Tank robot War-V1 BDL-Tech♞ Tank robot War-V1 BDL-Tech ☆
Mahasiswa Institut Teknologi 10 November (ITS), Bachtiar Dumais Laksana (23) rupanya tak mau tinggal diam jika Indonesia tertinggal di bidang teknologi, utamanya pertahanan dan keamanan. Atas alasan itu pula, bersama Adhitya Whisnu Pratama dan Muhammad Iqbal membuat kendaraan taktis mini tanpa awak pertama.
Tank robot yang dikendalikan lewat remote control ini dirancang, dirakit dan diproduksi sendiri oleh ketiganya. Produk tersebut belum diproduksi massal, masih berupa purwarupa. Tank ini diberi nama War-V1.
Untuk mendukung aktivitasnya, mereka mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama BDL-Tech. Produknya tersebut sudah dilirik oleh Kodam VI/Mulawarman di Balikpapan, serta Batalyon Kavaleri 8 Divisi Infantri 2 Kostrad di Bandung.
Tank robot War-V1 BDL-Tech
"Saya sendiri direkturnya, bertiga, pengerjaan sudah makan waktu setahun lebih, kira-kira 13 bulan. Lengkap dengan desain, mekanik, rancang kendali elektronis. Kami memang kebetulan dari awal mau menyusun perusahaan yang bergerak di bidang hankam dan pendidikan," beber Bachtiar saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (1/2) kemarin.
Pembuatan tank robot tersebut bermula dari hobi ketiganya di dunia militer, dengan latar belakang sebagai lulusan elektro sejak SMK, mereka mulai mencoba merealisasikan mimpinya. Desain dan model tank buatannya tersebut berasal dari robot yang digunakan oleh militer Jepang.
"Kemudian kami coba, itungannya nekat. Saya tanya ke Batalion Kavaleri sampai Kodam, yang berikan tanggapan positif Kodam Mulawarman dan Batalion Kavaleri 8. Jadi kemudian dengan konsep yang ada, kendaraannya saya sendiri inginnya berfungsi sebagai back up, di lapangan sebagai sweeper atau penyapu, setelah infantri masuk mampu di back up unit ini. Makanya mulai dari senjata sistem kami sesuaikan dengan tujuan aplikasi," terangnya.
Tank robot War-V1 BDL-Tech
Dalam proses pembuatannya, Bachtiar dan kedua rekannya belum mendapatkan bantuan dana dari pihak manapun, termasuk pemerintah. Alhasil pembelian komponen dan alat pendukung lainnya masih menggunakan modal pribadi.
"Ini masih modal pribadi, saya sendiri masih ikut orangtua, belum lulus dari kampus. Termasuk pendirian CV dan segala macam," lanjut dia.
Karena masih menggunakan dana sendiri, mereka sempat kesulitan untuk memasang komponen yang lebih memadai. Sebab, seluruh komponen yang diperlukan harus didatangkan dari China dengan harga belasan juta rupiah, itu pun belum termasuk bea impor.
"Kami disiplin elektro semua di bidang mekanik bergerak, kami belajar otodidak, makanya waktu desain belajar dari nol. Jadi masih gambar tangan mulai dari 2014," kenang dia.
Meski begitu, bachtiar mengungkapkan udah ada beberapa pihak yang mau mensponsori tank buatannya. Tank ini juga akan menjadi bekal untuk menyelesaikan skripsi.
"Ini ada beberapa bagian saya ikutkan untuk judul skripsi, kalau lolos Kemenhan rencananya ada pengucuran dana, dari menhan mungkin turunnya ke dikti," pungkasnya.
Canggihnya robot tank buatan mahasiswa Indonesia
Tank robot War-V1. ©BDL-Tech
Sebuah prestasi membanggakan ditunjukkan tiga mahasiswa Indonesia. Mereka sukses menyelesaikan kendaraan taktis berupa tank mini berlabel War-V1. Tank robot tersebut dibuat di markas BDL-tech, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Mahasiswa Teknik Elektro dari Institut Teknologi 10 November (ITS), Bachtiar Dumais Laksana (23) membuat sendiri tank tersebut dengan bantuan kedua rekannya, yakni Adhitya Whisnu Pratama dan Muhammad Iqbal. Alat tempur ini mampu dikendalikan jarak jauh dan menenteng senapan mesin ringan untuk memporak-porandakan posisi musuh.
Tank robot War-V1 BDL-Tech
Kepada merdeka.com, Bachtiar mengungkapkan beberapa keunggulan yang bakal dimiliki mesin tempur robot buatannya itu. Salah satu konsep utamanya adalah ramah lingkungan dengan memasukkan mesin hybrid di dalamnya.
"Yang kami tawarkan, jelas pertama kendali tanpa awak. Aplikasi di lapangan, dengan dimensi ukuran di mana bisa merangsek jauh dari kendaraan yang sudah diproduksi sekarang, seperti Panser Anoa. Ukuran besar-besar semua dan hanya bisa dipakai sebagai pengangkut pasukan, tapi besar sekali," jelasnya.
Karena ukurannya yang sangat kecil, alat ini bisa dipakai untuk mendukung mobilisasi pasukan. Terutama membuyarkan konsentrasi musuh, dengan demikian pasukan penyerbu bisa bergerak dengan perlindungan body tank.
Rencananya, mereka tak hanya memasangkan senapan mesin ringan, tapi juga pelontar granat atau roket. Hanya saja, Bachtiar masih mengakui beberapa kelemahan terutama di bidang proteksi atau menahan peluru. Tapi hal ini tentu bisa diakali dengan menggunakan baja yang bagus jika ada dana yang cukup.
Mahasiswa Institut Teknologi 10 November (ITS), Bachtiar Dumais Laksana (23) rupanya tak mau tinggal diam jika Indonesia tertinggal di bidang teknologi, utamanya pertahanan dan keamanan. Atas alasan itu pula, bersama Adhitya Whisnu Pratama dan Muhammad Iqbal membuat kendaraan taktis mini tanpa awak pertama.
Tank robot yang dikendalikan lewat remote control ini dirancang, dirakit dan diproduksi sendiri oleh ketiganya. Produk tersebut belum diproduksi massal, masih berupa purwarupa. Tank ini diberi nama War-V1.
Untuk mendukung aktivitasnya, mereka mendirikan perusahaan sendiri yang diberi nama BDL-Tech. Produknya tersebut sudah dilirik oleh Kodam VI/Mulawarman di Balikpapan, serta Batalyon Kavaleri 8 Divisi Infantri 2 Kostrad di Bandung.
Tank robot War-V1 BDL-Tech
"Saya sendiri direkturnya, bertiga, pengerjaan sudah makan waktu setahun lebih, kira-kira 13 bulan. Lengkap dengan desain, mekanik, rancang kendali elektronis. Kami memang kebetulan dari awal mau menyusun perusahaan yang bergerak di bidang hankam dan pendidikan," beber Bachtiar saat berbincang dengan merdeka.com, Senin (1/2) kemarin.
Pembuatan tank robot tersebut bermula dari hobi ketiganya di dunia militer, dengan latar belakang sebagai lulusan elektro sejak SMK, mereka mulai mencoba merealisasikan mimpinya. Desain dan model tank buatannya tersebut berasal dari robot yang digunakan oleh militer Jepang.
"Kemudian kami coba, itungannya nekat. Saya tanya ke Batalion Kavaleri sampai Kodam, yang berikan tanggapan positif Kodam Mulawarman dan Batalion Kavaleri 8. Jadi kemudian dengan konsep yang ada, kendaraannya saya sendiri inginnya berfungsi sebagai back up, di lapangan sebagai sweeper atau penyapu, setelah infantri masuk mampu di back up unit ini. Makanya mulai dari senjata sistem kami sesuaikan dengan tujuan aplikasi," terangnya.
Tank robot War-V1 BDL-Tech
Dalam proses pembuatannya, Bachtiar dan kedua rekannya belum mendapatkan bantuan dana dari pihak manapun, termasuk pemerintah. Alhasil pembelian komponen dan alat pendukung lainnya masih menggunakan modal pribadi.
"Ini masih modal pribadi, saya sendiri masih ikut orangtua, belum lulus dari kampus. Termasuk pendirian CV dan segala macam," lanjut dia.
Karena masih menggunakan dana sendiri, mereka sempat kesulitan untuk memasang komponen yang lebih memadai. Sebab, seluruh komponen yang diperlukan harus didatangkan dari China dengan harga belasan juta rupiah, itu pun belum termasuk bea impor.
"Kami disiplin elektro semua di bidang mekanik bergerak, kami belajar otodidak, makanya waktu desain belajar dari nol. Jadi masih gambar tangan mulai dari 2014," kenang dia.
Meski begitu, bachtiar mengungkapkan udah ada beberapa pihak yang mau mensponsori tank buatannya. Tank ini juga akan menjadi bekal untuk menyelesaikan skripsi.
"Ini ada beberapa bagian saya ikutkan untuk judul skripsi, kalau lolos Kemenhan rencananya ada pengucuran dana, dari menhan mungkin turunnya ke dikti," pungkasnya.
Canggihnya robot tank buatan mahasiswa Indonesia
Tank robot War-V1. ©BDL-Tech
Sebuah prestasi membanggakan ditunjukkan tiga mahasiswa Indonesia. Mereka sukses menyelesaikan kendaraan taktis berupa tank mini berlabel War-V1. Tank robot tersebut dibuat di markas BDL-tech, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Mahasiswa Teknik Elektro dari Institut Teknologi 10 November (ITS), Bachtiar Dumais Laksana (23) membuat sendiri tank tersebut dengan bantuan kedua rekannya, yakni Adhitya Whisnu Pratama dan Muhammad Iqbal. Alat tempur ini mampu dikendalikan jarak jauh dan menenteng senapan mesin ringan untuk memporak-porandakan posisi musuh.
Tank robot War-V1 BDL-Tech
Kepada merdeka.com, Bachtiar mengungkapkan beberapa keunggulan yang bakal dimiliki mesin tempur robot buatannya itu. Salah satu konsep utamanya adalah ramah lingkungan dengan memasukkan mesin hybrid di dalamnya.
"Yang kami tawarkan, jelas pertama kendali tanpa awak. Aplikasi di lapangan, dengan dimensi ukuran di mana bisa merangsek jauh dari kendaraan yang sudah diproduksi sekarang, seperti Panser Anoa. Ukuran besar-besar semua dan hanya bisa dipakai sebagai pengangkut pasukan, tapi besar sekali," jelasnya.
Karena ukurannya yang sangat kecil, alat ini bisa dipakai untuk mendukung mobilisasi pasukan. Terutama membuyarkan konsentrasi musuh, dengan demikian pasukan penyerbu bisa bergerak dengan perlindungan body tank.
Rencananya, mereka tak hanya memasangkan senapan mesin ringan, tapi juga pelontar granat atau roket. Hanya saja, Bachtiar masih mengakui beberapa kelemahan terutama di bidang proteksi atau menahan peluru. Tapi hal ini tentu bisa diakali dengan menggunakan baja yang bagus jika ada dana yang cukup.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.