Jakarta - Papua
New Guinea (PNG) dalam waktu dekat ini berencana menjajaki hubungan
kerja sama dalam bidang energi dengan Indonesia. Secara resmi,
penjajakan tersebut akan dilakukan dalam bentuk penandatanganan
nota kesepahaman yang akan dilakukan oleh Perdana Menteri Papua Nugini
Peter O'Neill dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Juni
mendatang.
"Dari komunikasi yang ada, di perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini disinyalir terdapat kandungan oil, gas, mineral yang banyak, tetapi baru sedikit yang dieksplorasi," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik dalam konferensi pers di kantornya, Selasa, 21 Mei 2013.
Jero menambahkan, kedua negara memiliki rencana untuk bersama-sama melakukan joint exploration guna mengembangkan kawasan perbatasan. "Kerja sama ini menimbulkan dua impact. Pertama, lebih mudah (efisien) secara ekonomi. Kedua, memberikan keamanan di daerah perbatasan," ujar Jero.
Kendati demikian, untuk mencapai kerja sama pengembangan di bidang energi, kedua negara lebih dulu harus bersama-sama membangun infrastruktur jalan untuk meningkatkan akses transportasi di daerah perbatasan. "Tadi dibicarakan untuk membuat jalan sepanjang 200 kilometer dari utara Papua (Jayapura) ke selatan," ujarnya. Juga kerja sama di bidang kelistrikan dan menggandeng PT Pertamina (persero).
Menteri Badan Usaha Milik Negara Papua Nugini Ben Micah mengatakan, pertemuan yang akan dilakukan pada 17-18 Juni mendatang merupakan tindak lanjut dari diskusi yang telah dilakukan SBY dan Peter O' saat Bali Democracy Forum tahun lalu. "Ini upaya untuk mengembangkan area perdagangan, area bisnis, area pertukaran kebudayaan di antara kedua negara tetangga yang selama ini belum pernah dilakukan," ucap Micah.
Micah membenarkan selama ini cadangan mineral dan hidrokarbon yang ada di dua negara belum dijalin dengan kerja sama resmi. Padahal, sejumlah perusahaan besar, seperti ExxonMobil, Total, dan Shell, sudah melakukan eksplorasi minyak dan gas di wilayah perbatasan Papua Nugini. "Dengan ExxonMobil kami akan mulai menyuplai LNG pada Maret tahun depan ke Jepang, Korea Utara, dan Cina," ujarnya.
Papua Nugini juga berencana membicarakan kemungkinan membuka penerbangan langsung dari Jakarta dan Bali, dan dari Timika, Merauke. Dengan demikian, banyak orang Indonesia berkunjung ke Papua Nugini dan sebaliknya," ujarnya. "Intinya, kerja sama yang bisa menjalin hubungan yang lebih baik antara kedua negara untuk sekarang dan masa depan."
"Dari komunikasi yang ada, di perbatasan antara Indonesia dan Papua Nugini disinyalir terdapat kandungan oil, gas, mineral yang banyak, tetapi baru sedikit yang dieksplorasi," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik dalam konferensi pers di kantornya, Selasa, 21 Mei 2013.
Jero menambahkan, kedua negara memiliki rencana untuk bersama-sama melakukan joint exploration guna mengembangkan kawasan perbatasan. "Kerja sama ini menimbulkan dua impact. Pertama, lebih mudah (efisien) secara ekonomi. Kedua, memberikan keamanan di daerah perbatasan," ujar Jero.
Kendati demikian, untuk mencapai kerja sama pengembangan di bidang energi, kedua negara lebih dulu harus bersama-sama membangun infrastruktur jalan untuk meningkatkan akses transportasi di daerah perbatasan. "Tadi dibicarakan untuk membuat jalan sepanjang 200 kilometer dari utara Papua (Jayapura) ke selatan," ujarnya. Juga kerja sama di bidang kelistrikan dan menggandeng PT Pertamina (persero).
Menteri Badan Usaha Milik Negara Papua Nugini Ben Micah mengatakan, pertemuan yang akan dilakukan pada 17-18 Juni mendatang merupakan tindak lanjut dari diskusi yang telah dilakukan SBY dan Peter O' saat Bali Democracy Forum tahun lalu. "Ini upaya untuk mengembangkan area perdagangan, area bisnis, area pertukaran kebudayaan di antara kedua negara tetangga yang selama ini belum pernah dilakukan," ucap Micah.
Micah membenarkan selama ini cadangan mineral dan hidrokarbon yang ada di dua negara belum dijalin dengan kerja sama resmi. Padahal, sejumlah perusahaan besar, seperti ExxonMobil, Total, dan Shell, sudah melakukan eksplorasi minyak dan gas di wilayah perbatasan Papua Nugini. "Dengan ExxonMobil kami akan mulai menyuplai LNG pada Maret tahun depan ke Jepang, Korea Utara, dan Cina," ujarnya.
Papua Nugini juga berencana membicarakan kemungkinan membuka penerbangan langsung dari Jakarta dan Bali, dan dari Timika, Merauke. Dengan demikian, banyak orang Indonesia berkunjung ke Papua Nugini dan sebaliknya," ujarnya. "Intinya, kerja sama yang bisa menjalin hubungan yang lebih baik antara kedua negara untuk sekarang dan masa depan."
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.