blog-indonesia.com

Rabu, 13 November 2013

4 Tahun RI Impor Listrik dari Malaysia Untuk Perbatasan Kalbar

http://images.detik.com/content/2013/11/12/1034/gardulistrik4.jpgJakarta -Pembelian listrik dari Malaysia sudah dilakukan Indonesia wilayah perbatasan di Kalimantan Barat. Bahkan impor listrik ini sudah dilakukan sejak 4 tahun lalu.

"Desa-desa yang persis di perbatasan Kalbar-Serawak (Malaysia) sudah impor listrik dari Serawak," kata Direktur Utama PT PLN (Persero) Nur Pamudji melalui pesan singkatnya kepada detikFinance, Selasa (12/11/2013).

"Listik di desa-desa perbatasan Kalbar dengan Serawak sudah pakai listrik dari Serawak sejak sekitar 4 tahun lalu," ungkap Nur.

Nur beralasan, impor listrik dari Malaysia tersebut karena biayanya lebih murah daripada PLN harus membangun pembangkit listrik tenaga diesel.

"PLN Kalbar membeli dari Serawak, didistribusikan ke desa-desa tersebut, saya tidak tahun persis berapa harganya, yang jelas lebih mudah dibandingkan diesel," tutupnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan menjelaskan, impor listrik ini tidak dilakukan selamanya. Karena PLN sedang membangun pembangkit listrik di perbatasan.

"PLTA di sana berlebih (Malaysia). Tinggal dipasang kabel dan mengirim ke sini (Wilayah Indonesia di Kalimantan) sambil kita membangun pembangkit. Itu lebih cepat (membeli)," ucap Dahlan.


Meskipun Indonesia membeli listrik dari Malaysia, namun Indonesia juga bakal menjual listrik ke Malaysia. Bahkan dilakukan dalam jumlah lebih besar. Penjualan ke Malaysia ini dilakukan melalui wilayah Kalimantan Timur dan Riau.

"Kita bikin pembangkit listrik. Kita beli dari Malaysia, kita jual ke Malaysia. Hidup rukun lah. Kita jual lebih besar. Itu dari Riau. Pembangunan dilakukan setelah perundingan sales," jelasnya.

Indonesia juga bakal menjual listrik untuk Papua Nugini. Penjualan ini dilakukan karena adanya kelebihan pasokan dari wilayah Papua (Indonesia).


RI Juga Bisa Ekspor Listrik

Beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Mini Gas (PLTMG) Sembakung dan kabel bawah laut Nunukan-Sebatik, di Kalimantan Timur, PLN yakin bisa mengekspor listrik ke Malaysia.

"Di Kalimantan Barat kita memang impor listrik dari Malaysia, tapi sebenarnya kita bisa saja ekspor listrik ke Malaysia," kata Direktur Operasi PLN Wilayah Indonesia Timur Vickner Sinaga.

Ia mengatakan dapat ekspor listrik ke Malaysia karena PLN pada 24 Oktober lalu sudah mengoperasikan PLTMG Sembakung dan kabel bawah laut dari Sembakung-Nunukan-Sebatik.

"Yang diperbatasan Kaltim oleh kita (PLN) seperti PLTMH di Long Bawan Krayan dan dengan pembangkit mini gas (PLTMG) di Nunukan dan Sebatik, pakai kabel laut Sembakung-Nunukan-Sebatik, kami telah operasikan pada 24 Oktober 2013," ungkapnya.

"Jadi dengan beroperasinya kedua proyek tersebut kita bisa ekspor listrik, sekali-sekali kita leading," tutupnya. 


RI Impor Listrik dari Malaysia, Ini Penjelasan Dahlan Iskan

http://images.detik.com/content/2013/11/12/1034/dahlan1.jpgMasyarakat Indonesia pada wilayah perbatasan Malaysia di Kalimantan, saat ini menikmati pasokan listrik dari Malaysia. Impor listrik ini dilakukan karena pasokan listrik Malaysia berlebih, sementara wilayah perbatasan Indonesia minim pasokan listrik.

Menteri BUMN Dahlan Iskan menjelaskan, impor listrik ini tidak dilakukan selamanya. Karena PT PLN (Persero) sedang membangun pembangkit listrik di perbatasan.

"PLTA di sana berlebih (Malaysia). Tinggal dipasang kabel dan mengirim ke sini (Wilayah Indonesia di Kalimantan) sambil kita membangun pembangkit. Itu lebih cepat (membeli)," ucap Dahlan di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (12/11/2013).

Meskipun Indonesia membeli listrik dari Malaysia, namun Indonesia juga bakal menjual listrik ke Malaysia. Bahkan dilakukan dalam jumlah lebih besar. Penjualan ke Malaysia ini dilakukan melalui wilayah Kalimantan Timur dan Riau.

"Kita bikin pembangkit listrik. Kita beli dari Malaysia, kita jual ke Malaysia. Hidup rukun lah. Kita jual lebih besar. Itu dari Riau. Pembangunan dilakukan setelah perundingan sales," jelasnya.

Indonesia juga bakal menjual listrik untuk Papua Nugini. Penjualan ini dilakukan karena adanya kelebihan pasokan dari wilayah Papua (Indonesia).(feb/dnl)



  detik  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More