blog-indonesia.com

Sabtu, 13 Februari 2016

Katalog Kapal Indonesia

Ilustrasi kapal maritim produksi bangsa Indonesia Ilustrasi KRI dengan panjang 40-60 meter desain GM

Bila anda pengemar cerita mini seri, artikel ini merupakan seri lanjutan dari episode lalu mengenai kapal produksi bangsa Indonesia yang mulai berkilau di masa poros maritim yang di embuskan pemerintah Jokowi.

Artikel lalu yang berjudul "Mari Mengambar" sempat membahas beberapa kapal pesenan TNI AL kedepan seperti kapal OPV (Offshore Patrole Vessel) sebanyak 2 unit, lalu Kapal rumah sakit sekelas KRI dr Soeharso sebanyak 2 unit dan penantian kapal MRLF (Multi Role Light Frigate) PKR 10514 berkembang biak menjadi minimal 6 unit, malah dalam rapat dengan anggota komisi DPR, KASAL menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan 25 unit kapal sekelas PKR 10514. Tentunya dalam beragam versi maupun panjang tergantung dari fungsi kapal tersebut kedepan.

Melihat berita terakhir, Seolah menyambut angin poros maritim, Bakamla maupun KKP pun menyatakan ingin membangun armada kapal dengan kapal besar (bukan kelas ringan yang hanya mampu bermain di pesisir pantai, dan takut menghadapi ombak besar).

Tentunya berita ini disambut gembira galangan kapal di nusantara. Pada tahun 2015, terdengar kabar bahwa galangan kapal di Indonesia banyak mendapat proyek kapal sehingga ada yang menolak pesanan baru sampai pesenan kapal yang lama selesai di kerjakan.

Melihat perkembangan kapal di Indonesia, terlihat jelas dari beberapa tahun lalu. Dengan angin poros maritim yang dihembuskan sang nahkoda, seakan membuat kreasi anak bangsa bersemangat berkarya dengan bantuan dari luar yang di kenal ToT lebih mewarnai kanvas cat perkapalan Indonesia. Dengan kapasitas yang berbeda, mulai bermuculan kapal dengan penampakan yang cukup membanggakan hati. Selain kapal perang/militer, juga di luncurkan beberapa kapal produksi anak bangsa yang memenuhi kebutuhan kapal di nusantara. Ada kapal pengangkut sapi, kapal Ro-Ro penghubung antar pulau maupun kapal perintis dan lain-lain.

Selain itu ada pula kapal lainnya yang biasanya Bangsa ini rajin membeli dari luar, sekarang dengan kebijakan pemerintah, dianjurkan semua kapal yang mampu diproduksi di dalam negeri menjadi prioritas utama dalam pengadaan kapal kedepan.

Terlihat penampakan beragam kapal baru yang mulai meramaikan perairan nusantara, apalagi bu Susi akan memesan sekitar 3000 lebih kapal untuk nelayan.

Bersamaan dengan kebutuhan kapal banyak, instansi yang terkait turut pula memperbaharui kapalnya dengan sistem yang lebih maju, sehingga dapat memonitor keamanan di perairan nusantara, berikut dibawah desain kapal kebutuhan Bakamla, KKP dan TNI AL yang dikreasikan oleh pakar ahli gambar abal-abal legendaris GM.
Bakamla Ilustrasi kapal Bakamla desain GM

Badan Keamanan Laut (Bakamla) terus memperkuat kemampuannya dalam menjaga kedaulatan wilayah perairan Indonesia.

Terdengar kabar bahwa Bakamla akan menambah kapalnya dengan kapal cukup besar dengan panjang 110 meter. Berita ini cukup menggembirakan dan melebihi panjang kapal produksi PT PAL, PKR 10514 pesenan TNI AL. Rencananya kapal Bakamla ini akan diproduksi Palindo Shipyard, Batam.

Berikut ilustrasi kapal Bakamla hasil kreasi pakar GM, dengan menambahkan alutsista sebagai pertahanan dirinya. Sebagai gambaran terkini, Bakamla sampai detik ini hanya diperbolehkan menggunakan senjata mesin kaliber 12,7 mm pada kapalnya. Namun melihat kebrutalan para maling nusantara, yang berani melawan petugas di lapangan, bukan hal luar biasa bila kedepannya Bakamla sebagai Indonesia Coast Guard akan meningkatkan persenjataannya seperti negara lainnya.

Sebagai badan keamanan dalam negeri, Bakamla juga diminta untuk membantu bila nantinya dalam kondisi perang, dengan mempersiapkan peluncur rudal di kapalnya. Berita terakhir, salah satu pejabat menyatakan Bakamla sebagai komponen cadangan mempersiapkan kapal yang ada sebanyak 6 unit dengan peluncur peluru kendali dan senjata kaliber 12,7 mm pada kapalnya. Enam kapal itu dengan nomor seri 48 mulai dari 01-06.

Dia menjelaskan, penempatan alutsista di kapal Bakamla sudah sesuai aturan dari Menteri Pertahanan (Menhan) Nomor 7 Tahun 2010 tentang pedoman perizinan, pengawasan dan pengendalian senjata api standar militer di luar lingkungan Kementerian Pertahanan dan TNI.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019, Bakamla menargetkan memiliki 30 kapal. Rinciannya, kapal berukuran 16 meter sebanyak 14 unit. Kapal ukuran 80 meter sebanyak 10 unit dan kapal 110 meter sebanyak empat unit.

Pengadaan kapal berukuran besar itu sangat penting, karena ada kecenderungan kapal-kapal asing melakukan illegal fishing dengan melakukan aksi di garis perbatasan. Sementara, kapal milik TNI AL yang beroperasi masih terbatas.

Di perairan utara Sumatera banyak aksi people smuggling, sehingga kapal berukuran 110 meter bila rampung akan di operasikan disana.
KKP Ilustrasi kapal markas kreasi GM

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan nahkoda bu Susi kembali meramaikan berita poros maritim, memesan kepada PT PAL Indonesia, kapal markas atau kapal induk perikanan yang merupakan pertama di Indonesia.

Kapal ini bisa dipakai untuk misi pengawasan, pengintaian dan pemantauan maritim. Selain itu, kapal ini bisa mendukung aktivitas pencurian ikan atau illegal fishing karena bisa membawa kapal patroli di dalamnya.

Kapal tersebut telah disetujui bu Susi, sebetulnya penyempurnaan dari desain kapal perang jenis Strategis Sealift Vessel (SSV) yang dirancang untuk memenuhi pesanan militer Filipina.

Selain sebagai markas, kapal yang dirancang memiliki panjang 140 meter ini bisa dipakai sebagai rumah sakit terapung hingga sarana karantina dan penelitian. Kapal ini juga dilengkapi teknologi canggih pemantau ikan. Kapal juga bisa dipakai penyedia sarana bahan bakar dan sarana koordinasi dan posko bagi instansi.

Pemberantasan pencurian ikan atau illegal fishing menjadi salah satu agenda prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2016. Makanya, KKP akan memperkuat armada kapal untuk memberantas pencurian ikan lewat pengadaan kapal baru Sebanyak 10 unit.

Asep Burhanudin, Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP menjelaskan, armada kapal baru terdiri dari empat unit kapal pengawas berukuran 60 meter, lima unit speedboat, serta satu unit kapal pengawas atau kapal markas berukuran 140 meter. Kapal tersebut akan memperkuat armada KKP saat ini yang mencapai 31 kapal.

Empat unit kapal pengawas berukuran 60 meter akan dibangun melalui program Sistem Kapal Inspeksi Perikanan Indonesia (SIKPl) dan direncanakan selesai pada Apri1 2016. “Nantinya, keempat kapal tersebut akan digunakan untuk menutup akses illegal fishing, antara lain di Selat Malaka, Laut Natuna, Laut Arafuru, dan Laut Sulawesi,” jelas Asep mengutip berita detik online, Rabu (6/1).

Selanjutnya untuk implementasi Sistem Pemantauan Kapal Perikanan (SPKP) atau Vessel Monitoring System (VMS), dari 3.277 unit kapal perikanan di atas 30 gross tonnage (GT) yang terdaftar di Ditjen Perikanan Tangkap KKP, telah dipasang transmitter VMS online sebanyak 2.864 unit.
OPV Desain OPV by GM

OPV (Offshore Patrole Vessel) merupakan kapal baru yang akan dipesan TNI AL. Seperti berita di media sebelumnya, TNI AL akan memesan sebanyak 2 unit kapal jenis OPV.

Namun sayang sampai hari ini GM belum mendapat gambaran kapal apa yang akan dipesan TNI AL. Atas inisiatif dan kreasi legendaris GM yang anda lupakan, maka didesain kapal OPV dengan panjang 60, 75 dan 90 meter. Desain ini merujuk kapal OPV besutan Damen dengan perkawinan silang model Sigma yang penyempurnaannya melihat kebutuhan dan kapasitasnya.

Bila melihat fungsi kapal OPV sebagai kapal patrol modern, maka kapal tidak dipersenjatai peluru kendali, namun membutuhkan alat sensor dan radar terkini untuk memantau keberadaan kapal di laut. Selain sebagai kapal patroli juga di siapkan landasan helikopter, sehingga bila anda menjadi pejabat ingin turut turun gunung, dapat dengan waktu relatif cepat menghampiri kapal OPV tersebut. Kebutuhan landasan helikopter cukup mutlak, selain untuk memantau perairan sekitar juga bisa digantikan dengan drone/helikopter tanpa awak.

Melihat kehandalan PT PAL yang berhasil mendesain berbagai kapal, tidak menutup kemungkinan kapal akan dipesan dari galangan kapal BUMNIS ini, atau mungkin mencoba galangan kapal lokal di Surabaya yang berhasil membuat kapal patroli 60 meter untuk Kementrian Perhubungan.

Semua itu tergantung Mas Boy ungkap Emon.
Brosur Kapal Maritim Katalog KRI TNI AL [GM]

Melihat beberapa kapal yang berhasil di luncurkan di perairan nusantara, tidak ada salahnya kita mempunyai katalog kapal maritim. Bermula dari kapal imut-imut hasil karya anak negeri sampai kapal besar.

Nantinya bila kebijakan tak diubah lagi, Indonesia sedang mempersiapkan kapal dengan panjang 150 meter dengan ahli perkapalan bersama akademis ITS di Surabaya. Bila berhasil di produksi akan menjadi kapal jenis Destroyer pertama di Indonesia (#ngarep.com).

Melihat perkembangan akhir ini yang terus berubah, galangan kapal lokal lainnya juga akan berlomba mewarnai kanvasnya dengan inovasi kreasi yang akan membanggakan bangsa Indonesia.

Selain itu juga PT Lundin akan menerbitkan kapal Trimaran pesenan TNI AL, juga ada penampakan kapal Trimaran dengan warna khas Bakamla. Semoga hasil keringat kreasi anak bangsa ini terus di hargai dan berkembang menjadi ikon perkapalan dunia. Negara ini luas lautnya, sudah seharusnya kita berjaya di laut ...

  ★ Garuda Militer  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More