blog-indonesia.com

Senin, 03 Maret 2014

Pembangkit Listrik Panas Bumi di Gunung Ceremai

Status taman nasional dan isu penjualan Ceremai Rp 60 T



Pembangkit listrik tenaga panas bumi. ©2013 Softpedia.com

Bandung Aktivis Gerakan Massa Pejuang untuk Rakyat (Gempur) Kuningan, Okky Satrio Djati menilai isu penjualan Gunung Ceremai senilai Rp 60 Triliun ke asing muncul tak lepas dari rencana eksploitasi tenaga panas bumi di Gunung Ceremai. Menurut Okky, kabar bahwa panas bumi di Gunung Ceremai akan dieksploitasi asing sudah muncul sejak 2004.

Ketika itu, muncul surat keputusan menteri kehutanan tentang keberadaan Taman Nasional Gunung Ceremai. Saat itu SK keluar pada era menteri Kaban yang menggantikan menteri M Prakosa. Menurut Okky, warga curiga mengapa ada taman nasional mengingat dari hasil studi perguruan tinggi setempat konservasi di Gunung Ceremai berbasis masyarakat.

"Masyarakat menganggap ini penuh manipulasi. Masyarakat menilai tidak perlu ada taman nasional di Gunung Ceremai," ujar Okky kepada merdeka.com, Senin (3/3).

Sementara itu, Taman Nasional Gunung Ceremai (TNGC) selaku pengelola membantah adanya eksploitasi Gunung Ceremai, Kuningan Jawa Barat kepada pihak asing.

"Kami tidak tahu itu (penjualan Gunung Ceremai), itu berita dari mana, tidak ada," kata Kepala TNGC, Dulhadi, saat dikonfirmasi, Senin (3/3).

Sejauh ini Ceremai masih dikelola TNGC di bawah pengawasan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Seperti yang disebut-sebut bahwa Ceremai akan dieksplotasi tenaga panas buminya, dia justru mempertanyakan dari mana kabar tersebut beredar.

"Tidak benar, pemanfaatan geothermal itu bahkan belum ada prosesnya sama sekali," tegasnya.

Dia mengaku baru hari ini mengetahui isu tersebut. "Saya tadi lihat saja di media dan banyak yang konfirmasi, tapi itu tidak benar," ujarnya.

Ceremai sendiri saat ini sudah berubah status dari hutan lindung menjadi kawasan taman nasional. Keputusan tersebut melalui penunjukan yang dilakukan SK Menhut RI nomor 424/Menhut-II/2004, sejak 19 Oktober lalu.

Tidak ada pembelian Ceremai, yang ada tender

Isu penjualan Gunung Ceremai di Jawa Barat merebak di media sosial beberapa hari ini. Dari isu yang tak jelas kebenarannya itu berembus kencang jika gunung yang terletak di Kuningan tersebut dijual Rp 60 triliun kepada Chevron, perusahaan asal Amerika Serikat.

Menurut Manager Policy Government Public Affairs PT Jasa Daya Chevron, Ida Bagus Wibatsya, tidak pernah ada proses pembelian yang dilakukan perusahaannya terhadap potensi panas bumi Gunung Ceremai, melainkan proses tender.

"Tidak ada proses pembelian, yang ada adalah proses tender," tegas Ida Bagus lewat pesan singkat dengan merdeka.com, Senin (3/3).

Dia menjelaskan, sejak didirikan, Chevron berkomitmen mengikuti seluruh aturan yang ditetapkan pemerintah dalam menjalankan usahanya di dunia, termasuk Indonesia. Dalam operasinya, Chevron berupaya melakukan konsultasi aktif kepada berbagai pihak.

"Dalam operasinya, Chevron selalu konsultasi aktif, baik dengan pemerintah pusat, daerah maupun pemangku kepentingan lainnya, khususnya masyarakat setempat," ungkapnya.

Bagi perusahaan, lanjut Ida Bagus, sosialisasi yang transparan merupakan syarat mutlak agar pemerintah, masyarakat dan perusahaan dapat saling bekerja sama.

"Proses sosialisasi secara terbuka kepada masyarakat akan dilakukan setelah IUP dikeluarkan oleh Pemda Jabar yang direncanakan tahun 2014 ini," tandasnya.

Perusahaan energi asal Amerika Serikat (AS), PT Chevron Indonesia melalui anak perusahaan PT Jasa Daya Chevron memenangi tender pemanfaatan panas bumi yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Penetapan pemenang ini diumumkan pada 2012 lalu oleh panitia lelang Pemda Jabar.

Meski memenangi tender, perusahaan ini tidak begitu saja melaksanakan proyek tersebut. Pemda Jabar memberikan sejumlah syarat kepada PT Chevron Indonesia, salah satunya dengan melebur bersama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Persyaratan itu menjadi satu-satunya syarat mutlak sebelum diterbitkannya Izin Usaha Pertambangan (IUP) oleh Pemprov Jabar. IUP inilah yang nantinya dipakai untuk menggarap wilayah kerja pertambangan (WKP) Gunung Ceremai.

"Sampai saat ini Chevron belum memasuki wilayah Ceremai dan belum melaksanakan kegiatan fisik, maupun komunikasi di lapangan karena belum terbitnya IUP ini," bebernya.

Orang gila yang mau jual Gunung Ceremai

Gubernur Jabar: Orang gila yang mau jual Gunung CeremaiGubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan gusar dengan isu Gunung Ceremai, Kuningan yang disebut-sebut telah dijual ke pihak asing dengan mahar Rp 6 triliun. Gunung tersebut diisukan sudah dibeli perusahaan asal Amerika Serikat, Chevron melalui anak perusahaan PT Jasa Daya Chevron.

Perusahaan tersebut sebelumnya merupakan peserta lelang penanam modal atau investor Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di gunung tertinggi di Jabar itu.

Pria yang akrab disapa Aher itu menegaskan bahwa isu tersebut adalah bohong besar.

"Orang gila yang mau jual gunung itu," tegasnya di Bandung, Senin (3/3).

Aher menerangkan, tidak ada undang-undang yang mengatur untuk memperjualbelikan gunung. Sejauh ini gunung Ciremai yang dikelola Taman Nasional Gunung Ceremai (TNGC) tidak pernah menemukan masalah.

Sekalipun itu nantinya akan dieksploitasi untuk geothermal bagi pemenang tender untuk kepentingan listrik tenaga panas bumi menurutnya tidak ada yang berbahaya.

"Kalau ada geothermal di situ adalah bahan listrik paling dianjurkan karena ramah lingkungan. Geothermalnya ramah lingkungan, enggak ada persoalan apa-apa, tendernya aja belum jadi kalau memang ada geothermalnya. Kemudian gunungnya nggak mungkin dijual. Enggak mungkin," ucapnya.

Dia meminta masyarakat untuk tidak dengan mudah menelan mentah-mentah informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

"Saya minta kepada teman-teman pelajar mahasiswa yang menggunakan alam sadar secara baik jangan terpengaruh isu seperti itu, bohong itu dan hoax," jawabnya.

Untuk lebih detailnya, politisi PKS tersebut mengaku akan menjelaskan secara detail soal kasus yang merebak beberapa hari ke belakang ini.

"Nanti saya di twitter muncul. Saya kultwitkan saja biar jelas," bebernya.

Proyek Geothermal di Ceremai ramah lingkungan

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menepis isu Gunung Ceremai di Jawa Barat telah dijual pada PT Chevron senilai Rp 60 triliun.

Lewat akun twitter, Aher, panggilan akrabnya menegaskan kawasan Taman Nasional tak bisa diekspolitasi.

"Tidak boleh ada pemanfaatan kawasan hutan Taman Nasional Gunung Ceremai selain untuk sektor Kehutanan, apalagi dijual," tulis Aher, Senin (3/3).

Menurut Aher hal itu sesuai dengan SK Menhut 424/2004, tentang penetapan kawasan hutan Gunung Ceremai sebagai Taman Nasional.

"SK tersebut bukan untuk membuka perusahaan asing masuk, justru untuk melindungi Ceremai sebagai Taman Nasional. Yang mungkin dimanfaatkan adalah kekayaan Geothermal yang ada diluar Taman Nasional," kata politikus PKS ini.

Menurut Aher, seluruh potensi Geothermal itu ada di luar kawasan Taman Nasional Gunung Ceremai.

"Geothermal adalah sumber Energi Listrik yang paling ramah lingkungan, energi terbarukan dan sangat diperlukan untuk kehidupan. Mengoptimalkan Geothermal akan mengurangi ketergantungan kita pada Energi fosil yang tidak terbarukan dan tidak ramah lingkungan," jelasnya.

Geothermal menuntut kondisi hutan yang terpelihara dengan baik, karena sangat tergantung pada suplai air.

"Geothermal sama sekali tidak mengeluarkan gas beracun seperti yang diisukan," tegas dia.

Menurut Aher Geothermal bukan barang baru di Jawa Barat. Jawa Barat adalah penghasil Geothermal terbesar di Indonesia.

"Geothermal yg selama ini sudah berjalan adalah di Gn Salak, Wayang Windu, Kawah Darajat, Kawah Kamojang, Karaha Bodas Patuha dan yang sedang proses di Tangkuban Parahu, Tampomas Sumedang dan Cisolok Sukabumi," jelasnya.



  ♞ Merdeka  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More