Jakarta - Ketergantungan Indonesia terhadap impor barang
saat ini makin meningkat. Jadi saat ekonomi terguncang, dan nilai tukar
melemah, impor jadi makin mahal. Harusnya sejak lama persoalan
ketergantungan impor ini diselesaikan.
"Apa sajalah di Indonesia ini sekarang diimpor. Tidak diselesaikan dari dulu. Makin lama makin banyak ini impor," ujar Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Darmin Nasution dalam sambutannya saat diskusi terkait persiapan pertemuan WTO 9, di auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Pada kesempatan itu, Darmin menyampaikan soal pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2013 yang turun di bawah 6%, atau hanya mencapai 5,62%. Menurut Darmin, ini karena pemerintah tidak bisa mengelola perekonomian, dan mempersiapkan dampak gejolak dari ekonomi internasional.
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini mengatakan, harusnya sudah ada persiapan dari pemerintah untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi bisa tetap dijaga.
"Bagaimana sebenarnya kita menjawab dinamika yang kita ciptakan sendiri. Lama-lama pertumbuhan yang disalahkan. Ini padahal kita yang nggak bisa kelolanya. Awak tidak pandai menari jangan lantainya yang disalahkan," ungkap Darmin.(mkl/dnl)
"Apa sajalah di Indonesia ini sekarang diimpor. Tidak diselesaikan dari dulu. Makin lama makin banyak ini impor," ujar Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Darmin Nasution dalam sambutannya saat diskusi terkait persiapan pertemuan WTO 9, di auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (12/11/2013).
Pada kesempatan itu, Darmin menyampaikan soal pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III-2013 yang turun di bawah 6%, atau hanya mencapai 5,62%. Menurut Darmin, ini karena pemerintah tidak bisa mengelola perekonomian, dan mempersiapkan dampak gejolak dari ekonomi internasional.
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini mengatakan, harusnya sudah ada persiapan dari pemerintah untuk menjaga agar pertumbuhan ekonomi bisa tetap dijaga.
"Bagaimana sebenarnya kita menjawab dinamika yang kita ciptakan sendiri. Lama-lama pertumbuhan yang disalahkan. Ini padahal kita yang nggak bisa kelolanya. Awak tidak pandai menari jangan lantainya yang disalahkan," ungkap Darmin.(mkl/dnl)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.