Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) melalui departemen energi berkomitmen mengembangkan energi terbarukan di Indonesia, seiring upayanya menanamkan dana investasi senilai 1,2 juta dolar AS di Indonesia.
"Kami terus berkomitmen mendukung proyek kerja sama yang saling menguntungkan kedua negara dan mengutamakan penggunaan teknologi energi ramah lingkungan," kataWakil Menteri Departemen Energi AS, Phillys Yoshida, di Surabaya, Selasa.
Saat ditemui dalam Dialog Kebijakan Energi "The 4th Indonesia-US" tentang Investasi Pemerintah AS dalam Pengembangan Energi Ramah Lingkungan di Indonesia: Sekilas Pandang terhadap beberapa proyek baru di Surabaya, Selasa.
Ia menjelaskan, alokasi dana mencapai jutaan dolar AS di penjuru Nusantara diwujudkan berupa proyek kerja sama antara AS dan Indonesia untuk energi terbarukan dan efisiensi energi.
Menurut dia, besaran dana tersebut difokuskan dalam wujud bantuan pengembangan kebijakan, pendanaan energi ramah lingkungan, dan jaringan kerja sama.
Selain itu, dialokasikan berupa proyek efisiensi energi seperti pengadaan pelatihan, penggunaan teknologi, standarisasi peralatan, standarisasi bangunan komersial dan penguatannya termasuk identifikasi dan seleksi proyek yang kini masih proses.
"Akan tetapi, kini hubungan kerja sama yang dijalin kedua belah pihak melalui pengembangan energi ramah lingkungan belum menentukan secara pasti lokasinya di mana dan berapa yang disumbangkan di masing-masing titik," ujarnya.
Ia menimpali, "Kami perlu melakukan serangkaian survei lebih lanjut baik terkait tempat yang potensial maupun dana yang akan disalurkan."
Selain mengalokasikan dana senilai 1,2 juta dolar AS, menurut dia, Pemerintah AS melalui "US Millenium Challenge Corporation/US MCC" menyalurkan dana senilai 300 juta dolar AS untuk mendukung komitmen Indonesia dalam mengurangi produksi karbon.
Salah satu kegiatannya, dikemukakannya, menurunkan emisi gas rumah kaca menjadi 26 persen pada tahun 2020, dan mempertahankan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen per tahun.
"Tujuan utama proyek tersebut, sejalan dengan misi MCC meningkatkan tingkat produktivitas dan pendapatan rumah tangga dengan mengembangkan energi terbarukan," ujarnya.
Selain itu, ia menyatakan, guna memperbaiki pengelolaan tanah dan kekayaan alam dan mendukung usaha mengurangi emisi dari hutan yang gundul dan kerusakan lingkunga.
Sementara itu, kata dia, fokus utama proyek ini adalah fasilitas pendanaan dengan metode pendanaan komersial untuk investasi energi terbarukan skala komersial dan investasi pihak swasta dalam mengelola sumber daya alam.
"Lalu, pemberian hibah untuk mendukung proyek masyarakat yang terkait dengan energi terbarukan skala kecil dan penggunaan lahan berkelanjutan," tukasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Migas Evita Legowo, mengemukakan sangat mendukung jalinan kerja sama antara kedua negara guna mengembangkan energi ramah lingkungan di Indonesia.
Apalagi, melalui Departemen Keuangan AS juga menyiapkan dana 650.000 dolar AS untuk memberikan bantuan dengan menempatkan satu orang penasehat lojak pada Divisi Energi Baru dan Terbarukan PLN.
"Keberadaan penasihat itu berhubungan langsung dengan pejabat PLN yang ditunjuk untuk mengatasi hambatan yang ditemukan dalam upaya mengembangkan energi terbarukan. Selain itu, meningkatkan kemampuan pendanaan proyek PLN untuk mengembangkan sumber energi terbarukan seperti panas bumi, air, cahaya matahari, dan biomas," katanya.
Ia melanjutkan, bantuan lain juga diberikan oleh Departemen Perdagangan AS untuk Indonesia yang berencana membentuk kelompok kerja dan menyelenggarakan dialog perdagangan AS-Indonesia guna membahas pondasi terhadap energi ramah lingkungan dan kondisi lingkungan yang bersih.
"Di sisi lain, ada pula bantuan pengembangan energi ramah lingkungan Indonesia selama 3,5 tahun hingga enam tahun senilai 16 juta dolar dalam Program Indonesia Clean Energy Development/ICED," ujarnya.
Ia menambahkan, "Program itu bertujuan mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 4 juta ton dengan memfasilitasi 20 proyek pembangkit listrik ramah lingkungan di Aceh, Sumatera Utara, dan Riau yang menghasilkan 120 MW listrik dan menyediakan akses energi ramah lingkungan bagi 1,2 juta orang."(T.ANT-165/C004)
• ANTARA News
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.