Dhani Irawan/detikcom ★
Untuk mempererat hubungan kerjasama bilateral antara pemerintah Indonesia dan Inggris di bidang kemaritiman, kedua negara mengadakan '1st Bilateral Maritime Workshop RI-UK'.
Workshop ini bertujuan untuk berdiskusi dan mengumpulkan masukan serta tanggapan dalam mengimplementasikan MSP (Memorandum Saling Pengertian) kerja sama bidang maritim RI-Inggris, mengidentifikasi isu-isu penting dalam kerja sama maritim RI-Inggris, mengumpulkan bahan dalm menyusun kertas posisi untuk 1st BMF di London yang akan diselenggarakan pada bulan April 2016.
"Hari ini adalah kesempatan di mana Indonesia dan Inggris menjalankan salah satu elemen dalam perjanjian bilateral di bidang kemaritiman antara Indonesia dan Inggris dan pada tahun ini kita akan melakukan implementasinya, nah ini adalah bagian dari implementasi itu dan jadi hari ini kita ada workshop dengan Inggris," ujar Deputi bidang Kelautan Maritim Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Arif Havas Oegroseno, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (22/2/2016).
Workshop ini terbagi menjadi 4 agenda, yaitu Culture Fisheries, Renewable Energy, Hidrografi, Oseanografi dan riset di bidang laut, dan yang terakhir masalah hukum laut dan kebijakan maritim Indonesia-Inggris.
"Agenda workshopnya ada 4, pertama culture fisheries, kedua renewable energy, ketiga hydrografi, oseanografi, research di bidang laut, yang keempat adalah diskusi mengenai masalah hukum laut dan masalah kebijakan maritim Indonesia dengan Inggris," lanjut Arif.
Arif berharap ke depannya akan ada langkah konkrit yang dilakukan pemerintah Indonesia dan Inggris dari hasil workshop tersebut.
"Harapannya nanti setelah ini adalah suatu kegiatan-kegiatan yang konkrit yang nyata di mana Indonesia dan Inggris membentuk kerjasama yang real, misalnya di bidang culture perikanan, kita bisa bertukar pikiran budidaya ikan yang juga masalah terkait masalah-masalah perikanan tangkap, akses pasar Indonesia, ekspor seafood Indonesia ke Inggris, Kemudian masalah renewable energy, Inggris itu punya teknologi-teknologi baru di bidang renewable energy, mengembangkan renewable energy kita ingin melihat teknologi mana yang bisa kembangkan di Indonesia, Hidrografi dan oseanografi Indonesia dan Inggris sudah ada kerja sama yang udah lama, kita ingin menambah lagi berbagai untuk kerja sama yang baru riset dan kelautan bidang apa saja yang bisa kembangkan, Kalau diskusi mengenai masalah hukum laut, kebijakan kelautan itu merupakan suatu diskusi yang sifatnya policy ya kebijakan itu jadi lebih kepada mencari kemungkinan apakah ada hal yang bisa disamakan di bidang hukum laut antara Indonesia dan Inggris," ungkap Arif. (ang/ang)
Untuk mempererat hubungan kerjasama bilateral antara pemerintah Indonesia dan Inggris di bidang kemaritiman, kedua negara mengadakan '1st Bilateral Maritime Workshop RI-UK'.
Workshop ini bertujuan untuk berdiskusi dan mengumpulkan masukan serta tanggapan dalam mengimplementasikan MSP (Memorandum Saling Pengertian) kerja sama bidang maritim RI-Inggris, mengidentifikasi isu-isu penting dalam kerja sama maritim RI-Inggris, mengumpulkan bahan dalm menyusun kertas posisi untuk 1st BMF di London yang akan diselenggarakan pada bulan April 2016.
"Hari ini adalah kesempatan di mana Indonesia dan Inggris menjalankan salah satu elemen dalam perjanjian bilateral di bidang kemaritiman antara Indonesia dan Inggris dan pada tahun ini kita akan melakukan implementasinya, nah ini adalah bagian dari implementasi itu dan jadi hari ini kita ada workshop dengan Inggris," ujar Deputi bidang Kelautan Maritim Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Arif Havas Oegroseno, di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (22/2/2016).
Workshop ini terbagi menjadi 4 agenda, yaitu Culture Fisheries, Renewable Energy, Hidrografi, Oseanografi dan riset di bidang laut, dan yang terakhir masalah hukum laut dan kebijakan maritim Indonesia-Inggris.
"Agenda workshopnya ada 4, pertama culture fisheries, kedua renewable energy, ketiga hydrografi, oseanografi, research di bidang laut, yang keempat adalah diskusi mengenai masalah hukum laut dan masalah kebijakan maritim Indonesia dengan Inggris," lanjut Arif.
Arif berharap ke depannya akan ada langkah konkrit yang dilakukan pemerintah Indonesia dan Inggris dari hasil workshop tersebut.
"Harapannya nanti setelah ini adalah suatu kegiatan-kegiatan yang konkrit yang nyata di mana Indonesia dan Inggris membentuk kerjasama yang real, misalnya di bidang culture perikanan, kita bisa bertukar pikiran budidaya ikan yang juga masalah terkait masalah-masalah perikanan tangkap, akses pasar Indonesia, ekspor seafood Indonesia ke Inggris, Kemudian masalah renewable energy, Inggris itu punya teknologi-teknologi baru di bidang renewable energy, mengembangkan renewable energy kita ingin melihat teknologi mana yang bisa kembangkan di Indonesia, Hidrografi dan oseanografi Indonesia dan Inggris sudah ada kerja sama yang udah lama, kita ingin menambah lagi berbagai untuk kerja sama yang baru riset dan kelautan bidang apa saja yang bisa kembangkan, Kalau diskusi mengenai masalah hukum laut, kebijakan kelautan itu merupakan suatu diskusi yang sifatnya policy ya kebijakan itu jadi lebih kepada mencari kemungkinan apakah ada hal yang bisa disamakan di bidang hukum laut antara Indonesia dan Inggris," ungkap Arif. (ang/ang)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.