Jakarta - Setelah memproduksi Kun Fayakuun, Pengejar Angin, Gending Sriwijaya, King of Rock City, dan Tak Sempurna, Dhoni Ramadhan kembali menggarap sebuah karya layar lebar, kali ini sebuah film animasi yang diberi titel Garuda Superhero. Dhoni pun mengklaim produksi layar lebar garapan Putaar Production dan Moestopo Production tersebut, sebagai film animasi superhero pertama Indonesia.
"Saya prinsipnya suka hal yang baru. Dari empat film dari rumah produksi saya Putaar Production, semua itu semakin membuat saya tertantang untuk kembali memproduksi film yang secara genre belum pernah ada di film Indonesia," ungkap Dhoni, di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu (20/11) siang.
Pria berkacamata ini mengaku penasaran untuk memproduksi film "pahlawan super" ini, agar tercipta nuansa lain dalam menghadirkan tontonan baru bagi pecinta film nasional. Khususnya, lanjut Dhoni, tontonan yang menarik bagi keluarga. "Film superhero dengan simbol tokoh Garuda, yang juga merupakan lambang negara kita, menurut saya akan sangat dekat dengan masyarakat ketika kita mendengar nama Garuda," Dhoni, menjelaskan.
Dengan kemasan animasi, Dhoni kembali menjatuhkan pilihan genre laga untuk film Garuda Superhero. Di sisi lain, eksekutif produser yang melalui film Pengejar Angin sukses meraih tiga nominasi Festival Film Indonesia 2011 ini berpendapat, kariernya di industri sinema tak pernah jauh dari film laga.
"Dalam produksi film sebelumnya, Pengejar Angin, film itu sudah memperlihatkan di hampir 50% adegan laga. Begitu juga di film sejarah Gending Sriwijaya yang secara full adegan laga dihadirkan dalam bentuk klasik. Maka di film Garuda Superhero ini pun, saya akan juga hadirkan laga. Bagi saya, adegan laga sudah sangat identik dengan film-film ber-genre hero, seperti film-film Hollywood pada umumnya," Dhoni, menjelaskan.
Dhoni, yang sejak tahun 1994 telah berkecimpung di industri film ini lantas merekrut X-Jo sebagai sutradara serta Tesadesrada Ryza sebagai produser pelaksana dari Garuda Superhero. X-Jo, kata Dhoni, memiliki mimpi serta idealisme yang sejalan dengan dirinya. Di lain sisi, X-Jo dicap sebagai sutradara yang sangat paham dengan teknik computer generated imagery alias CGI untuk penggarapan film animasi perdana Putaar Production ini.
"Di Indonesia kita sangat kekurangan sutradara yang sekaligus memahami teknik CGI. X-Jo, menurut saya, memiliki bakat yang besar di bidang itu. Ke depannya, saya berharap film Garuda Superhero ini akan melahirkan sutradara baru berbakat dari film yang ber-genre baru ini," papar Dhoni.
Dhoni berharap, Garuda Superhero --yang ditargetkan akan dirilis pada pertengahan tahun 2014-- dapat menjadi salah satu tontonan yang menarik dan dibanggakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak. "Akhirnya pun nanti anak-anak Indonesia bisa juga bangga memiliki sosok superhero di Indonesia, layaknya selama ini mereka mengagumi banyak sosok hero dari film-film Hollywood," pungkasnya.(EL)
"Saya prinsipnya suka hal yang baru. Dari empat film dari rumah produksi saya Putaar Production, semua itu semakin membuat saya tertantang untuk kembali memproduksi film yang secara genre belum pernah ada di film Indonesia," ungkap Dhoni, di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan, Rabu (20/11) siang.
Pria berkacamata ini mengaku penasaran untuk memproduksi film "pahlawan super" ini, agar tercipta nuansa lain dalam menghadirkan tontonan baru bagi pecinta film nasional. Khususnya, lanjut Dhoni, tontonan yang menarik bagi keluarga. "Film superhero dengan simbol tokoh Garuda, yang juga merupakan lambang negara kita, menurut saya akan sangat dekat dengan masyarakat ketika kita mendengar nama Garuda," Dhoni, menjelaskan.
Dengan kemasan animasi, Dhoni kembali menjatuhkan pilihan genre laga untuk film Garuda Superhero. Di sisi lain, eksekutif produser yang melalui film Pengejar Angin sukses meraih tiga nominasi Festival Film Indonesia 2011 ini berpendapat, kariernya di industri sinema tak pernah jauh dari film laga.
"Dalam produksi film sebelumnya, Pengejar Angin, film itu sudah memperlihatkan di hampir 50% adegan laga. Begitu juga di film sejarah Gending Sriwijaya yang secara full adegan laga dihadirkan dalam bentuk klasik. Maka di film Garuda Superhero ini pun, saya akan juga hadirkan laga. Bagi saya, adegan laga sudah sangat identik dengan film-film ber-genre hero, seperti film-film Hollywood pada umumnya," Dhoni, menjelaskan.
Dhoni, yang sejak tahun 1994 telah berkecimpung di industri film ini lantas merekrut X-Jo sebagai sutradara serta Tesadesrada Ryza sebagai produser pelaksana dari Garuda Superhero. X-Jo, kata Dhoni, memiliki mimpi serta idealisme yang sejalan dengan dirinya. Di lain sisi, X-Jo dicap sebagai sutradara yang sangat paham dengan teknik computer generated imagery alias CGI untuk penggarapan film animasi perdana Putaar Production ini.
"Di Indonesia kita sangat kekurangan sutradara yang sekaligus memahami teknik CGI. X-Jo, menurut saya, memiliki bakat yang besar di bidang itu. Ke depannya, saya berharap film Garuda Superhero ini akan melahirkan sutradara baru berbakat dari film yang ber-genre baru ini," papar Dhoni.
Dhoni berharap, Garuda Superhero --yang ditargetkan akan dirilis pada pertengahan tahun 2014-- dapat menjadi salah satu tontonan yang menarik dan dibanggakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak. "Akhirnya pun nanti anak-anak Indonesia bisa juga bangga memiliki sosok superhero di Indonesia, layaknya selama ini mereka mengagumi banyak sosok hero dari film-film Hollywood," pungkasnya.(EL)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.