Poster gerakan penyelamatan kawasan bekas Kota Kerajaan Majapahit "Save Trowulan" di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, (8/11). Trowulan termasuk situs yang terancam di dunia menurut World Monument Fund (WMF), organisasi internasional yang bergerak di bidang pelestarian warisan budaya. ANTARA/Ismar Patrizki
Surabaya - Sebuah situs yang diduga candi ditemukan di tebing Bukit Bekel, sebelah Timur Gunung Penanggungan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Keberadaan candi ini terungkap setelah terjadi kebakaran hutan di Bukit Bekel sekitar dua pekan lalu.
Tempo menyaksikan penemuan candi baru yang berada di bawah tebing batu menjulang di lereng barat Bukit Bekel ketika mengikuti rombongan Penanggungan Archeological Trail. Rombongan ini mendaki dan meninjau candi-candi pasca-kebakaran Penanggungan, 4-5 November 2013.
Pendakian dimulai pada Senin malam sekitar pukul 22.00 WIB dari Universitas Surabaya Training Centre (UTC), Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Menurut pantauan Tempo di lokasi temuan, ditemukan beberapa struktur batu alam yang ditata secara rapi di bawah tebing batu. Terdapat pula teras berukuran kurang lebih 16 meter persegi. "Candi terbuat dari batu alam yang ditata rapi," kata Nigel Bullough, peneliti arkeologi berdarah Inggris yang telah memiliki nama Jawa, Hadi Sidomulyo, kepada Tempo. Hadi memastikan situs tersebut belum masuk dalam data 81 candi hasil penelitian Van Romondt pada 1951.
Surabaya - Sebuah situs yang diduga candi ditemukan di tebing Bukit Bekel, sebelah Timur Gunung Penanggungan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Keberadaan candi ini terungkap setelah terjadi kebakaran hutan di Bukit Bekel sekitar dua pekan lalu.
Tempo menyaksikan penemuan candi baru yang berada di bawah tebing batu menjulang di lereng barat Bukit Bekel ketika mengikuti rombongan Penanggungan Archeological Trail. Rombongan ini mendaki dan meninjau candi-candi pasca-kebakaran Penanggungan, 4-5 November 2013.
Pendakian dimulai pada Senin malam sekitar pukul 22.00 WIB dari Universitas Surabaya Training Centre (UTC), Desa Tamiajeng, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Menurut pantauan Tempo di lokasi temuan, ditemukan beberapa struktur batu alam yang ditata secara rapi di bawah tebing batu. Terdapat pula teras berukuran kurang lebih 16 meter persegi. "Candi terbuat dari batu alam yang ditata rapi," kata Nigel Bullough, peneliti arkeologi berdarah Inggris yang telah memiliki nama Jawa, Hadi Sidomulyo, kepada Tempo. Hadi memastikan situs tersebut belum masuk dalam data 81 candi hasil penelitian Van Romondt pada 1951.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.