Ancaman hacker Australia yang akan menyerang sejumlah situs milik pemerintah Indonesia ditanggapi serius oleh pemerintah. Ancaman ini keluar setelah aksi hacker Indonesia melumpuhkan beberapa situs negeri kanguru itu.
Sebagai respons atas ancaman itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan langsung meminta anak buahnya yakni seluruh perusahaan BUMN, untuk menjaga ketat situs dan sistem IT mereka masing-masing. Terlebih, situs dua perusahaan BUMN yakni Garuda Indonesia dan Angkasa Pura II sempat mendapat gangguan.
Instruksi Dahlan juga dijalankan oleh perbankan pelat merah. Sekretaris Perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI), Muhammad Ali mengaku, hingga saat ini pihaknya telah menerapkan sistem keamanan IT yang handal dan berlapis. Baik dari sisi aplikasi, koneksi, server maupun eksternal.
Ali mengaku, BRI sudah mempunyai firewall untuk mengantisipasi ancaman gangguan hacker. Tidak hanya hacker Australia tapi juga aksi nakal hacker negara lain.
"Kami tidak pernah ada penyadapan (serangan), Kita antisipasi dan lebih alert lagi bukan hanya hacker Australia tapi juga beberapa negara yang berpotensi mempunyai kelakuan sama," kata Ali ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Kamis (21/11) malam.
Hal serupa juga dilakukan Bank Negara Indonesia (BNI). Sekretaris BNI Tribuana Tunggadewi juga mengklaim telah memiliki sistem IT yang kuat demi menjaga kerahasiaan data nasabah maupun perusahaan. Selama ini pihaknya telah menerapkan sistem keamanan yang tinggi sesuai dengan perintah Bank Indonesia.
"Selama ini kita memperkuat data-data agar tidak ada kebocoran," saat dihubungi terpisah.
Dia menuturkan, sistem IT perbankan menjadi faktor utama yang diprioritaskan. Pihaknya juga selalu memperbarui sistem guna memperkuat IT.
"Setiap ada perkembangan, kami selalu memperbarui sistem IT. Kami selalu mengevaluasi sistem IT kami. Selama ini tidak ada kebocoran," tutupnya.(mdk/noe)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.