Ilustrasi |
JAKARTA -
Pertumbuhan bisnis satelit di Indonesia yang kian bagus mendorong PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) segera merealisasikan peluncuran
satelit Telkom-3. Rencananya, satelit yang menelan dana investasi USD
200 juta ini akan diluncurkan pada Juni mendatang.
Tidak tanggung-tanggung, peluncuran satelit itu akan dipimpin oleh sumber daya manusia terbaik yang dimiliki Telkom. Sarwoto, yang baru saja melepas jabatan Direktur Utama PT Telkomsel mendapat penugasan sebagai Chief of The Mission Peluncuran Satelit Telkom-3.
"Sarwoto adalah ahli satelit yang telah teruji dan berpengalaman. Ia diyakini akan dapat menyukseskan peluncuran Satelit Telkom-3 yang rencananya akan meluncur pada Juni 2012," kata Head of Corporate Communication and Affair PT Telkom Eddy Kurnia.
Seperti diketahui, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Telkom yang digelar pada 11 Mei lalu menetapkan perombakan jajaran direksi. Arief Yahya ditetapkan sebagai Dirut PT Telkom menggantikan Rinaldi Firmansyah.
Perubahan jajaran direksi PT Telkom langsung diikuti dengan perombakan jajaran direksi pada anak perusahaannya, PT Telkomsel. Berdasarkan keputusan rapat pemegang saham yang berlaku efektif mulai 16 Mei 2012, Alex Janangkih Sinaga diangkat menjadi Direktur Utama PT Telkomsel menggantikan Sarwoto.
Eddy Kurnia menjelaskan, keahlian Sarwoto dalam peluncuran satelit Telkom-3 sangat dibutuhkan. Terlebih, sudah dua kali rencana peluncuran ini mengalami pengunduran jadwal. Awalnya, satelit besutan pabrik ISS-Reshetnev Rusia itu akan diluncurkan pada Agustus 2011.
Namun, salah satu mitra lainnya, Thales Aleniaspace, belum menyelesaikan pekerjaan perangkat komunikasi (payload). Padahal, perangkat komunikasi ini sangat memegang peranan penting untuk infrastruktur satelit tersebut. Sempat dijadwal ulang pada 2011, akhirnya satelit ini benar-benar siap diluncurkan pada Juni 2012.
Satelit Telkom-3 berkapasitas 42 transponder (setara 49 transponder @36MHz), terdiri dari 24 transponder @36MHz Standart C-band, 8 transponder @54 MHz Ext. C-band, dan 4 transponder @36 MHz 6 transponder @54 MHz Ku-Band.
Dari 42 transponder satelit Telkom-3, sebanyak 40-45 persen atau sekitar 20 transponder akan dikomersialkan, sedangkan sisanya untuk menambah kapasitas seluruh layanan Telkom Group. Cakupan geografis satelit Telkom 3 mencakup Standart C-band (Indonesia dan ASEAN), Ext C-band (Indonesia dan Malaysia), serta Ku-Band (Indonesia).
Di Indonesia, sejak 2010 bisnis satelit diperkirakan mencapai Rp 5,75 triliun atau tumbuh 10 sampai 15 persen setiap tahunnya. Angka itu berasal dari sewa transponder, penyewaan very small aperture terminal (VSAT), DTH, dan backbone/backhaul operator.
Indonesia saat ini memiliki 159 transponder melalui tujuh satelit milik lokal dengan pertumbuhan 10 persen setiap tahunnya. Sedangkan transponder asing sekitar 125 yang berasal dari berbagai negara seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Belanda, Jerman, Malaysia, dan Singapura melalui 25 satelit. (dri)
Tidak tanggung-tanggung, peluncuran satelit itu akan dipimpin oleh sumber daya manusia terbaik yang dimiliki Telkom. Sarwoto, yang baru saja melepas jabatan Direktur Utama PT Telkomsel mendapat penugasan sebagai Chief of The Mission Peluncuran Satelit Telkom-3.
"Sarwoto adalah ahli satelit yang telah teruji dan berpengalaman. Ia diyakini akan dapat menyukseskan peluncuran Satelit Telkom-3 yang rencananya akan meluncur pada Juni 2012," kata Head of Corporate Communication and Affair PT Telkom Eddy Kurnia.
Seperti diketahui, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Telkom yang digelar pada 11 Mei lalu menetapkan perombakan jajaran direksi. Arief Yahya ditetapkan sebagai Dirut PT Telkom menggantikan Rinaldi Firmansyah.
Perubahan jajaran direksi PT Telkom langsung diikuti dengan perombakan jajaran direksi pada anak perusahaannya, PT Telkomsel. Berdasarkan keputusan rapat pemegang saham yang berlaku efektif mulai 16 Mei 2012, Alex Janangkih Sinaga diangkat menjadi Direktur Utama PT Telkomsel menggantikan Sarwoto.
Eddy Kurnia menjelaskan, keahlian Sarwoto dalam peluncuran satelit Telkom-3 sangat dibutuhkan. Terlebih, sudah dua kali rencana peluncuran ini mengalami pengunduran jadwal. Awalnya, satelit besutan pabrik ISS-Reshetnev Rusia itu akan diluncurkan pada Agustus 2011.
Namun, salah satu mitra lainnya, Thales Aleniaspace, belum menyelesaikan pekerjaan perangkat komunikasi (payload). Padahal, perangkat komunikasi ini sangat memegang peranan penting untuk infrastruktur satelit tersebut. Sempat dijadwal ulang pada 2011, akhirnya satelit ini benar-benar siap diluncurkan pada Juni 2012.
Satelit Telkom-3 berkapasitas 42 transponder (setara 49 transponder @36MHz), terdiri dari 24 transponder @36MHz Standart C-band, 8 transponder @54 MHz Ext. C-band, dan 4 transponder @36 MHz 6 transponder @54 MHz Ku-Band.
Dari 42 transponder satelit Telkom-3, sebanyak 40-45 persen atau sekitar 20 transponder akan dikomersialkan, sedangkan sisanya untuk menambah kapasitas seluruh layanan Telkom Group. Cakupan geografis satelit Telkom 3 mencakup Standart C-band (Indonesia dan ASEAN), Ext C-band (Indonesia dan Malaysia), serta Ku-Band (Indonesia).
Di Indonesia, sejak 2010 bisnis satelit diperkirakan mencapai Rp 5,75 triliun atau tumbuh 10 sampai 15 persen setiap tahunnya. Angka itu berasal dari sewa transponder, penyewaan very small aperture terminal (VSAT), DTH, dan backbone/backhaul operator.
Indonesia saat ini memiliki 159 transponder melalui tujuh satelit milik lokal dengan pertumbuhan 10 persen setiap tahunnya. Sedangkan transponder asing sekitar 125 yang berasal dari berbagai negara seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Belanda, Jerman, Malaysia, dan Singapura melalui 25 satelit. (dri)
• Jpnn
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.