Di Singapore AirshowCN-235-200 (IHS/Ridzwan Rahmat) ☆
Angkatan Laut Indonesia tampil perdana dengan pesawat patroli maritim baru di pameran udara internasional, Singapore Airshow, sebagai cerminan ambisi Indonesia untuk menangkap pasar yang berkembang untuk platform pesawat patroli maritim.
Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut, atau TNI-AL telah mengirimkan satu pesawat patroli maritim (MPA) CN-235-220 ke satu pertunjukan udara internasional untuk pertama kalinya, dalam upaya untuk lebih mempromosikan kemampuan kedirgantaraan asli negara itu.
Pesawat, dengan nomor seri P-862, adalah yang terakhir dari tiga pesawat MPA yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan Indonesia di bawah kontrak senilai USD 80 juta, yang dikerjakan oleh produsen pesawat milik negara PT Dirgantara Indonesia, yang ditandatangani dan dibeli bulan Desember 2009. Pesawat MPA ini diserahkan ke TNI-AL pada akhir 2014.
“Pesawat ini memiliki beberapa perbaikan dari CN-235 milik Angkatan Udara Indonesia versi sebelumnya, produk tahun 2008”, kata Letnan Kolonel Batos Leksono, seorang pemimpin skuadron dari Skuadron Udara 200 dan pilot dari MPA, pada 18 Februari di Singapore Airshow 2016. “ini termasuk upgrade winglets yang meningkatkan kemampuan terbang pesawat, termasuk peningkatan payload, dan stabilitas”, katanya.
Perbaikan lainnya termasuk pengenalan jendela yang lebih besar, masing-masing satu di port dan sisi starboard untuk visibilitas yang lebih baik dalam misi pencarian dan penyelamatan, dan peningkatan fitur two-station operator console, untuk misi patroli maritim dan ASW.
Pesawat MPA TNI-AL dilengkapi piranti Thales Airborne Maritime Situation & Control System (AMASCOS) 200 MPA mission, Thales Airborne Systems dan Radar Udara Patroli Maritim EADS Ocean Master 400, serta sistem deteksi anomali magnetik AN/ASQ 508A buatan CAE.
Platform CN-235-200 MPA ini didukung oleh mesin kembar turboprop General Electric CT7-9C yang mencapai kecepatan maksimum 230 kt.
“Penerbangan Juanda [markas MPA] ke Singapura menjadi kesempatan yang baik bagi awak kami untuk membiasakan diri dengan operasi di atas laut dan sekaligus melakukan promosi industri kedirgantaraan Indonesia”, kata Letkol Leksono, yang berharap akan kembali pada kegiatan Singapore Airshow berikutnya. [Janes.com]
Angkatan Laut Indonesia tampil perdana dengan pesawat patroli maritim baru di pameran udara internasional, Singapore Airshow, sebagai cerminan ambisi Indonesia untuk menangkap pasar yang berkembang untuk platform pesawat patroli maritim.
Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Laut, atau TNI-AL telah mengirimkan satu pesawat patroli maritim (MPA) CN-235-220 ke satu pertunjukan udara internasional untuk pertama kalinya, dalam upaya untuk lebih mempromosikan kemampuan kedirgantaraan asli negara itu.
Pesawat, dengan nomor seri P-862, adalah yang terakhir dari tiga pesawat MPA yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan Indonesia di bawah kontrak senilai USD 80 juta, yang dikerjakan oleh produsen pesawat milik negara PT Dirgantara Indonesia, yang ditandatangani dan dibeli bulan Desember 2009. Pesawat MPA ini diserahkan ke TNI-AL pada akhir 2014.
“Pesawat ini memiliki beberapa perbaikan dari CN-235 milik Angkatan Udara Indonesia versi sebelumnya, produk tahun 2008”, kata Letnan Kolonel Batos Leksono, seorang pemimpin skuadron dari Skuadron Udara 200 dan pilot dari MPA, pada 18 Februari di Singapore Airshow 2016. “ini termasuk upgrade winglets yang meningkatkan kemampuan terbang pesawat, termasuk peningkatan payload, dan stabilitas”, katanya.
Perbaikan lainnya termasuk pengenalan jendela yang lebih besar, masing-masing satu di port dan sisi starboard untuk visibilitas yang lebih baik dalam misi pencarian dan penyelamatan, dan peningkatan fitur two-station operator console, untuk misi patroli maritim dan ASW.
Pesawat MPA TNI-AL dilengkapi piranti Thales Airborne Maritime Situation & Control System (AMASCOS) 200 MPA mission, Thales Airborne Systems dan Radar Udara Patroli Maritim EADS Ocean Master 400, serta sistem deteksi anomali magnetik AN/ASQ 508A buatan CAE.
Platform CN-235-200 MPA ini didukung oleh mesin kembar turboprop General Electric CT7-9C yang mencapai kecepatan maksimum 230 kt.
“Penerbangan Juanda [markas MPA] ke Singapura menjadi kesempatan yang baik bagi awak kami untuk membiasakan diri dengan operasi di atas laut dan sekaligus melakukan promosi industri kedirgantaraan Indonesia”, kata Letkol Leksono, yang berharap akan kembali pada kegiatan Singapore Airshow berikutnya. [Janes.com]
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.