PHOENIX— Pelajar Indonesia dari SMA Tarsisius 1 Jakarta meraih penghargaan ISEF 2013 Special Award Organization dari Consortium for Ocean Leadership untuk karya bertajuk Having Fun Learning about Coral.
Tim SMA Tarsisius 1 Jakarta yang terdiri dari Jovita Nathania, Rosinta Handinata, dan Maria Christina Yolenta Lestari membuat metode baru pembelajaran soal terumbu karang secara unik dan menyenangkan bagi para anak muda dengan memodifikasi permaian kartu uno.
Atas kreativitas mereka, Consortium for Ocean Leadership, sebuah lembaga non-profit di Washington DC, yang menaungi 102 institusi riset kelautan di Amerika Serikat mengganjar dengan penghargaan sebagai salah satu proyek kepedulian kelautan terbaik dalam Intel International Science and Engineering Fair (ISEF) 2013 Special Award Organization dengan hadiah senilai US$1.000.
Penghargaan ini diserahkan Kamis (16/5) malam waktu setempat. Selain penghargaan ini, pada Jumat (17/5) pagi akan diumumkan peraih Intel ISEF Grand Award, yang berhak meraih hadiah US$75.000.
Saat ditemui Bisnis.com, Jovita menyebutkan Indonesia terletak di segitiga karang dunia. yang memiliki peran penting bagi ekosistem global dan perubahan cuaca. Namun, sekitar 31,5% dari karang Indonesia telah rusak, terutama disebabkan oleh aktivitas manusia.
Repotnya, pemerintah kurang memperhatikan pendidikan kelautan, hanya sedikit yang memiliki kurikulum dengan topik kelautan dan materi pendidikan pun terbatas bagi anak-anak sekolah belajar mengenai kelautan.
“Ini mengapa perlu cara yang kreatif menciptakan kesadaran melestarikan laut di kalangan anak-anak sekolah untuk melengkapi bahan pelajaran sekolah yang ada,”ujarnya.
Berdasarkan kenyataan itu, serta kegemaran mereka bertiga bermain kartu maka akhirnya tercipta permainan kartu yang berisikan aneka informasi mengenai terumbu kerang.
“Ini modifikasi dari kartu uno yang banyak digemari anak-anak. Jadi, sosialisasi soal terumbu karang ini akan mudah dilakukan,”kata Jovita.
Selain tim dari SMA Tarsisius tersebut, Indonesia juga diwakili oleh Hani Devinta Sari dari SMA 63 Jakarta, yang meneliti manfaat ekstrak bunga telang sebagai bahan pembuatan indikator penguji zat formalin dalam makanan. Selain itu juga M. Imadudin Siddiq, pelajar SMIT Insantama Bogor yang melakukan penelitian pemanfaatan cangkang telur sebagi materi wadah makanan yang anti-semut. (JIBI/nj)
Tim SMA Tarsisius 1 Jakarta yang terdiri dari Jovita Nathania, Rosinta Handinata, dan Maria Christina Yolenta Lestari membuat metode baru pembelajaran soal terumbu karang secara unik dan menyenangkan bagi para anak muda dengan memodifikasi permaian kartu uno.
Atas kreativitas mereka, Consortium for Ocean Leadership, sebuah lembaga non-profit di Washington DC, yang menaungi 102 institusi riset kelautan di Amerika Serikat mengganjar dengan penghargaan sebagai salah satu proyek kepedulian kelautan terbaik dalam Intel International Science and Engineering Fair (ISEF) 2013 Special Award Organization dengan hadiah senilai US$1.000.
Penghargaan ini diserahkan Kamis (16/5) malam waktu setempat. Selain penghargaan ini, pada Jumat (17/5) pagi akan diumumkan peraih Intel ISEF Grand Award, yang berhak meraih hadiah US$75.000.
Saat ditemui Bisnis.com, Jovita menyebutkan Indonesia terletak di segitiga karang dunia. yang memiliki peran penting bagi ekosistem global dan perubahan cuaca. Namun, sekitar 31,5% dari karang Indonesia telah rusak, terutama disebabkan oleh aktivitas manusia.
Repotnya, pemerintah kurang memperhatikan pendidikan kelautan, hanya sedikit yang memiliki kurikulum dengan topik kelautan dan materi pendidikan pun terbatas bagi anak-anak sekolah belajar mengenai kelautan.
“Ini mengapa perlu cara yang kreatif menciptakan kesadaran melestarikan laut di kalangan anak-anak sekolah untuk melengkapi bahan pelajaran sekolah yang ada,”ujarnya.
Berdasarkan kenyataan itu, serta kegemaran mereka bertiga bermain kartu maka akhirnya tercipta permainan kartu yang berisikan aneka informasi mengenai terumbu kerang.
“Ini modifikasi dari kartu uno yang banyak digemari anak-anak. Jadi, sosialisasi soal terumbu karang ini akan mudah dilakukan,”kata Jovita.
Selain tim dari SMA Tarsisius tersebut, Indonesia juga diwakili oleh Hani Devinta Sari dari SMA 63 Jakarta, yang meneliti manfaat ekstrak bunga telang sebagai bahan pembuatan indikator penguji zat formalin dalam makanan. Selain itu juga M. Imadudin Siddiq, pelajar SMIT Insantama Bogor yang melakukan penelitian pemanfaatan cangkang telur sebagi materi wadah makanan yang anti-semut. (JIBI/nj)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.