Bali
☆ KERJASAMA Pemerintah RI dengan Irak di bidang energi dan ketenagalistrikan memasuki babak baru. Menteri ESDM Jero Wacik, mengatakan pemerintah Irak berkomitmen menanamkan investasi besar di Indonesia untuk membantu pembangunan kilang minyak baru. ”Mereka siap memasok 300.000 crude Oil untuk kilang baru yang akan kita bangun nanti,” ujar Jero di sela-sela acara The 1st Indonesia-Irak Joint Working Group di Denpasar, Bali, Selasa (11/4).
Dikatakannya, pemerintah Irak juga mengundang perusahaan minyak Indonesia untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi migas di Irak sebagaimana telah dilakukan Pertamina sejak setahun terakhir ini. Produksi minyak Irak per hari mencapai tiga juta barel per hari dari 28 lapangan. Irak menargetkan produksi minyak meningkat menjadi 9-10 juta barel per hari pada 2020. Jero berharap ground breaking kilang baru dapat terealisasi dalam beberapa bulan mendatang sebelum masa kerja kabinet berakhir pada Oktober 2014.
Sementara di hilir migas, Irak berencana membangun empat kilang baru yang berkapasitas total 750.000 barel per hari. Saat ini Irak telah memiliki 12 kilang dengan kapasitas 850.000 barel per harinya. Pemerintah Irak amat berminat membangun kilang di kawasan Asia Tenggara khususnya lagi di Indonesia. “Kami telah menyediakan lahan yang cukup luas di Kalimantan Timur untuk membangun kilang baru agar kita tidak lagi tergantung pada impor BBM. Supaya tidak perlu impor maka kita memerlukan adanya kilang baru,” kata Jero.
Dalam acara di Denpasar tersebut, bertindak sebagai Ketua Delegasi RI adalah Dirjen Migas Kementerian ESDM A. Edy Hermantoro dan Delegasi Irak dipimpin oleh Director General for Midland Oil Company, Ministry of Oil Iraq, Delman N. Abdullah.
Ketua Delegasi RI A. Edy Hermantoro dalam sambutannya mengemukakan, hubungan bilateral Indonesia dan Irak telah berlangsung lama. Kedua negara memiliki beberapa kesamaan sosial budaya. Selain itu, sumber daya migas kedua negara juga menjadi salah satu penguat kerja sama bilateral Indonesia dan Irak. ”Pemerintah dan dunia bisnis Irak memang makin mengarahkan pandangannya ke Asia Tenggara sejak beberapa tahun ini. Dan Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia amat menarik perhatian mereka,” kata Edy.
Kerja sama migas antara kedua negara ini semakin erat pada saat kunjungan Deputy Prime Minister for Energy Republik Irak, Hussain al-Shahristani ke Indonesia tanggal 24-27 Juni 2012. Pertemuan bilateral tersebut telah membuka peluang kerja yang lebih besar diantara kedua negara. Saat itu, kedua negara sepakat untuk menuangkan bentuk kerja sama secara konkret dalam sebuah MoU yang kemudian rencananya akan disusul dengan semacam Letter of Intent (LOI) antara kedua negara.
Sebagai bentuk implementasi dari MoU tersebut, disepakati dilaksanakan Joint Working Group yang pertama di Indonesia. Pertemuan membahas mengenai migas, kelistrikan, mineral dan batubara, energi baru terbarukan dan konservasi energi, kediklatan dan kelitbangan.
Edy memaparkan, Pemerintah Indonesia sangat optimis dengan peningkatan hubungan bilateral kedua negara. Diharapkan Irak akan memberikan kesempatan positif atau membuka peluang bisnis dan investasi yang luas untuk Indonesia.
Pemerintah Irak menyambut baik joint working group antara Indonesia dan Irak ini. Delman N. Abdullah mengungkapkan, pihaknya ingin lebih mengembangkan potensi migas di negaranya dan membutuhkan investor dari luar negeri, termasuk Indonesia. ”Kita siap memberikan 10 persen dari produksi minyak mentah kita ke Indonesia untuk diolah di kilang yang dibangun nanti,” kata dia.
Keel Laying Kapal Frigate Merah Putih Ke-2
-
*⚓ PT PAL Indonesia Dukung Upaya Pemerintah Tingkatkan Pertahanan Nasional **USUNG
TEKNOLOGI MODERN: Tampil sebagai kapal perang canggih, Frigate Merah Pu...
14 jam yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.