Ilustrasi Bandara Gibraltar
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggenjot percepatan pembangunan jalan di wilayah perbatasan Indonesia. Dengan tersambungnya jalan ini diharapkan akan mengurangi disparitas antara kota dengan daerah perbatasan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan salah satu yang menjadi fokus adalah pembangunan jalan perbatasan di Kalimantan Barat, perbatasan Indonesia-Malaysia.
Pembangunan jalan perbatasan, tepatnya di Aruk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat sedikit berbeda dengan jalan raya perbatasan lainnya. Di wilayah ini akan ada titik dengan jalan perbatasan tersebut dibuat layaknya runway sebuah bandar udara.
”Di sana kita buat jalan yang lebar, karena diperintahkan ini jalan untuk bisa didarati pesawat-pesawat tempur dalam kondisi-kondisi tertentu,” kata Basuki di Kantor Kepala Staf Presiden, Kamis (27/10/2016).
Jalan yang bisa difungsikan sebagai landasan pesawat ini akan dibuat dengan panjang 2-3 kilometer (km). Pembuatan jalan yang bisa digunakan sebagai sarana militer ini sesuai permintaan Kementerian Pertahanan.
Basuki menuturkan, jika jalan-jalan perbatasan standarnya memiliki total lebar 11 meter dengan lebar aspal 7 meter, namun jalan yang bisa didarati pesawat ini memiliki lebar layaknya landasan bandara perintis.
“Jadi kita cari ruas-ruas mana yang bisa dilebarkan, ini menyangkut faktor keamanan dan emergency,” tegas Basuki.
Sepanjang 2016, Basuki menuturkan, Kementerian PUPR telah membangun 99,1 km jalan perbatasan di Kalimantan Barat. Dengan ada pembangunan tersebut maka kini sudah ada 702,1 km jalan yang sudah tembus dan masih ada 147,9 km yang belum tembus.
Pembangunan ini akan digenjot di tahun 2017. Pada tahun depan, Kementerian PUPR akan membangun 83,7 km jalan baru. Diharapkan jalan tembus sudah mencapai 752,9 km hingga akhir 2017.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus menggenjot percepatan pembangunan jalan di wilayah perbatasan Indonesia. Dengan tersambungnya jalan ini diharapkan akan mengurangi disparitas antara kota dengan daerah perbatasan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan salah satu yang menjadi fokus adalah pembangunan jalan perbatasan di Kalimantan Barat, perbatasan Indonesia-Malaysia.
Pembangunan jalan perbatasan, tepatnya di Aruk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat sedikit berbeda dengan jalan raya perbatasan lainnya. Di wilayah ini akan ada titik dengan jalan perbatasan tersebut dibuat layaknya runway sebuah bandar udara.
”Di sana kita buat jalan yang lebar, karena diperintahkan ini jalan untuk bisa didarati pesawat-pesawat tempur dalam kondisi-kondisi tertentu,” kata Basuki di Kantor Kepala Staf Presiden, Kamis (27/10/2016).
Jalan yang bisa difungsikan sebagai landasan pesawat ini akan dibuat dengan panjang 2-3 kilometer (km). Pembuatan jalan yang bisa digunakan sebagai sarana militer ini sesuai permintaan Kementerian Pertahanan.
Basuki menuturkan, jika jalan-jalan perbatasan standarnya memiliki total lebar 11 meter dengan lebar aspal 7 meter, namun jalan yang bisa didarati pesawat ini memiliki lebar layaknya landasan bandara perintis.
“Jadi kita cari ruas-ruas mana yang bisa dilebarkan, ini menyangkut faktor keamanan dan emergency,” tegas Basuki.
Sepanjang 2016, Basuki menuturkan, Kementerian PUPR telah membangun 99,1 km jalan perbatasan di Kalimantan Barat. Dengan ada pembangunan tersebut maka kini sudah ada 702,1 km jalan yang sudah tembus dan masih ada 147,9 km yang belum tembus.
Pembangunan ini akan digenjot di tahun 2017. Pada tahun depan, Kementerian PUPR akan membangun 83,7 km jalan baru. Diharapkan jalan tembus sudah mencapai 752,9 km hingga akhir 2017.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.