Pakai PMN Rp700 M Alutsista produksi PT Pindad ☆
PT Pindad (Persero) akan fokus pada lini produksi alat utama sistem persenjataan atau alutsista dengan meningkatkan kapasitas produksinya guna mendukung pertahanan dan keamanan negara, terutama bagi Tentara Negara Indonesia sebagai end user.
Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan perseroannya fokus ke produk alutsista dengan menerapkan pola korporasi dimana proses bisnis yang dijalankan akan di-review untuk menjaga efisiensi dengan tetap mempertahankan kualitas.
“Sebagai BUMN industri strategis, PT Pindad senantiasa berusaha memenuhi penyediaan kebutuhan alutsista secara mandiri,” katanya dalam keterangan perseroan menyambut peringatan HUT ke-71 TNI, Rabu (5/10'/2016).
Sebagai upaya peningkatan kapasitas produksi alutsista, PT Pindad akan mengoptimalkan penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2015 yang mengalir senilai Rp 700 miliar dari pemerintah ke perseroan.
Alokasi yang terbesar dari dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan lini produksi munisi kaliber kecil (MKK) dan munisi kaliber besar (MKB), serta untuk pengembangan lini produksi tank, kendaraan tempur (ranpur) dan persenjataan lainnya.
Di samping itu, Abraham menjelaskan ada juga alokasi khusus untuk pengembangan produk dan proses guna memastikan hadirnya produk-produk PT Pindad yang lebih terbarui dengan teknologi yang lebih maju.
“Upaya ini sejalan dengan rencana strategis pemenuhan kebutuhan pokok minimum atau minimum essential forces TNI dalam rentang 2009-2024,” ujarnya.
Pada 2016, perseroan telah meluncurkan empat produk senjata baru yang telah diresmikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kementerian Pertahanan untuk mendukung performa prajurit dalam berbagai macam operasi.
“Pengembangan varian terhadap produk ranpur juga terus dilakukan seperti pada ranpur Badak, Anoa, dan Komodo dengan menambah fitur-fitur yang lebih diandalkan,” sebut Abraham.
Dia menegaskan perseroannya mendukung sepenuhnya TNI untuk menjadi angkatan bersenjata yang tangguh dengan persenjataan modern yang dapat diandalkan. “Sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi agar alutsista ke depan harus dilakukan modernisasi.”
Produsen senjata yang telah menjadi perusahaan pelat merah sejak 1983 itu secara aktif memproduksi berbagai alutsista untuk kebutuhan TNI dan mengekspor sejumlah produk unggulan, seperti amunisi dan kendaraan tempur ke pasar global.
Selain menghasilkan alutsista, PT Pindad memproduksi komponen pendukung kegiatan industrial, seperti pengait rel kereta api, motor traksi, generator, crane kapal laut, dan ekskavator bermerek Pindad Excava 200 pada 2015 yang diproyeksikan mendukung proyek pembangunan.
PT Pindad (Persero) akan fokus pada lini produksi alat utama sistem persenjataan atau alutsista dengan meningkatkan kapasitas produksinya guna mendukung pertahanan dan keamanan negara, terutama bagi Tentara Negara Indonesia sebagai end user.
Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan perseroannya fokus ke produk alutsista dengan menerapkan pola korporasi dimana proses bisnis yang dijalankan akan di-review untuk menjaga efisiensi dengan tetap mempertahankan kualitas.
“Sebagai BUMN industri strategis, PT Pindad senantiasa berusaha memenuhi penyediaan kebutuhan alutsista secara mandiri,” katanya dalam keterangan perseroan menyambut peringatan HUT ke-71 TNI, Rabu (5/10'/2016).
Sebagai upaya peningkatan kapasitas produksi alutsista, PT Pindad akan mengoptimalkan penyertaan modal negara (PMN) tahun anggaran 2015 yang mengalir senilai Rp 700 miliar dari pemerintah ke perseroan.
Alokasi yang terbesar dari dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan lini produksi munisi kaliber kecil (MKK) dan munisi kaliber besar (MKB), serta untuk pengembangan lini produksi tank, kendaraan tempur (ranpur) dan persenjataan lainnya.
Di samping itu, Abraham menjelaskan ada juga alokasi khusus untuk pengembangan produk dan proses guna memastikan hadirnya produk-produk PT Pindad yang lebih terbarui dengan teknologi yang lebih maju.
“Upaya ini sejalan dengan rencana strategis pemenuhan kebutuhan pokok minimum atau minimum essential forces TNI dalam rentang 2009-2024,” ujarnya.
Pada 2016, perseroan telah meluncurkan empat produk senjata baru yang telah diresmikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu di Kementerian Pertahanan untuk mendukung performa prajurit dalam berbagai macam operasi.
“Pengembangan varian terhadap produk ranpur juga terus dilakukan seperti pada ranpur Badak, Anoa, dan Komodo dengan menambah fitur-fitur yang lebih diandalkan,” sebut Abraham.
Dia menegaskan perseroannya mendukung sepenuhnya TNI untuk menjadi angkatan bersenjata yang tangguh dengan persenjataan modern yang dapat diandalkan. “Sejalan dengan pernyataan Presiden Jokowi agar alutsista ke depan harus dilakukan modernisasi.”
Produsen senjata yang telah menjadi perusahaan pelat merah sejak 1983 itu secara aktif memproduksi berbagai alutsista untuk kebutuhan TNI dan mengekspor sejumlah produk unggulan, seperti amunisi dan kendaraan tempur ke pasar global.
Selain menghasilkan alutsista, PT Pindad memproduksi komponen pendukung kegiatan industrial, seperti pengait rel kereta api, motor traksi, generator, crane kapal laut, dan ekskavator bermerek Pindad Excava 200 pada 2015 yang diproyeksikan mendukung proyek pembangunan.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.