Tapi Butuh Teknologinya Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membuka acara Bali Clean Energy Forum (BCEF) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali. Hadir pejabat dari 26 negara di acara ini.
Di hadapan para tamu dari negara tetangga itu, JK menyampaikan Indonesia kaya akan sumber energi, baik itu fosil maupun terbarukan. Menurut JK, yang diperlukan Indonesia saat ini adalah teknologi untuk memanfaatkan energi tersebut.
"Kita menyadari energi sudah jadi kebutuhan pokok, juga pendorong kemajuan. Kita semua datang di sini untuk membicarakan bagaimana kemajuan itu dapat disesuaikan dengan situasi saat ini," kata JK dalam pidatonya, Kamis (11/2/2016).
"Kita semua menyadari bahwa kita harus melakukan pembangunan sekaligus menjaga lingkungan. Kalau kita bicara listrik, hampir semua pembangkit di Indonesia dimulai dari diesel. Namun seperti perkembangan di dunia, harus ada perkembangan yang mendasar, maka kita bicara tentang clean sekaligus renewable energy," ujarnya.
Selama ini, kata JK, Indonesia mengandalkan batu bara untuk energi listriknya. Ongkos pembangkit batu bara memang lebih terjangkau daripada energi terbarukan, tapi imbasnya terhadap lingkungan lebih besar.
"Apabila kita bicara cost, sebagian besar clean energy pasti lebih mahal daripada batu bara. Pada akhirnya yang dapat menyelesaikan ini adalah teknologi dan kerja sama," jelasnya.
"Bagaimana gap antara kebutuhan, dan yang dapat diselesaikan bersama-sama, kita duduk bersama-sama. Banyak negara punya teknologi, tapi tentu SDA-nya tidak banyak. Banyak negara yang SDA-nya banyak, tapi tidak punya teknologinya," tambah JK.
JK mengatakan, Indonesia karena berada di daerah tropis, tentu mudah mengembangkan solar energy, hampir setiap hari ada matahari. Indonesia juga punya banyak gunung berapi, artinya punya geothermal.
"Kita negara kepulauan, punya sumber angin yang kontinyu. Kita punya banyak sungai, mikro hidro cukup banyak. Tentu pada akhirnya yang dibutuhkan adalah teknologi," kata JK. (ang/dnl)
Di hadapan para tamu dari negara tetangga itu, JK menyampaikan Indonesia kaya akan sumber energi, baik itu fosil maupun terbarukan. Menurut JK, yang diperlukan Indonesia saat ini adalah teknologi untuk memanfaatkan energi tersebut.
"Kita menyadari energi sudah jadi kebutuhan pokok, juga pendorong kemajuan. Kita semua datang di sini untuk membicarakan bagaimana kemajuan itu dapat disesuaikan dengan situasi saat ini," kata JK dalam pidatonya, Kamis (11/2/2016).
"Kita semua menyadari bahwa kita harus melakukan pembangunan sekaligus menjaga lingkungan. Kalau kita bicara listrik, hampir semua pembangkit di Indonesia dimulai dari diesel. Namun seperti perkembangan di dunia, harus ada perkembangan yang mendasar, maka kita bicara tentang clean sekaligus renewable energy," ujarnya.
Selama ini, kata JK, Indonesia mengandalkan batu bara untuk energi listriknya. Ongkos pembangkit batu bara memang lebih terjangkau daripada energi terbarukan, tapi imbasnya terhadap lingkungan lebih besar.
"Apabila kita bicara cost, sebagian besar clean energy pasti lebih mahal daripada batu bara. Pada akhirnya yang dapat menyelesaikan ini adalah teknologi dan kerja sama," jelasnya.
"Bagaimana gap antara kebutuhan, dan yang dapat diselesaikan bersama-sama, kita duduk bersama-sama. Banyak negara punya teknologi, tapi tentu SDA-nya tidak banyak. Banyak negara yang SDA-nya banyak, tapi tidak punya teknologinya," tambah JK.
JK mengatakan, Indonesia karena berada di daerah tropis, tentu mudah mengembangkan solar energy, hampir setiap hari ada matahari. Indonesia juga punya banyak gunung berapi, artinya punya geothermal.
"Kita negara kepulauan, punya sumber angin yang kontinyu. Kita punya banyak sungai, mikro hidro cukup banyak. Tentu pada akhirnya yang dibutuhkan adalah teknologi," kata JK. (ang/dnl)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.