalan dan bangunan.
Faisal mengimbau warga bila ada rekahan, supaya segera menutupnya agar air tidak masuk bidang gelincir.
"Masuknya air ke bidang luncur lebih dalam akan berbahaya. Diharapkan kawasan tebing dibuat terasering," katanya. (*)
• ANTARA News
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.